Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pertolongan pertama pada fraktur. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, dan praktik. Pada kegiatan ini masyarakat diberikan materi terkait pertolongan pertama pada fraktur, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi. Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan, kemudian dilakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan dan diminta untuk melakukan demonstrasi ulang terkait langkah-langkah pertolongan pertama pada patah tulang. Selain mendapatkan penyuluhan, masyarakat juga diberikan leaflet untuk dibawa pulang, sehingga dapat diperagakan saat dirumah

Deli, Hellena

Erwin, Erwin

Huda, Nurul

Karim, Darwin

English

UMMAT Scientific Journals (Universitas Muhammadiyah Mataram)

 Vol 2 No 3 Desember (2022) Hal. 145-152             TRANSFORMASI : JURNAL  PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Email: j.transformasi@ummat.ac.id http://journal.ummat.ac.id/index.php/transformasi/index ISSN: 2797-5940 (Online), ISNN: 2797-7838 (Print) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram Jln. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, NTB (83115)  145  Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Tentang Pertolongan Pertama Pada Fraktur  Increasing Community’s Knowledge And Skill About The First Aid Fractures   1Erwin,2Nurul Huda, 3Darwin Karim, 4Hellena Deli 1,2,3,4 Fakultas Keperawatan Universitas Riau Erwin.e@lecturer.unri.ac.id    Abstrak Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pertolongan pertama pada fraktur.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, dan praktik. Pengabdian dilaksanakan pada kader kesehatan dan masyarakat di kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai dengan jumlah peserta yang hadir 30 orang. Sebelum penyuluhan dimulai, masyarakat diberikan kuesioner untuk melihat pengetahuan sebelum dilakukan peyuluhan, kemudian diberikan materi terkait pertolongan pertama pada fraktur dan dilanjutkan dengan demonstrasi. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat terkait pemberian pertolongan pertama pada kasus patah tulang. Diharapkan setelah kegiatan ini masyarakat mampu melakukan pertolongan pertama pada korban patah tulang secara mandiri.   Kata Kunci: Fraktur; Pertolongan Pertama; Peningkatan Pengetahuan    Abstract   This activity aims to increase the knowledge and skills of the community in first aid for fractures. This community service activity is carried out using the lecture method, question-and-answer discussions, and practice. The service was carried out for health and community cadres in the Maharatu sub-district, Marpoyan Damai District, with 30 participants present. Before the counseling started, the community was given a questionnaire to see the knowledge of the community, then the community was given material related to first aid for fractures and a demonstration of how to manage it. The results of this activity indicate that there has been an increase in public knowledge regarding the provision of first aid in cases of fractures. It is hoped that after this activity the community will be able to independently perform first aid for fracture victims. Key word: fracture; fisrt aid; knowledge improvement    Submited : 15-09-2022, Revision : 02-12-2022, Accepted : 07-12-2022           146  PENDAHULUAN Kegawatan adalah suatu kondisi mengancam jiwa yang membutuhkan pertolongan yang tepat, cepat, dan akurat. Bila tidak dapat mengakibatkan kecatatan atau kematian. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan juga terjadi pada daerah yang dijangkau oleh petugas kesehatan atau tim penolong, sehingga pada kondisi tersebut peran serta masyarakat untuk membantu korban sebelum ditangani oleh petugas kesehatan menjadi sangat penting (Sudiharto & Sartono, 2011).  Pada tahun 2018, World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 5,6 juta orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan 1,3 juta orang menderita fraktur. Insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi salah satunya adalah insiden fraktur ekstremitas bawah dengan angka prevalensi sebesar 40% dari insiden kecelakaan yang terjadi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2018, di Indonesia tercatat angka kejadian fraktur sebanyak 5,5%. Di provinsi Jawa Tengah menunjukkan kejadian patah tulang sebanyak 6,2%. Cedera akibat kecelakaan lalu lintas akan meningkat pada tahun 2020 dan akan menjadi pembunuh terbesar ketiga dunia setelah jantung koroner dan depresi (Saputro, Afni & Prasetyo, 2022). Cedera akibat kecelakaan di lingkungan sekolah umumnya terjadi pada sistem musculoskeletal dan harus ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak akan menimbulkan cedera yang semakin parah dan dapat memicu terjadinya pendarahan. Dampak lain yang terjadi dapat mengakibatkan kelainan bentuk tulang atau kecatatan bahkan kematian. Untuk mencegah terjadinya cedera pada sistem musculoskeletal dibutuhkan pertolongan balut bidai melalui Pendidikan (Anggraini, 2018; Nekada et al 2020).   Patah tulang ekstrimitas dengan energi tinggi juga menyebabkan angka mortalitas tinggi apabila terjadi multi trauma dan pendarahan hebat. Kematian paling sering terjadi pada1–4 jam pertama setelah trauma apabila tidak tertangani dengan baik. Melihat permasalahan tingginya angka kejadian trauma dan patah tulang pada ekstrimitas bagian bawah dan buruknya komplikasi yang akan dialami oleh pasien apabila kejadian ini tidak ditangani dengan baik, diperlukan pemahaman mengenai penyakit ini oleh tenaga medis agar dapat memberikan penanganan yang lebih komprehensif (Rachman, Ilmi & Mulyani, 2020). Survey primer (ABCDE) yang baik untuk menyelamatkan nyawa dan survey sekunder yang tepat dibutuhkan untuk   147  menyelamatkan fungsi dari ekstrimitas, ditunjang oleh penanganan definitive (Liu J et al, 2017). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mudhi’atul (2019) didapatkan mayoritas masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup terhadap pertolongan patah tulang, namun berdasarkan hasil penelitian ini juga, ditemukan terdapat masyarakat dengan pengetahuan rendah terhadap pertolongan pertama pada patah tulang.  Pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh banyak factor seperti pendidikan, umur, lingkungan, dan social budaya (Notoadmodjo, 2012 ).  Berdasarkan hasil pengabdian yang dilakukan oleh Huda et al (2021) pada 45 orang guru Pembina dan anggota PMR di pesantren didapatkan bahwa sebagian besar (80%) peserta memahami dan mengerti tentang pertolongan pertama pada cedera serta mampu mempraktikkan tindakan penanganannya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sangat penting.  Penelitian yang dilakukan oleh Ambarika (2017) menunjukkan bahwa pemberian simulasi pertolongan pertama pada korban kecelakaan dapat meningkatkan self efficacy masyarakat dalam pertolongan pertama kecelakaan. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Warouw et al (2018) tentang efektifitas pelaksanaan pendidikan kesehatan dan simulasi balut bidai terhadap peningkatan pengetahuan tentang balut bidai pada mahasiswa SMA, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh  pendidikan  kesehatan  dan  simulasi terhadap pengetahuan tentang balut bidai pertolongan pertama fraktur tulang panjang pada siswa kelas X SMK Negeri 6 Manado. Hal ini lah yang mendasari tim melakukan kegiatan penyuluhan pertolongan pertama pada korban fraktur.  Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengetahuan masyarakat dalam melakukan pertolongan pertama pada korban fraktur. Kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh tim dosen yang tergabung dalam Kelompok Jabatan Fungsional Dosen (KJFD) Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Gawat Darurat (KMB/KGD) Fakultas Keperawatan Universitas Riau. Selain itu kegiatan pengabdian ini bekerjasama dengan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) yang berada di lokasi.       148  METODE  Target kegiatan penyuluhan kesehatan tentang simulasi penanganan patah tulang di Masjid Al-Falah Gg. Ikhlas RT/RW 001/008. Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai agar masyarakat mampu melakukan upaya-upaya pencegahan kecacatan dan komplikasi akibat kejadian patah tulang. Target kegiatan ini untuk membuat masyarakat dapat melakukan pemeriksaan awal dan penanganan awal pada korban patah tulang. Luaran yang diharapkan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah hasil kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanganan patah tulang di Masjid Al-Falah Gg. Ikhlas RT/RW 001/008. Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai.  Program pengabdian Kepada Masyarakat ini menggunakan metode pelatihan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang pertolongan pertama pada patah tulang. Materi kegiatan ini telah dimodifikasi untuk orang awam dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat di Gg. Ikhlas Rt/Rw 001/008. Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai. Metode pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari beberapa kegiatan: Memberikan Edukasi tentang pengertian patah tulang, jenis patah tulang, pertolongan perawatan pada patah tulang, tujuan pertolongan pertama, manfaat pertolongan pertama mengenai patah tulang. Pelatihan ketrampilan pertolongan pertama mengenai patah tulang dengan memberikan praktik atau demontrasi mengenai standar prosedur perawatan. serta mengajarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam memberikan pertolongan atau tindakan bagi masyarakat serta narasumber mendemonstrasikan prosedur bagi peserta Evaluasi terhadap peserta yang telah mampu mendemonstrasikan pertolongan pertama sesuai prosedur yang diberikan oleh mahasiswa KKN. Adapun yang menjadi khalayak sasaran dalam kegiatan pelatihan ini adalah masyarakat dengan jumlah peserta adalah 30 orang.  HASIL DAN PEMBAHASAN  Kegiatan pengabdian ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada korban fraktur. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2022 di Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan   149  Damai, Kota Pekanbaru. Jumlah peserta yang hadir adalah 30 orang. Sebelum dilakukan penyeluhan tim melakukan penyebaran kuesioner untuk melihat tingkat pengetahuan peserta sebelum kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penyampaian materi tentang pertolongan pertama pada fraktur. Setelah dilakukan penyampaian materi, dilanjutkan dengan kegiatan simulasi pertolongan pertama pada fraktur. Setelah penyampaian materi peserta diminta untuk mengisi kembali kuesioner untuk melihat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan. Peserta juga diminta untuk melaukan redemonstrasi cara pertolongan pertama pada korban fraktur.  Kuesioner yang disebar kemudian diolah untuk melihat peningkatan pengetahuan responden (Tabel 1).  Tabel 1. Rerata Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan Kategori Mean Min Max Pengetahuan pre penyuluhan 3.4 1 7 Pengetahuan post penyuluhan 8.1 5 10   Pada tabel 1 didapatkan skor rerata pengetahuan peserta sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan adalah 4.3 dengan nilai tertinggi 7 dan terendah 1, sedangkan skor rerata pengetahuan peserta setelah dilakukan kegiatan penyuluhan adalah 8.1 dengan nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 5.   Tabel 2 Perubahan tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan Kategori Mean Min Max P value Pengetahuan pre penyuluhan 3.4 1 7 0.000 Pengetahuan post penyuluhan 8.1 5 10     150  Berdasarkan tabel 2 menunjukkan terjadi perubahan tingkat pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan. Hasil dari evaluasi kegiatan redemonstrasi cara pertolongan pertama pada korban fraktur adalah peserta mampu melakukan kembali cara balut dan bidai untuk korban fraktur (Gambar 1).                   Gambar 1. Demonstrasi cara pertolongan pertama pada korban fraktur  Kegiatan penyuluhan ini diikuti dengan antusias oleh masyarakat. Masyarakat mengikuti kegiatan dengan seksama. Masyarakat aktif bertanya selama kegiatan berlangsung. Selain enyuluhan dan demonstrasi, masyarakat juga mendapat leaflet dan booklet terkait pertolongan pertama pada fraktur yang dapat digunakan sebagai panduan saat dirumah.       151  SIMPULAN Hasil pengabdian masyarakat di Masjid Al-Falah Gg. Ikhlas RT/RW 001/008. Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan tentang penanganan fraktur pada masyarakat, sehingga media simulasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan pada masyarakat.  Perlu adanya monitoring serta pemberian materi yang lain sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk dapat lebih banyak aktif dan mengetahui penanganan kegawatdaruratan menggunakan media yang mudah diterima serta berbasis teknologi dan dapat diakses kapanpun dan dimanapun. DAFTAR PUSTAKA Ambarika, R. (2017). Efektifitas Simulasi Prehospital Care Terhadap Self efficacy Masyarakat Awam Dalam Memberikan Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Keperawatan UMM, 8(1), 25. Anggraini  N.A.,et.al. (2018). Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaanpada Masyarakat di Kelurahan Dandangan. Journal of Community Engagement in Health, Vol. 1 No.2 September 2018, 21 –24. Huda, N., Zuhroidah, I., Toha, M., & Sujarwadi, M. (2021). Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Pada Guru Pembina Dan Anggota Pmr. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 4(2), 323-328. Liu, J., Fu, X., Dong, Y., Lu, J., Ren, M., Zhou, N., & Wang, C. (2018). MIKCC-type MADS-box genes in Rosa chinensis: the remarkable expansion of ABCDE model genes and their roles in floral organogenesis. Horticulture research, 5. Mudhi’atul, A. L. F. I. N. A. (2019). PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJADIAN PATAH TULANG Di Dukuh Krajan Desa Jenangan RT 02 RW 02 Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo). Nekada, C. D. Y., & Wiyani, C. (2020). Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan untuk Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Depok, Sleman, DIY. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti, 3(2), 55-65. Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.   152  Rachman, A., Ilmi, B., & Mulyani, Y. (2020). Studi fenomenologi pengalaman pasien dalam penanganan patah tulang dengan ba’urut. JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI), 5(1), 164-174. Saputro, S. D., Afni, A. C. N., & Prasetyo, B. (2022). Peningkatakan Pengetahuan Siswa Tentang Manajemen Patah Tulang dengan Simulasi di SMA Al Islam 1 Surakarta: Improving Student Knowledge About Fracture Management with Simulation at SMA Al Islam 1 Surakarta. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan, 2(1), 16-22. Sudiharto & Sartono. (2011). Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta: CV. Sagung seto Thygerson, A. (2019). First Aid: Pertolongan Pertama Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit  Erlangga. Warouw, J. A., Kumaat, L. T., & Pondaag, L. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan simulasi terhadap pengetahuan tentang balut bidai pertolongan pertama fraktur tulang panjang pada siswa kelas x SMK Negeri 6 Manado. Jurnal Keperawatan, 6(1).  

Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Tentang Pertolongan Pertama Pada Fraktur

http://journal.ummat.ac.id/index.php/transformasi/article/download/11039/pdf

Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Tentang Pertolongan Pertama Pada Fraktur

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

UMMAT Scientific Journals (Universitas Muhammadiyah Mataram)