Wilayah Indonesia terdiri dari kurang lebih 70% lautan yang kaya akan
berbagai jenis sumber keragaman hayati. Salah satunya adalah rumput laut yang
merupakan komoditas perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan
didaerah pesisir yang mempunyai nilai penting bagi masyarakat Indonesia. Rumput
laut jenis Eucheuma cottonii doty atau Kapaphycus alvarezzii merupakan jenis yang
banyak dibudidayakan diperairan pulau Nunukan dengan menggunakan metode
long line dengan membentangkan tali sepanjang 25m lalu diikatkan pada pondasi
apung guna menahan rentangann tali yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat
bibit rumput laut. permasalahan yang sering terjadi disana yaitu hasil panen
gagal/rusak dikarenakan daerah perairan yang kurang layak, terjadi gesekan antara
para nelayan dengan petani rumput laut yang disebabkan oleh aktivitas budidaya
rumput laut yang mengganggu aktivitas penangkapan ikan dan menghalangi akses
transportasi karna penanaman yang dilakukan pada jalur penyeberagan atau
perlintasan kapal dan speed boat.
Untuk mendapatkan area yang berpotensi sebagai tempat budidaya rumput
laut dilakukan melalui perhitungan algoritma sebagai penduga dari data yang
didapatkan dilapangan berupa Arus, Salinitas, pH, Kecerahan, Total Suspended
Solid (TSS), Oksigen Terlarut dan Suhu terhadap citra landsat 8 dan Sentinel-2.
Dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan bobot dari tiap masing�masing parameter serta dilakukan analisis SIG untuk menghasilkan area yang
berpotensi budidaya rumput laut lalu disesuaikan dengan peta Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (RZWP3K).
Dari hasil pengolahan, didapatkan parameter SPL dengan kelas 24-30oC.
Paremeter oksigen terlarut dengan kelas >7 mg/l. Parameter salinitas dengan kelas
>25, 25-28 dan 28-34. Parameter TSS dengan kelas >25 dan 25-80. Parameter pH
dengan kelas 6,5-8,5. Parameter arus dengan kelas 10-25 dan 25-40. Parameter
kecerahan 3-5 m. setelah melakukan overlay tiap parameter, didapatkan 3 kelas
pada peta potensi budidaya rumput laut. Kelas sangat sesuai dengan luasan
41994,349 ha, kelas sesuai denga luasan 25501,814 ha dan kelas tidak sesuai
dengan luasan 1289,592 ha yang tersebar dilautan Pulau Nunukan. Setelah itu
dilakukan proses overlay antara peta potensi budidaya rumput laut dengan peta
RZWP3K didapatkan hasil kelas sangat sesuai dengan luas 10930,911 ha dan kelas
sesuai 4747,566 ha terhadap kawasan budidaya rumput laut yang ada pada peta
RZWP3K