Sebagian besar kasus diabetes sebenarnya bisa ditangani dirumah dengan menjaga pola hidup sehat dan di puskesmas dengan pemberian satu atau dua obat kombinasi. Namun memang suatu saat penderita DM perlu dirujuk untuk mendapatkan gambaran lengkap jika target pengobatan yang dibuat tidak tercapai dan ditambah pula ada komplikasi yang muncul termasuk komplikasi yang kompleks misalnya hipoglikemia (kadar gula darah rendah) ini tidak bisa dihindari dan harus segera di rujuk kerumah sakit untuk penanganan lebih lanjut (RSCM-FKUI, Dante S. Herbuwono 2010). Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. Perserikatan bangsa-bangsa (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang. Penyakit diabetes mellitus disebabkan karena gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk penyakit yang kompleks yang melibatkan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler akibat kekurangan insulin makan glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Pengendalian Diabetes melitus dan penyakit metabolik dilakukan melalui pencegahan dan penanggulangan dari faktor resiko tersebut, yaitu dengan modifikasi gaya hidup atau perubahan gaya hidup dan konsumsi obat antidiabetic. Prinsip dasar manajemen pengendalian Diabetes Melitus meliputi modifikasi gaya hidup, dengan mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup yang sehat berupa peraturan makanan (diet), latihan jasmani atau latihan aktifitas fisik (Putra et al., 2015). Perubahan perilaku resiko meliputi berhenti merokok dan membatasi konsumsi alcohol, serta kepatuhan konsumsi obat antidiabetic. Di amerika, strategi terapi Diabetes Melitus yang efektif adalah modifikasi gaya hidup dan antidiabetik oral. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Diabetes Mellitus di Ruang Melati RSUD Bangil