Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri siswa dengan hasil belajar IPA serta menguji hubungan kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri siswa dengan hasil belajar IPA pada siswa SD kelas III di gugus I Kecamatan Enrekang Kelurahan Galonta Kabupaten Enrekang tahun ajaran 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas III di gugus I Kecamatan Enrekang Kelurahan Galonta Kabupaten Enrekang sebanyak 430 siswayang terdiri dari 7 sekolah. Subjek dalam penelitian sebanyak 140 siswa. 30 siswa digunakan sebagai uji coba sedangkan 110 orang digunakan sebagai sampel. Strategi pengambilan sampel menggunakan metode purposive yaitu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan subjek sesuai dengan tujuan penelitiani. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hunungan kemampuan berfikir kritis dan regulasi diri dalam meningkat hasil belajar IPA siswa SD kelas III di gugus I Kecamatan Enrekang Kelurahan Galonta Kabupaten Enrekan

Mutmainnah, Mutmainnah

English

OJS (Muhammadiyah University of Enrekang)

  27  HUBUNGAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN REGULASI DIRI DENGAN HASIL BELAJAR IPA   Mutmainnah Mutmainnah STKIP Muhammadiyah Enrekang   ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri siswa dengan hasil belajar IPA serta menguji hubungan kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri siswa dengan hasil belajar IPA pada siswa SD kelas III di gugus I Kecamatan Enrekang Kelurahan Galonta Kabupaten Enrekang tahun ajaran 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas III di gugus I Kecamatan Enrekang Kelurahan Galonta Kabupaten Enrekang sebanyak 430 siswayang terdiri dari 7 sekolah. Subjek dalam penelitian sebanyak 140 siswa. 30 siswa digunakan sebagai uji coba sedangkan 110 orang digunakan sebagai sampel. Strategi pengambilan sampel menggunakan metode purposive yaitu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan subjek sesuai dengan tujuan penelitiani. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hunungan kemampuan berfikir kritis dan regulasi diri dalam meningkat hasil belajar IPA siswa SD kelas III di gugus I Kecamatan Enrekang Kelurahan Galonta Kabupaten Enrekang  Kata kunci: Regulasi diri; siswa; berfikir kritis.   a. Latar Belakang            Salah satu yang dipertimbangkan oleh strategi pembelajaran konstruktivisme bagi siswa ialah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir evaluatif yang memperlihatkan kemampuan orang dalam melihat kesenjangan antara kenyataan dan kebenaran dengan mengacu kepada hal- hal ideal, mampu menganalisis dan mengevaluasi serta mampu membuat tahapan- tahapan pemecahan masalah, mampu menerapakan bahan- bahan yang telah dipelajari dalam bentuk perilaku sehari- hari di sekolah, di rumah maupun kehidupan bermasyarakat sesuai dengan norma- norma yang berlaku. Kemampuan berpikir kritis telah menjadi tujuan atau tuntunan dari semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPA. Artinya, ketika siswa mempelajari   28  IPA, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dimana keterampilan ini dapat digunakan dalam menghadapi kehidupan yang kompleks. Selain berpikir kritis sebagai pertimbangan hasil belajar yang berkualitas, kondisi psikologis siswa juga sangat penting peranannya. Kemampuan siswa dalam mengatur dirinya sendiri atau yang dikenal dengan regulasi diri perlu dikembangkan sebagai sesuatu yang melekat didalam diri setiap pembelajar, dengan demikian siswa akan memonitor sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan ini bias jadi tujuan akademik (menigkatkan pemahaman dalam membaca, menjadi penulis yang baik, belajar perkalian, mengajukan pertanyaan yang relevan). Atau tujuan sosioemosional (mengontrol kemarahan, belajar akrab dengan teman sebaya.             Para behavioris kognitif merekomendasikan agar murid menigkatkan prestasi mereka dengan cara memonitor dirinya sendiri. Hal ini bermaksud bahwa para peneliti telah menemukan murid berprsetasi tinggi seringkali merupakan pelajar yang juga belajar mengatur dirinya sendiri.  Regulasi diri dalam belajar merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan belajar dengan mengaktifkan dan memperthankan pikiran, perilaku dan emosi. Sehingga dapat dipahami bahwa dengan melakukan regulasi diri, siswa menentukan tujuan yang lebih spesifik dan lebih sistematis dalam mengevaluasi kemajuan mereka sendiri. Regulasi diri dalam belajar juga merupakan kemampuan individu yang aktif secara metakognitif yang mempunyai dorongan untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Agar siswa dapat menegmbangkan regulasi diri dalam pembelajaran, para siswa membutuhkan beberapa control terhadap berbagai proses dan hasil pembelajaran itu, opera guru dapat membantu dengan melibatkan para siswa dalam mengevaluasi beberapa proses, hasil, dan kemajuan pembelajaran mereka. Jadi salah satu tujuan pengajaran mestinya adalah membebaskan siswa dari kebutuhan mereka akan guru, sehingga mereka dapat terus belajar secara mandiri sepanjang hidup, siswa harus menjadi seorang self regulated learner. Teraplikasinya self regulated learner memberikan kombinasi keterampilan belajar akademik dan pengendalian diri yang membuat pembelajarnya terasa lebih mudah,   29  Peningkatan kemampuan berpikir kritis anak usia dini melalui metode eksperimen Paedagogik SainsPsikologiSosiologisehinggah mereka lebih termotivasi. Dengan kata lain, mereka memiliki skill (keterampilan) dan will (keamuan) untuk belajar.            Pentingnya penguasaan pembelajaran IPA untuk pencapaian hasil belajar yang baik bagi anak, maka penelitian ini mengkaji tentang kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri yang dapat secara berbeda membawa pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kedua factor yang memengaruhi peserta didik, yaitu kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas III di sekolah dasar. Penelitian ini dianggap perlu untuk dilakukan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah- masalah yang terjadi dalam proses belajar. Dengan memperhatikan bahwa setiap peserta didik sebagai individu unik tentu memiliki keberagaman dalam tingkat kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri  Metode Penelitian        Data dihubungkan yakni kemampuan berpikir kritis dan regulasi diri dengan hasil belajar IPA dapat dikaji dari pendekatan multidisipliner yang memiliki keterkaitan dengan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, paedagogik, sains dan sosiologi, seperti bagan dibawah ini :                 30   Bagan 1 : Pendekatan Multidisipliner Berdasarkan pada bagan 1 dapat dijelaskan sebagai berikut : kajian dari sudut pandang paedagogik, menurut Hoogveld dalam Sadulloh (2010:2) paedagogik merupakan ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan tertentu yaitu supaya anak mampu menyelesaikan tugas hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa melalui metode eksperimen mempunyai tujuan untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk membuktikan suatu objek, kedaan atau sebuah proses mulai dari mengamati proses, melakukan penganalisisan, dan menmarik kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan.   Pembahasan dan Hasil Penelitian           Berpikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berpikir yang harus dibangun pada siswa sehingga menjadi suatu watak atau kepribadian yang terpatri dalam kehidupan siswa untuk memecahkan segala persoalan hidupnya dengan cara mengidentifikasi setiap informasi yang diterimanya lalu mampu untuk mengevaluasi dan kemudian menyimpulkannya secara sistematis lalu mampu mengemukakan pendapat dengan cara yang terorganisasi. Sedangkan regulasi diri adalah suatu upaya siswa aktif untuk   31  mengembangkan pengetahuan yang didapat dengan menggunakan cara-cara yang relevan dan tidak terbatas hanya pada materi pelajaran yang didapat siswa dari lingkungan sekolah.  Yaumi dan Ibrahim ( 2014; 69) yang menyatakan bahwa berpikir kritis dapat diajarkan pada kelas- kelas rendah . Berdasarkan pendapat tersebut kemampuan berpikir kritis dapat dibelajarkan untuk anak usia dini dengan metode pembelajaran yang melibatkan anak secara langsung, menggunakan media yang konkrit karena anak usia dini belajar dari hal- hal yang kongkrit. Dengan penggunaan metode pembelajaran dan media yang kongkrit anak- anak akan mendapatkan pemahaman yang real.  Kajian dari sudut pandang yang sosiologi, menurut siti dan sukardi dalam Haryanto dan Nugrohadi (2011: 83) merupakan ilmu yang mempelajari hubungan social antar sesama manusia  (individu dan individu), antar individu dan ide sosial. Dengan dddemikian melalui metode eksperimen membantu anak untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan social yang dimilikinya, seperti: anak belajar bekerjasama dengan temannya, hal ini terlihat dalam percobaan ringan dalam permainan pasar- pasaran. Dalam metode eksperimen, anak terlihat aktif dalam kegiatan percobaan sehingga mendoong anak untuk melakukan interaksi dengan limgkungannya, melalui interaksi ini anak dapat membangun konsep dan pengetahuannya. Dengan penyediaan pengalaman belajar langsung ini, kekuatan intelektual anak menjadi terlatih dengan seringnya mengamati, kemampuan berpikir kritis anak akan berkembang. Kajian dari sudut pandang psikologi, Suryani dan Widyasih mengatakan psikologi adalah ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas- aktivitas dimana tingkah laku serta aktivitas- aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan (motorik, kognitif dan emosional). Seorang anak anak belajar dengan baik dan bermakna bila anak merasa nyaman. Metode eksperimen adalah metode yang melibatkan anak secara aktif, dikemas dalam suasana  bermain sehingga memberikan rasa senang kepada anak. Anak tidak takut untuk melakukan percobaan. Selain itu anak belajar mengendalikan rasa takut, dan malu untuk bercerita di depan teman- temannya. Selain itu juga anak belajar untuk mengendalikan emosinya untuk belajar sabar karena di dalam melakukan eksperimen ada beberapa tahapan yang harus dilakukan anak sebelum   32  anak menemukan hasil percobaannya. Dengan demikian melalui stimulasi memberikan kontribusi yang sangat besar dalam prkembangan kemampuan berpikir kritis anak melalui suasana yang kondusif dan metode yang tepat mampu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak.  Kesimpulan Kajian dari sudut pandang sains, berdasarkan hal tersebut bahwa melalui metode eksperimen tidak hanya mampu mengembangkan kemampuan berpikir nya tetapi dengan media- media yang kongkrit, anak mampu mengenal benda- benda yang ada dilingkungannya. Pembelajaran sains memberi kesempatan kepada anak untuk belajar secara langsung mengenali objek disekitar lingkungannya. Melalui keaktifan anak mampu mengola kesan (hasil) pengamatan menjadi suatu pengetahuan. Salah satu fungsi dari pengajaran sains dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk berpikir logis, rasional, analitis dan kritis serta dapat berkontribusi secara signifikan dalam pembentukan potensi anak. Pengembangan kemampuan berpikir kritis harus dilakukan melalui pembelajaran sains yang kondusif melalui metode eksperimen, anak akan belajar mengenali lebih banyak objek atau lingkungannya.  Daftar Pustaka Ahmadi, H. Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar. Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991 Akhwan, Muzhaffar. dalam Muslih USA dan Aden Wijdan SZ (ed), Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial. Yogyakarta : Aditya, 1997. Arifin, H. M. Pokok-pokok Pikiran tentang Bibingan dan Penyuluhan Agama; di Sekolah dan di Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1976 Arifin, H.M dan Etty Kartikawati, Materi Pokok Bimbingan dan Konseling (Cet. II; Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1992 Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Cet. I, Jakarta : Rineka Cipta, 1990 .   33                 . Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Cet. II, Jakarta: Rajawali Pers, 1990.                . Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Cet. IX; Jakarta: Renika Cipta, 1993. Ashaf, Ali. Horison Baru penddikan Islam. Jakarta; Pustaka Firdaus, 1989. Bastama, Hanna Djumhana. Integrasi Psikologi dengan Islam. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Djamarah, Saiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Cet. I; Surabaya: Usaha Nasional, 1994.                 . 1996. Strategi Belajar Mengajar. Cet.I; Jakarta:  PT. Rineka Cipta, 1996 . Djumhur dan Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu, 1975. Fadjar, A. Malik. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Cet I; Bogor : Mizan, 1998. Getteng, H. Abd. Rahman. “Staregi Penerapan Pendidikan Islam dalam Lingkungan Rumah Tangga”, Lentera Akademika, Edisi III. Makassar: Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin, 2001. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Cet. XX; Yogyakarta: Audiofser, 1987. Langgulung, Hasan. Azas-Azas Pendidikan Islam. Cet. II; Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992. Mappanganro, H. “Peranan Pendidikan Islam dalam Pembentukan Manusia Indonesia Seutuhnya”, Warta Alauddin, No. 72, Oktober 1995. Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Cet. VIII: Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1989. Muhaimin dan abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung : Trigenda Karya, 1993. Partowisastro, H. Koestoer. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah-sekolah. Jakarta: Erlangga, 1983. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta: Kalam Mulia, 1994 . Roestiyah, N.K.. Strategi Belajar Mengajar. Cet: III, Jakarta, Bina Aksara, 1991.   34  Saridjo, Marwan. Bunga Rampai Pendidikan Islam. Cet. II; Jakarta: Amissco, 1996. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Bina Aksara, 1986. Sudirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press, 2000 Sujana, Metode Statistik. Cet. I; Bandung: Tarsito, 1984. Sukardi, Dewa Ketut. Organisasi Administrasi Bimbungan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional, 1983. Surakhmad, Winardo. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaranya. Bandung: Tarsito, 1990. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Cet. II; Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2003. Tim Fokusmedia, Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Cet. I; Bandung: Fokusmedia, 2003. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi II; Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka, 1991. Wlodkowski, Raymond J dan Judith H. Jaynes. Eager to Learn, diterjemahkan oleh M. Chairul Annam dengan judul, Motivasi Belajar. Jakarta: Cerdas Pustaka. 2004 

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN REGULASI DIRI DENGAN HASIL BELAJAR IPA

https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/download/309/143

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN REGULASI DIRI DENGAN HASIL BELAJAR IPA

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

OJS (Muhammadiyah University of Enrekang)