Pengaruh Metode Electroosmosis Dewatering terhadap Kadar Air, Kadar Abu dan Total Padatan Terlarut (TDS) pada Madu Multiflora

Abstract

Salah satu jenis madu berdasarkan jenis nektar bunga yang diambil lebah adalah madu multiflora. Madu multiflora merupakan jenis madu yang berasal dari berbagai jenis nektar bunga. Rata-rata madu yang dihasilkan di Indonesia memiliki kadar air diatas 22%. Madu dengan kadar air diatas 22% terancam mengalami fermentasi yang akan mempengaruhi rasa dan aromanya. Fementasi yang terjadi pada madu akan menurunkan kadar gula total dalam madu. Salah satu penyebab kenaikan kadar air madu adalah kelembaban lingkungan ketika madu di panen maupun disimpan. Madu merupakan bahan pangan yang memiliki sifat higroskopis, sehingga mampu menyerap air dari lingkungannya. Semakin banyak air yang diserap maka kadar air didalamnya akan semakin naik. Salah satu cara untuk mengatasi masalah kadar air madu adalah dengan pengolahan menggunakan metode electroosmosis dewatering. Metode ini akan menurunkan kadar air dalam suatu bahan dengan mengalirkan listrik searah (DC). Listrik searah akan menarik air dalam madu menuju eletroda negatif, sehingga air dapat dikeluarkan dari dalam madu. Pada penelitian ini menggunakan tegangan 350 V dengan sampel madu multiflora sebanyak 100 gram serta lama waktu perlakuan 1,5 jam, 2 jam dan 2,5 jam. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan metode Analysis of Varian (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan Uji Analisis Sidik Ragam (ANOVA) dengan taraf kepercayaan (α) =5% didapatkan hasil bahwa lama perlakuan metode electroosmosis dewatering berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu dan total padatan terlarut. Pada Uji Lanjut Duncan dengan taraf kepercayaan (α) =5% perlakuan 2,5 jam berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu dan total padatan terlarut (TDS)

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions