ANALISIS PERBEDAAN PEPSIN, TRIPSIN, ASAM EMPEDU DAN HELICOBAKTER PYLORI PADA SALIVA PENDERITA REFLUKS LARINGOFARING DAN NON REFLUKS LARINGOFARING

Abstract

Refluks laringofaring (RLF) adalah aliran balik cairan lambung dan atau duodenum ke laring, faring, trakea dan bronkus. Cairan tersebut berkontak dengan saluran napas dan cerna (aerodigestive) bagian atas. Helicobacter pylori, pepsin, tripsin, dan asam empedu memainkan peranan yang sangat penting sebagai penyebab terjadinya gangguan akibat refluks cairan lambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar pepsin, tripsin, asam empedu, serta H. Pylori pada saliva pasien sebagai penanda refluks laring faring. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control. Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL RSUP. Dr. M. Djamil Padang, Indonesia. Dilakukan pemeriksaan PCR di laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada sampel saliva untuk mendeteksi keberadaan H.Pylori menggunakan PCR dan kadar pepsin, tripsin, dan asam empedu menggunakan metode ELISA. Penelitian dilakukan pada 22 orang pasien RLF dan 22 orang subjek kontrol sehat. Dari hasil penelitian, penderita RLF lebih banyak terjadi pada perempuan, yaitu sebanyak 12 orang, sedangkan laki-laki 10 orang dengan usia rata-rata penderita RLF 43.7±12,07 tahun. H. pylori ditemukan pada penderita RLF sebanyak 86,4%, sedangkan pada kelompok non RLF adalah 50%. Pada kelompok RLF, kadar pepsin, tripsin, dan asam empedu di saliva lebih tinggi dibandingkan kelompok non RLF, dengan rata-rata kadar pepsin RLF 20.11± 9.76 ng/mL, kadar tripsin dengan rerata 103.15± 47.69 µg/mL, dan kadar asam empedu pada saliva pasien RLF dengan rerata 25.08± 7.67 µM. Dari hasil analisis secara statistik, didapatkan kadar asam empedu dan H. pylori bermakna untuk mendiagnosis RLF, dengan masing-masing p value yaitu 0,015 dan 0,010. Penelitian ini menyimpulan bahwa kadar asam empedu dan keberadaan H. pylori pada saliva pasien dapat digunakan untuk mendiagnosis RLF, sedangkan enzim pepsin dan tripsin tidak bermakna dalam mendiagnosis RLF

    Similar works