Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana tradisi Tungguk Tembakau agar tetap eksis. Nilai-nilai luhur yang ada dalam tradisi ini tetap terjaga dan tidak punah. Kondisi pandemi seperti saat ini belum ada kepastian kapan akan berakhir, sehingga perlu adanya upaya untuk mempertahankan tradisi ini tetap dijalankan. Upaya-upaya tersebut perlu adanya peran dari berbagai pihak, salahsatunya peran karang taruna. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan mengetahui kendala karang taruna dalam mempertahankan tradisi Tungguk Tembakau. Metode penelitiannya menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data model interaktif yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi atau menarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karang taruna telah berperan aktif dalam setiap perayaan tradisi Tungguk Tembakau dengan mengambil tanggungjawab dalam setiap tugas yang diberikan oleh Pemerintah Desa. Namun perlu adanya pembentukan organisasi Karang Taruna agar program kerjanya terutama terkait pelestarian budaya dapat dimonitor dan dievaluasi

Lisdiana, Nuning

Setiawati, Donna

Suryana, Alean Kistiani Hegy

English

Jurnal Online Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

  JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 6 TAHUN 2022 7479  Pemberdayaan Karang Taruna Dalam Upaya Menjaga Eksistensi Budaya Tungguk Tembakau di Desa Senden Selo Pada Masa Pandemi Covid-19    Alean Kistiani Hegy Suryana1, Nuning Lisdiana2, Donna Setiawati3 1Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Boyolali 2Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Boyolali 3Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Teknik Informatika, Universitas Boyolali Email: alean_kistiani@gmail.com1, nuninglisdiana60@gmail.com2, donna.setiawati@gmail.com3    Abstrak Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana tradisi Tungguk Tembakau agar tetap eksis. Nilai-nilai luhur yang ada dalam tradisi ini tetap terjaga dan tidak punah. Kondisi pandemi seperti saat ini belum ada kepastian kapan akan berakhir, sehingga perlu adanya upaya untuk mempertahankan tradisi ini tetap dijalankan. Upaya-upaya tersebut perlu adanya peran dari berbagai pihak, salahsatunya peran karang taruna. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan mengetahui kendala karang taruna dalam mempertahankan tradisi Tungguk Tembakau. Metode penelitiannya menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data model interaktif yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi atau menarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karang taruna telah berperan aktif dalam setiap perayaan tradisi Tungguk Tembakau dengan mengambil tanggungjawab dalam setiap tugas yang diberikan oleh Pemerintah Desa. Namun perlu adanya pembentukan organisasi Karang Taruna agar program kerjanya terutama terkait pelestarian budaya dapat dimonitor dan dievaluasi. Kata Kunci: Karang Taruna; Pemberdayaan; Eksistensi Budaya; Tungguk Tembakau Abstract The challenge currently being faced is how to keep the Tungguk Tembakau tradition alive. The noble values that exist in this tradition are maintained and not extinct. In the current pandemic condition, there is no certainty when it will end, so efforts are needed to maintain this tradition. These efforts need the role of various parties, one of which is the role of youth organizations. This study aims to describe the role and find out the constraints of youth organizations in maintaining the Tungguk Tembakau tradition. The research method uses descriptive qualitative with interactive model data analysis techniques, namely by reducing data, presenting data, and verifying or drawing a conclusion. The results of his research show that youth organizations have played an active role in every celebration of the Tungguk Tembakau tradition by taking responsibility for every task given by the Village Government. However, it is necessary to form a Karang Taruna organization so that its work programs, especially related to cultural preservation, can be monitored and evaluated. Keywords:  Karang Taruna; Empowerment; Cultural Existence; Tungguk Tembakau  PENDAHULUAN Pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia saat ini berdampak luas. Dampak yang terjadi disegala bidang kehidupan manusia.  Salahsatu bidang yang terkena dampaknya adalah bidang pariwisata. Pembatasan kegiatan yang diberlakukan untuk mengurangi maupun memutus mata rantai  penyebaran virus ini membuat permintaan dari wisatawan menurun drastis. Banyak tempat wisata yang ditutup. Tamu-tamu wisatawan yang sudah melakukan pemesanan untuk perjalanan wisata banyak yang dibatalkan. Dampak ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang mata pencahariannya dari kegiatan wisata seperti penginapan, rumah makan, pemandu wisata, UKM produk oleh-oleh dan angkutan (Triyono, 2020).           Jurnal Pendidikan dan Konseling Volume 4 Nomor 6 Tahun 2022 E-ISSN: 2685-936X dan P-ISSN: 2685-9351 Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai     JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 6 TAHUN 2022 7480  Dampak tersebut juga dirasakan oleh masyarakat desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Desa yang berada dipegunungan Merapi dan Merbabu ini memiliki tradisi budaya yaitu Festival Tungguk Tembakau. Tungguk Tembakau merupakan upacara ucapan rasa syukur penduduk setempat atas keberhasilan panen tembakau (Widodo, 2019). Setiap tahun masyarakat setempat merayakan tradisi tersebut dengan meriah. Ritual tradisi ini dengan membawa arak-arakan tumpeng serta serangkaian pertunjukan kesenian yang mampu menarik perhatian wisatawan mancanegara dan domestik untuk datang ke desa tersebut (Murdaningsih, 2018). Namun sejak adanya wabah pandemi Covid-19 ini, festival Tungguk Tembakau ditiadakan.  Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana tradisi Tungguk Tembakau agar tetap eksis. Nilai-nilai luhur yang ada dalam tradisi ini tetap terjaga dan tidak punah. Kondisi pandemi seperti saat ini belum ada kepastian kapan akan berakhir, sehingga perlu adanya upaya untuk mempertahankan tradisi ini tetap dijalankan. Upaya-upaya tersebut perlu adanya peran dari berbagai pihak, salahsatunya peran karang taruna. Karang taruna sebagai organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai generasi penerus harus memiliki motivasi untuk menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal, memelihara dan memperkuat semangat dalam mengembangkan daerah sesuai dengan potensi daerah masing-masing (Rapiandi, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan mengetahui kendala karang taruna dalam mempertahankan tradisi Tungguk Tembakau. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi kebijakan Pemerintah Desa Senden dalam mengoptimalkan peran karang taruna untuk menjaga pelestarian tradisi Tungguk Tembakau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi dan teknik analisis data dalam penelitian ini model interaktif yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi atau menarik sebuah kesimpulan.  Bidang fokus penelitian ini mempunyai keterkaitan dengan renstra penelitian perguruan tinggi yaitu salahsatu fokusnya pada bidang sosial humaniora dan fokus pengembangan penelitian unggulan untuk pemecahan masalah masyarakat dengan metode sistem peningkatan kualitas masyarakat untuk berwirausaha secara kreatif dan inovatif. Penelitian ini akan menghasilkan pernyataan bagaimana kebijakan Pemerintah Desa dalam upaya memperdayakan karang taruna dalam mempertahankan tradisi Tungguk Tembakau ini agar tidak punah. Tradisi adalah kumpulan benda material dan gagasan yang diberi makna khusus yang berasal dari masa lalu. Tradisi bertahan dalam jangka waktu tertentu dan mungkin dapat lenyap bila benda material atau gagasan ditolak atau dilupakan. Sehingga disimpulkan bahwa tradisi adalah suatu kebiasaan budaya yang telah dilakukan berulang kali dan menjadi bagian kehidupan masyarakat secara turun temurun (Sztompka, 2007). Warga Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali menggelar tradisi Tungguk Tembakau, Ritual diawali dengan kirab gunungan tembakau, gabungan hasil bumi, dan diiringi sejumlah kesenian tradisional. Kirab dilakukan dari Balai Desa Senden hingga makam petilasan Gunungsari yang berada di puncak bukit kaki gunung Merbabu. Ribuan warga tampak antusias mengikuti kirab meski harus berjalan kaki menanjak hampir 2 KM. Dalam ritual tersebut, para warga mengenakan pakaian adat. Ritual yang mereka laksanakan bisa diartikan sebagai doa agar jerih payah petani selama enam bulan mulai dari mengolah lahan hingga panen tembakau bisa terbayarkan dengan panen yang melimpah. Pelaksanaan ritual cukup meriah dan serentak dilaksanakan oleh warga di sebelas dukuh di Desa Senden (Widodo, 2019). Eksistensi di artikan sebagai keberadaan, dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan atau kita diakui. Masalah keperluan akan nilai eksistensi ini sangat penting, karena ini merupakan pembuktian akan hasil kerja atau performa di dalam suatu lingkungan  Peran Karang Taruna dalam pelestarian hutan adat Desa Sajau merupakan suatu tanggung jawab yang diembankan dalam masyarakat Partisipasi masyarakat merupakan komponen terpenting dalam upaya pertumbuhan kemandirian dan proses pemberdayaan. Pengabaian partisipasi   JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 6 TAHUN 2022 7481  masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata menjadi awal dari kegagalan tujuan pengembangan desa wisata Ada dua perspektif dalam melihat partisipasi masyarakat dalam pariwisata. Kedua perspektif tersebut adalah (1) partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan, dan (2) berkaitan dengan manfaat yang diterima masyarakat dari pembangunan pariwisata (Rapiandi, 2020). Timothy menekankan perlunya melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dengan mengakomodasi keinginan dan tujuan masyarakat lokal dalam pembangunan serta kemampuannya dalam menyerap manfaat pariwisata (Adiyoso, 2009). Penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran karang taruna dalam menjaga eksistensi sebuah budaya dan yang membedakan adalah bentuk tradisinya .  Gambar 1. Diagram Fishborn  METODE Penelitian dilakukan di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis.  Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara yang mendalam, kuesioner dan pengamatan dilapangan serta dokumentasi. Kuesioner diberikan kepada anggota karang taruna.  Penyebaran Kuesioner melalui “interview guide”, (Kuesioner diisi oleh peneliti berdasarkan wawancara yang dilakukan secara langsung). Data yang diperoleh selain berasal dari observasi dan wawancara juga akan memanfaatkan data dari sumber lain seperti buku, jurnal, surat kabar, internet, dan bahan lain yang relevan dengan studi ini. Data yang dibutuhkan dan dikumpulkan seperti: potensi yang dimiliki desa selain kebudayaan Tungguk Tembakau, Peluang bisnis yang dapat dikembangkan, Sumber daya yang dimiliki, serta data terkait karang taruna seperti: kemampuan, kepribadian, bakat, dan motivasi.  Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara akan diperlakukan sebagai data primer (data yang diperoleh langsung di lapangan), sedangkan data yang diperoleh melalui buku pengetahuan, surat kabar, dan internet akan diperlakukan sebagai data sekunder.  HASIL DAN PEMBAHASAN Tradisi budaya menjadi kebanggaan suatu bangsa yang perlu dilestarikan. Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sebuah tradisi dan kearifan lokal yang dimiliki serta diyakini secara turun temurun oleh masyarakat tertentu dalam suatu bangsa dapat dikatakan sebagai jatidiri bangsa tersebut. Suatu bangsa akan menjadi besar jika dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegaranya, nilai-nilai kebudayaannya telah mengakar dalam kehidupan. Namun saat ini kebudayaan di Indonesia mengalami banyak tantangan terutama generasi muda yang kurang memahami dan tidak tertarik dengan budaya   JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 6 TAHUN 2022 7482  lokal karena masuknya pengaruh budaya asing. Hal ini mengkhawatirkan karena adanya indikasi krisis karakter dikalangan generasi muda. Oleh karena itu perlunya komitmen bersama antara pemerintah, akademisi, Lembaga Pendidikan dan penelitian serta tokoh budaya bekerja sama dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan agar tidak pudar khususnya generasi muda (Setyowati, 2019). Desa Senden dalam rangka menjaga dan melestarikan Tradisi Tungguk Tembakau juga melibatkan generasi mudanya atau pemuda pemudi karang taruna dalam setiap kegiatannya. Tungguk Tembakau merupakan tradisi memetik tembakau secara bersama-sama dan membuat berbagai macam tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Tradisi ini telah dilakukan secara turun menurun didalam kehidupan masyarakatnya yaitu setiap rumah membuat tumpeng.  Desa Senden memiliki karang taruna sejumlah sekitar 200 orang. Pemberdayaan para generasi mudanya ini telah dilakukan dalam setiap kegiatan festival Tungguk Tembakau. Peran karang tarunanya terlihat jelas pada saat diadakannya tradisi tersebut. Keterlibatan para pemuda pemudinya terlihat sejak dari persiapan sampai dengan pembentukan panitia dan pada saat pelaksanaannya. Tugas dan perannya seperti memikul tumpeng, mendirikan tenda dan panggung hiburan, mengatur lokasi serta parkir kendaraan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa (Kades) Ibu Sularsih dan Kepala Seksi Kesejahteraan (Kasi Kesra) Bapak Puryanto bahwa generasi muda yang ada didesa ini mempunyai kesadaran diri sendiri untuk ikut berpartisipasi dalam setiap perayaan tradisi. Selain itu orangtua juga mempunyai peran penting dalam mengenalkan tradisi ini kepada anak-anak mereka. Hal ini terbukti bahwa tradisi Tungguk Tembakau dalam rumah tangga masing-masing secara turun temurun sampai saat ini masih dilestarikan. Menurut Kades bahwa di desa Senden belum memiliki struktur organisasi khusus karang taruna sehingga belum mempunyai AD/ART dan program kerja, namun walaupun belum mempunyai organisasi tersendiri mereka selalu terlibat dalam setiap kegiatan kebudayaan yang diadakan oleh Pemerintah Desa. Keterlibatan lain seperti tergabung dalam Paguyuban Pemerti Budaya yang ada ditiap-tiap dukuh. Paguyuban tersebut ada ketuanya dan mengadakan pertemuan rutin. Seperti yang disampaikan oleh Kasi Kesra terkait paguyuban tersebut.  “Itu komunitas yang terbentuk dari masing-masing dukuh yang didelegasikan oleh RT setempat yang bertugas untuk mengurus budaya di desa Senden. Komunitas itu terbentuk semenjak desa Senden membuat aksi pasar budaya yang mendapat support dari Ditjen Kebudayaan tahun 2021 yang lalu bu. Anggotanya dipilih SDM yang peduli dengan kebudayaan bu”  Peran karang taruna tidak hanya melestarikan budaya yang sudah ada, namun dituntut peka dan mencari peluang lain untuk mengembangkan desanya. Tantangan yang dihadapi seperti bagaimana dapat mengembangkan potensi yang ada agar meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selama ini setiap ada perayaan Tungguk Tembakau juga berkolaborasi dengan UKM dan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk memamerkan hasil produknya seperti sayuran dan aneka olahan dari sayur seperti keripik Adas, keripik Talas dan lain sebagainya. Sayuran dikemas dengan menarik dibungkus menggunakan streoform. Tradisi Tungguk Tembakau semakin dikenal oleh kalangan luas tidak hanya lokal namun sudah sampai ke manca negara karena promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa beserta generasi mudanya memanfaatkan media sosial (Hendro et al., 2021). Potensi alam yang dimiliki Desa Senden seperti Bukit Kinasih, Argo Pertanian dan Kopi Pasah. Sedangkan potensi budaya yang dimiliki selain Tungguk tembakau antara lain tradisi Sadranan, Merti Desa dan lainnya.  Berdasarkan Pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Dalam Negeri No.5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan (“Permendagri 5/2007), karang taruna adalah Lembaga kemasyarakatan yang menjadi wadah pengembangan generasi muda, yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat, terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat. Seharusnya berdasarkan Perundangan tersebut dibentuk organisasi karang taruna, namun menurut Kades bahwa organisasi karang taruna didesa   JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 6 TAHUN 2022 7483  Senden belum terbentuk maka upaya-upaya atau pendekatan secara khusus untuk memotivasi para generasi mudanya juga belum dilaksanakan secara terprogram.  SIMPULAN Peran karang taruna atau generasi muda Desa Senden dalam ikut berpartisipasi mempertahankan budaya Tradisi Tungguk Tembakau dibuktikan dengan keaktifan dan tanggungjawab pada saat perayaan tradisi tersebut. Tanggungjawab yang diberikan saat perayaan seperti memasang tenda dan panggung, memikul tumpeng, menjaga parkir dan memastikan acara berlangsung dengan baik. Tradisi Tungguk Tembakau tetap dijaga kelestariannya secara turun temurun dan mandiri didalam lingkungan keluarga masing-masing dari orang tua sampai ke anak-anaknya. Saran yang dapat diberikan agar peran serta tanggungjawab generasi muda ini terorganisir dan dapat dimonitor serta dievaluasi kinerja program-programnya terkait menjaga eksistensi budaya yang ada didesanya maka perlu dibentuk sebuah organisasi karang taruna.  DAFTAR PUSTAKA Adiyoso, W. (2009). Menggugat Perencanaan Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Administrasi Publik Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan Nomer 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan Murdaningsih. (2018, August 7). Mengenal Potensi Desa Senden di Boyolali. Republika. https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/08/07/pd342w368-mengenal-potensi-desa-senden-di-boyolali Hendro, F., Setiawan, T., & Setiawati, D. (2021). Mempertahankan Eksistensi Tradisi Tungguk Tembakau melalui Media Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi. https://doi.org/10.31315/jik.v19i1.3918 Rapiandi, I. I. (2020). PERAN KARANG TARUNA BUNGA BAKUNG DALAM PELESTARIAN HUTAN ADAT MELALUI KEARIFAN LOKAL. Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA), 3. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/kaganga.v3i2.1781 Setyowati, A. (2019). Pentingnya Kebudayaan Sebagai Pondasi Karakter Bangsa. Kompas.Com. https://nasional.kompas.com/read/2019/12/24/06360051/pentingnya-kebudayaan-sebagai-pondasi-karakter-bangsa?page=all#page2 Triyono, L. (2020, July 13). Pandemi Covid-19 Lumpuhkan Pariwisata. VOA Indonesia. https://www.voaindonesia.com/a/pandemi-covid-19-lumpuhkan-pariwisata-/5501168.html Widodo, T. (2019). MAKNA SIMBOL TRADISI TUNGGUK TEMBAKAU DESA. SENDEN KECAMATAN. SELO KABUPATEN. BOYOLALI. In IAIN Surakarta.   

Pemberdayaan Karang Taruna Dalam Upaya Menjaga Eksistensi Budaya Tungguk Tembakau di Desa Senden Selo Pada Masa Pandemi Covid-19

http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/download/9526/7236

Pemberdayaan Karang Taruna Dalam Upaya Menjaga Eksistensi Budaya Tungguk Tembakau di Desa Senden Selo Pada Masa Pandemi Covid-19

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Jurnal Online Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai