Senyawa Minuman Fungsional Campuran dari Rimpang
Kunyit (Curcuma longa Linn.), Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam), dan Rumput Laut Cokelat (Sargassum
polycystum) sebagai Penghambat Aktivitas α-
Glukosidase
Prevalensi diabetes mellitus yang kian tinggi dan efek samping obat-obatan
dalam penangan DM menjadikan pencarian sumber baru yang berasal dari
tumbuhan menjadi perhatian. Minuman yang memiliki fungsionalitas dalam
kesehatan dicari khususnya oleh konsumen. Campuran beberapa bahan dapat
meningkatkan sinergitas fungsional, salah satunya adalah pada campuran
beberapa bahan alami pada minuman. Kunyit, kelor, dan rumput laut cokelat
diketahui memiliki berbagai senyawa bioaktif. Senyawa-senyawa itu mampu
berfungsi sebagai penghambat aktivitas α-glukosidase, yaitu enzim yang
melanjutkan pemecahan disakarida dan oligosakarida menjadi glukosa.
Menghambat kinerja enzim tersebut menjadi salah satu cara dalam perawatan
orang dengan diabetes melitus. Namun, informasi mengenai karakter fisik,
karakter kimia, keberadaan senyawa bioaktif pada minuman fungsional
campuran rimpang kunyit (C. longa Linn), daun kelor (M. oleifera Lam), dan
rumput laut cokelat (S. polycytsum) dan potensinya sebagai pangan fungsional
yang dapat memperbaiki kondisi diabetes belum diungkap secara empiris.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh proporsi terbaik campuran bahan
dari ketiga bahan sebagai minuman fungsional dan mengungkap mekanisme
penghambatan enzim α-glukosidase oleh senyawa minuman fungsional melalui
analisis in silico.
Tahapan penelitian meliputi tahap karakterisasi bahan untuk mengetahui
kadar air dari bahan baku segar dan tepungnya, kandungan fenolik total,
florotanin total dari bahan baku segar, tepung, dan dekoknya, rendemen bahan,
dan profil senyawa kimia dekok masing-masing bahan. Lalu selanjutnya adalah
tahap karakterisasi minuman fungsional untuk mengetahui kandungan fenolik
total dan florotanin total, serta profil senyawa kimianya. Tahap terakhir adalah
karakterisasi penghambatan α-glukosidase untuk memprediksi aktivitas
penghambatan α-glukosidase berdasarkan komposisi senyawa fenolik minuan
fungsional dengan metode analisis in silico.
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan mendapat ringkasan
sebagai berikut. Karakteristik fisika bahan baku, yaitu kadar air menunjukkan
bahwa kadar air bahan segar jauh lebih banyak daripada bahan kering yang
sudah ditepungkan. Analisis terhadap kandungan fenolik total bahan baku
menunjukkan bahwa kandungan fenolik total dalam bentuk tepung lebih tinggi
daripada bentuk segarnya. Secara umum proses dekoksi (perebusan bahan)
menghasilkan kandungan fenolik total lebih banyak, kecuali pada tepung kunyit.
Begitu pula kandungan florotanin rumput laut cokelat lebih banyak saat
ditepungkan dan direbus.
Penapisan fitkokimia mengungkapkan bahwa dekoksi tepung rumput laut
hanya menunjukkan adanya empat senyawa, yaitu saponin, steroid, terpenoid,
dan polifenol. Dekoksi tepung daun kelor menunjukkan adanya flavonoid, steroid,
terpenoid, tannin, dan polifenol. Dekoksi tepung rimpang kunyit menunjukkan
adanya lebih banyak senyawa yang terekstraksi, yaitu alkaloid, saponin, steroid,
terpenoid dan polifenol.
Rendemen tepung rumput laut, daun kelor dan rimpang kunyit yang telah
disaring dengan ayakan 40 mesh menghasilkan rendemen masing-masing dari
berat awal sebesar 214,9 g (5,96%), 757,55 g (34%), dan 445 g (10,47%).
Penurunan rendemen diakibatkan oleh penurunan kadar air dan adanya partikel
yang tidak lolos dari ayakan sehingga mengurangi hasil rendemen.
Profil senyawa dekoksi tepung rimpang kunyit hasil analisis LC-HRMS
menunjukkan adanya senyawa yang diduga sebagai alkaloid golongan piperidin
dan piridin, amida, amidin, amina, asam amino golongan asam amino-alfa, asam
fenolat golongan hidroksisinamat, asetofenon, benzaldehida, benzamida, ester,
gula amino, indol, keton, lakton, organosulfur golongan sulfonamida, purin,
terpenoid golongan monoterpenoid, diterpenoid, dan seskuiterpenoid.
Profil senyawa dekoksi tepung daun kelor hasil analisis LC-HRMS
menunjukkan adanya senyawa yang diduga sebagai alkaloid golongn piridin,
isokunolin, dan piperidin, amina, asam amino golongan alfa-asam amino, asam
fenolat golongan asam hidroksibenzoat dan asam hidroksisinamat, asam lemak,
asam lemak hidroksi, benzaldehida, diarilheptanoid, ester, fenol, guanidin, gula
amino, indol, kuinon, organosulfur golongan sulfonamida, purin, ribonukleosida
purin, senyawa karbonil, terpenoid golongan monoterpenoid dan seskuiterpenoid.
Profil senyawa dekoksi tepung rumput laut cokelat S. polycustum hasil analisis
LC-HRMS menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang diduga sebagai alkaloid
golongan piperidin dan piridin, amida, amina, asam amino golongan asam aminoalfa,
asam fenolat golongan asam hidroksisinamat, asam lemak, benzaldehida,
benzamida, benzenetriol, ester, indol, lakton, nukleosida, senyawa organofosfat,
senyawa organosulfur, purin dan terpenoid golongan seskuiterpenoid.
Proporsi campuran terbaik masing-masing bahan untuk minuman fungsional
adalah TRL%:TDK%:TRK% (25%:25%:50%) dengan kandungan fenolik total
6,92 ± 0,10 mg GAE/g dan florotanin total 4.85 ± 0,11 mgPGE/g, dan adanya
senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, terpenoid, tannin, polifenol. Profil
senyawa minuman fungsional hasil analisis LC-HRMS menunjukkan adanya
senyawa yang berbeda-beda yang diduga sebagai alkaloid golongan indol,
solanaseus, isokunolin, kuinolin, piperidin, dan piridin, alkohol, amida, amida
lemak, amina, asam amino golongan asam amino-alfa, asam fenolat golongan
asam hidroksi benzoat dan asam hidroksisinamat, asam lemak, asam lemak
hidroksi, asam valerenat, asetofenon, benzaldehida, benzamida, benzopiran,
diarilheptanoid, ester, flavonoid golongan flavon, flavonol, dan glikosida flavonol,
guanidin, hidroksipolieter, indol, keton, kumarin, lainya, oligosakarida,
organofosfat, organosulfur golongan sulfonamida, pirimidin, purin, pirolidinon,
purin, sinamaldehida, terpenoid golongan monoterpenoid, diterpenoid dan
seskuiterpenoid, dan senyawa yang tidak diketahui.
Hasil PASS online menunjukkan prediksi sebagian besar probabilitas menjadi
aktif walaupun rendah pada senyawa fenolik minuman fungsional campuran
rimpang kunyit, daun kelor, dan rumput laut cokelat (Pa<0,5), kecuali pada 3''-OL-
rhamnopyranosylastragalin, kuersetin-3β-D-glukosida, trifolin, rutin, isoviteksin,
dan kuersetin 3-O-malonilglukosida yang memiliki Pa>0,7.
Tiga senyawa dari minuman fungsional membentuk ikatan hidrogen pada
residu asam amino yang sama (Glu687) dengan acarbose yaitu, 3''-O-LRhamnopyranosylastragalin,
kuersetin-3β-D-glukosida, dan trifolin. Masingmasing
memiliki nilai afinitas pengikatan sebesar -9,0 kkal/mol, -7,7 kkal/mol, dan
-7,5kkal/mol lebih besar dari acarbose (-7,3 kkal/mol). Ketiga senyawa ini
berpotensi menjadi senyawa yang mampu menghambat aktivitas terminal N-SI.
Selain itu rutin dan isoviteksin dengan afinitas pengikatan sebesar -9,0 dan -8,4
kkal/mol juga berikatan dengan residu asam amino pada subset gula +1 dan
subset gula -1 terminal N-SI juga berpotensi sebagai penghambat. Kuersetin 3-
vii
O-malonilglukosida memiliki nilai afinitas pengikatan lebih besar yaitu -7,9
kkal/mol dibanding NAG (-6,2 kkal/mol) juga berpotesi sebagai penghambat
aktivitas α-glukosidase. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi senyawa
lain untuk mejadi penghambat enzim alfa glukosidase