Kebutuhan daging di Indonesia sangat banyak dan terus
meningkat setiap tahunnya. Daging terdiri dari protein, asam
amino, air mineral, lemak, asam lemak, serta sedikit karbohidrat
dan vitamin lainya. Pencampuran daging antara daging sapi dan
babi hutan sering dilakukan oleh penjual daging hanya untuk
mendapatkan keuntungan tambahan karena daging babi hutan
lebih murah dari pada daging sapi. Penipuan daging pada
dasarnya dilakukan oleh produsen atau penjual daging yang
tidak jujur untuk meningkatkan keuntungan penjualan.
Convolutional Neural Network atau di kenal sebutan convNets
merupakan metode untuk memproses suatu data dalam bentuk
beberapa array, seperti contohnya yaitu gambar berwarna yang
terdiri, dari tiga array 2D yang menggandung intensitas piksel
dalam tiga warna. Tujuan penelitian ini digunakan untuk
mengidentifikasi daging ruminansia dan babi hutan dengan
menggunakan Convolution Neural Network. Variasi sampel
yang digunakan 500 data (validasi-testing) dan 100 data training
dengan pengambilan sampel menggunakan Wifi Digital
Microscope. Hasil akurasi validasi pada arsitektur GoogLeNet menggunakan optimizier adam learning rate 0.0001 dengan
akurasi sebesar 98,83% dan adam learning rate 0.0005 dengan
akurasi sebesar 98,50%. Sedangkan pada Inception V3 akurasi
validasi memiliki model terbaik RmsProp leaning rate 0.0001
dengan akurasi sebesar 100% dan adam learning rate 0.0005
dengan akurasi sebesar 99,62%. Sedangkan hasil akurasi data
testing pada arsitektur GoogLeNet menggunakan optimizier
adam learning rate 0.00005 dengan akurasi sebesar 50%,
sementara pada Inception V3 menggunakan optimizier
RmsProp learning rate 0.00005 mendapatkan akurasi sebesar
54,5%. Penggunaan Wifi Digital Microscope menggunakan
dalam CNN mampu untuk mengklasifikasinya daging pada
daging kerbau, daging sapi, daging kambing dan daging babi
hutan