Tsunami yang dibangkitkan oleh gempa bumi raksasa dengan magnitudo 9,2 yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di samudera Hindia, di dekat Aceh, telah mengakibatkan lebih dari 200.000 orang meninggal. Sementara tragedi kemanusiaan yang luar biasa tersebut masih berlangsung, gempa besar dengan magnitudo 8,7 berikutnya terjadi di dekat Nias pada tanggal 28 Maret 2005. Bencana gempa bumi dan tsunami di atas telah disusul juga oleh bencana gunungapi yang kemungkinan dipicu oleh aktivitas tektonik tersebut.
Di sisi lain gempa bumi yang menimbulkan penjalaran gelombang seismik ternyata memberikan informasi penting mengenai struktur bagian dalam (interior) dari planet bumi kita. Informasi ini terkandung dalam seismogram, yaitu hasil rekaman gerakan tanah akibat suatu gempa. Dalam makalah ini hasil studi tomografi seismik (gempa bumi) yang telah penulis tekuni dipaparkan secara singkat. Dalam bagian berikut akan ditunjukkan bahwa investigasi tomografi, yaitu teknik pencitraan yang telah terlebih dahulu berhasil digunakan dalam bidang kedokteran, juga telah berhasil diterapkan untuk studi kebumian dengan sangat baik.
Makalah ini secara garis besar meliputi: (i) pencitraan tomografi seismik, (ii) kontribusi penulis terkait dengan pengembangan teknik tomografi, dan (iii) riset terkait dengan mitigasi bencana. Di bagian akhir dari makalah ini akan dipaparkan secara singkat arah riset ke depan yang diperlukan dalam membantu meningkatkan keberhasilan upaya mitigasi bencana secara berkesinambungan seiring dengan sering terjadinya gempa besar dan merusak di tanah air