Penelitian ini memfokuskan diri pada analisa seputar; Pertama, bagaimana model penafsiran Bisyri Musthofa dalam tafsir al-Ibriz?. Kedua, apakah terdapat unsur lokalitas budaya Jawa?. Ketiga, Bagimana pola dialektika al-Qur'an dengan nilai-nilai budaya Jawa dalam tafsir al-Ibriz? Dari hasil analisa dengan menggunakan seperangkat metode, ditemukan beberapa temuan yang menjawab rumusan permasalahan dalam penelitian ini. Pertama, Ada beberapa unsur-unsur lokalitas yang ditemukan dalam tafsîr al-Ibrîz; Kedua, Bisyri Musthofa berusaha merubah tradisi yang bertentangan dengan ajaran agama Islam dan melestarikan budaya yang sesuai dengan Islam; Ketiga, Bisyri Musthofa menafsirkan ayat dengan mengkontekstualisasikannya dengan budaya atau unsur lokal saat beliau menulis tafsirnya. Misalnya persoalan mengundi nasib dengan keris dan batu akik. Keempat, Konteks keindonesiaan tidak luput dari pengamatan Bisyri Musthofa dalam tafsîr al-Ibrîz. Misalnya pakaian yang dipakai wanita-wanita muslimat yang jauh dari ajaran Islam seperti pakaian yukensi (you can see); Kelima, Tradisi lokal Jawa sering dimunculkan dalam tafsîr al-Ibrîz. Misalnya saat Bisyri Musthofa menjelaskan kategori dosa-dosa kecil, salah satunya berjalan dengan berlagak, Bisyri Musthofa mengaitkan sungai dalam sebuah ayat dengan mengambil contoh sungai-sungai yang ada di Jawa, seperti kali Bengawan Solo, kali Berantas, Kali Cintandui, Bisyri Musthofa meramu penafsirannya dengan konteks pengobatan Jaw