HUBUNGAN POLA MAKAN DAN MAKANAN IRITATIF DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA DI PUSKESMAS X KOTA PAYAKUMBUH

Abstract

Melihat angka kejadian sindroma dyspepsia di Indonesia mencapai 40-50% dan di Sumatera Barat sindroma dyspepsia menempati urutan pertama. Adanya..perubahan gaya hidup..dan perubahan pola makan masih menjadi salah satu penyebab tersering terjadinya gangguan pencernaan, termasuk dispepsia Berdasarkan survey awal di Puskesmas X Kota Payakumbuh sebanyak 10 orang pasien melaporkan gejala yang mereka alami pola makan, mengkonsumsi makanan/minuman yang bersifat iritatif . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan makanan iritatif dengan kejadian sindroma dyspepsia di wilayah kerja Puskesmas X Kota Payakumbuh. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain Cross Sectional, sampel sebanyak 40 orang responden, metode sampling adalah purposive sampling.Variabel independen adalah pola makan dan makanan iritatif sedangkan variabel dependen adalah kejadian dispepsia. Instrumen menggunakan kuisioner terdiri dari pola makan terdapat 11 pertanyaan, mengkonsumsi makanan/minuman iritatif terdapat 8 pertanyaan, sindroma dispepsia terdapat 7 pertanyaan,  analisis data mengunakan uji Chi Square. Pola makan sebagian besar tidak teratur (60%), makanan iritatif sebagian besar dikonsusmsi bersifat tidak iritatif (87,5%), hasil uji statistik pola makan dengan kejadian sindrom dispepsia (P value 0,497) dan mengkonsumsi makanan iritatif (P value 0,271) dengan kejadian sindroma dispepsia. Tidak terdapat hubungan pola makan dan makanan iritatif dengan kejadian sindrom dispepsia

    Similar works