research

Nilai Ekonomi Hutan Mangrove Di Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang

Abstract

Kerusakan hutan mangrove di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh perbuatan manusia, baik berupa konservasi kawasan mangrove menjadi sarana pemanfaatan lain seperti pemukiman, industri, rekreasi dan lain sebagainya. Lemahnya pemahaman mengenai nilai khas dari jasa ekologi, menyebabkan Hutan ini sering kurang dihargai dan cenderung dikonversi ke penggunaan lain. Sehingga perlu dilakukan penilaian (valuasi) terhadap keberadaan Hutan mangrove dan pengaruh lingkungan bagi masyarakat Desa Mojo. Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara ekonomi nilai manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan nilai ekonomi total dari sumberdaya hutan mangrove di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang dibutuhkan berupa data primer yang dilakukan dengan cara wawancara melalui kuesioner dan data skunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait di Kabupaten Pemalang. Analisis data menggunakan pendekatan penilaian ekonomi menurut Ruitenbeek (1991). Nilai ekonomi manfaat langsung Hutan mangrove Desa Mojo, yang dimanfaatkan masyarakat setempat, meliputi: a) perikanan tangkap: pencari kepiting dan nelayan menggunakan perahu; dan b) perikanan budidaya: udang vaname, ikan bandeng dan kepiting soka. Diperoleh nilai ekonomi total manfaat langsung per tahun Rp200.364.004.000,00. Nilai ekonomi manfaat tidak langsung dari hutan mangrove Desa Mojo yang diestimasi melalui biaya pengganti, yaitu: a) sebagai penahan abrasi; b) pemecah gelombang; dan c) penyedia unsur hara diperoleh nilai total manfaat tidak langsung per tahun Rp18.953.232.310,00; dan nilai manfaat ekonomi total Hutan mangrove Desa Mojo yang diperoleh hanya dari sebagian jasa-jasa yang diambil dalam penelitian sebesar Rp219.410.973.910,00 per tahun dengan luas hutan mangrove 72 ha dan luas lahan tambak seluas 327 ha. Mangrove forest destruction in Indonesia is largely caused by human actions, either in the form of conservation of mangrove areas into other uses such as residential facilities, industry, recreation etc. Weak understanding of the typical value of ecological services, causing these forests are often undervalued and likely to be converted to another use. So that needs to be done appraisal (valuation) of the existence of mangrove forests and environmental effects for the community village of Mojo. The study aims to determine the economic value of direct benefits, indirect benefits and the total economic value of mangrove forest resources in the village of Mojo, District Ulujami, Pemalang. The method used is purposive sampling. Datas needed are primary data by interview with questionnaire and secondary data obtained from related institutions in Pemalang. Data analysis using economic valuation approaches according Ruitenbeek (1991). The economic value of the direct benefits of Mojo village's Mangrove, which utilized by local communities, including: a) fisheries: search crab and fishing boats; and b) aquaculture: vaname shrimp, fish and soft-shelled crabs. Retrieved total economic value of direct benefits annually is IDR 200.364.004.000,00. The value of indirect economic benefits of mangrove forests were estimated through the Mojo village replacement costs, namely: a) as a drag abrasion; b) breakwater; and c) providers of nutrient obtained total value of indirect benefits annually IDR 18.953.232.310,00; and the value of total economic benefits of Mojo village's mangrove obtained only from the majority of services that are taken in the study amounted IDR 219.410.973.910,00 annually with an area of 72 ha of mangrove forest and land area of pond area 327 ha

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 19/08/2017