Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Tematik dimana siswa masih banyak yang kebingungan dengan pengelompokan mata pembelajaran dalam satu tema. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran Inquiry Based Learning berbantu media audio visual efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Ringinarum. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Berbantu Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Tema 6 subtema 1. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan One Group Pretest-Posttest design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah kelas IV SD N 01 Ringinarum yang berjumlah 28 siswa. Data dikumpulkan dengan analisis stastik, uji gain score, dan uji t. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan dalam hasil belajar pada pelajaran Tematik dengan menggunakan model inquiry based learning berbantu media audio visual dengan hasil yang diperoleh sebesar thitung = 6468,755102 > t tabel = 2,050. Berdasarkan penelitian ini saran yang dapat saya sampaikan adalah supaya model pembelajaran inquiry based learning yang berbantu media audio visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru untuk mengajar

AGUSTINI, FERINA

SEPTIANINGRUM, AMALIA PUTRI

SUBEKTI, ERVINA EKA

English

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Tematik dimana siswa masih banyak yang kebingungan dengan pengelompokan mata pembelajaran dalam satu tema. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran Inquiry Based Learning berbantu media audio visual efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Ringinarum. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Berbantu Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Tema 6 subtema 1. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan One Group Pretest-Posttest design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah kelas IV SD N 01 Ringinarum yang berjumlah 28 siswa. Data dikumpulkan dengan analisis stastik, uji gain score, dan uji t. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan dalam hasil belajar pada pelajaran Tematik dengan menggunakan model inquiry based learning berbantu media audio visual dengan hasil yang diperoleh sebesar thitung = 6468,755102 &gt; t tabel = 2,050. Berdasarkan penelitian ini saran yang dapat saya sampaikan adalah supaya model pembelajaran inquiry based learning yang berbantu media audio visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru untuk mengajar

Open Journals System Universitas Ngudi Waluyo

Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 3  No. 4 Desember 2022 398    Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 3  No. 4 Desember 2022  http://jurnal.unw.ac.id/index.php/dwijaloka/index  ISSN 2776-5865 (online)   KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEMA 6 SUBTEMA 1 PADA SISWA KELAS IV SDN 01 RINGINARUM  AMALIA PUTRI SEPTIANINGRUM1*, FERINA AGUSTINI2, ERVINA EKA SUBEKTI3 1,2,3Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang *amaliaputriseptianingrum98@gmail.com Informasi  Artikel _______________ Dikirim: 9 agustus 2022 Direvisi: 22 Oktober 2022 Diterima: 11 November 2022 _______________ Kata Kunci: Keefektifan, Model Inquiry Based Learning, Hasil Belajar Siswa Abstract Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Tematik dimana siswa masih banyak yang kebingungan dengan pengelompokan mata pembelajaran dalam satu tema. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran Inquiry Based Learning berbantu  media audio visual efektif  terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Ringinarum. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Berbantu Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Tema 6 subtema 1. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan One Group Pretest-Posttest design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah kelas IV SD N 01 Ringinarum yang berjumlah 28 siswa. Data dikumpulkan dengan analisis stastik, uji gain score, dan uji t. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan dalam hasil belajar pada pelajaran Tematik dengan menggunakan model inquiry based learning berbantu media audio visual dengan hasil yang diperoleh sebesar thitung = 6468,755102 > t tabel = 2,050. Berdasarkan penelitian ini saran yang dapat saya sampaikan adalah supaya model pembelajaran inquiry based learning yang berbantu media audio visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru untuk mengajar.    PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan harus menumbuhkan  berbagai kompetensi bagi peserta didik. Menurut sistem Pendidikan Nasional Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa. Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan yaitu membentuk kembali karakter bangsa yangkini sudah semakin luntur akibat perkembangan iptek yang semakin canggih. Maka dari itu guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak hanya sekedar sebagai pemberi ilmu pengetahuan. Ia harus  berusahasecara terus menerus membantu peserta didik dalam Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 3  No. 4 Desember 2022 399  menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Pembelajaran maupun belajar merupakan kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan terfokus pada hasil yang akan dicapai peserta didik, melainkan bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan.Model pembelajaran merupakan suatu konsep yang digunakan dalam pembelajaran untuk mempersentasikan sesuatu hal. Joyce 1992 (dalam Trianto, 2014: 23) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain. Proses pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 perlu dikembangkan dan di praktikan model-model yang sesuai. Kadir dan Asrohah (2014: 22) Karaktriktis Pembelajaran Tematik dalam sekolah dasar yaitu anak didik sebagai pusat pembelajaran anak didik sebagai pelaku utama pendidikan semua arah dan tujuan pendidikan harus di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi yang di butuhkan anak didik dalam mengembangkan sesuai minat dan motivasinya. Berdasarkan wawancara saat observasi pada tanggal 18 Oktober 2019 di SDN 01 Ringinarum, Wali kelas IV menyatakan bahwa mata pelajaran tematik kelas IV dianggap masih membingungkan untuk siswa, karena dalam pembelajaran tersebut saling keterkaitan dalam pelajaran satu dengan yang lainnya, siswa beranggapan bahwa pelajaran tematik adalah pelajaran yang monoton dan terkesan sulit karena faktor guru yang hanya berpusat pada buku pedoman dan belum mengembangkan bahan ajar lain sebagai media pembelajaran. Kadir dan Asrohah (2014: 22) mengemukakaan bahwa karakteristik pembelajaran tematik yaitu antara lain : berpusat pada anak didik, memberikan pengalaman langsung (direct experience), fleksibel (luwes), hasil pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik, menggunakan prinsip PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Menurut Suryosubroto (2009:134-135) mengemukakan karakteristik pembelajaran tematik yaitu : berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung memisah mata pelajaran, menyajikan konsep, fleksibel, hasil belajar dapat dikembangkan sesuai minat dan bakat. Namun di lapangan pembelajaran tematik pada umumnya merujuk pada model pembelajaran yang monoton, masih rendahnya tingkat penguasaan dan penggunaan model pembelajaran yang kurang menjadi salah satu penyebab kurang tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal.Dalam hal ini guru harus dapat mengelola kelas dan menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena guru secara langsung dapat membina, mempengaruhi, dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa dalam berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum 2013. Menurut Sudjana (2008: 2), hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki setelah ia menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar). Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya untuk menemukan solusi pemecahan masalah, untuk menanggulangi permasalahan tersebut harus menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif dan menciptakan suasana baru yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan daya berpikir kritis siswa.Nikmah Shofiatun, Harto dan Fine (2019: vol 2) dalam jurnalnya mengatakan “Pembelajaran tanpa model tidak akan mencapai tujuan yang di inginkan, untuk itu model yaitu upaya untuk mengimplementasikan rencana dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai optimal”. Untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya yaitu dengan model pembelajaran Inquiry Based Learningberbasis keingintahuan (Seif 1997). Dalam Ngalimun (2013:27 ) Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 3  No. 4 Desember 2022 400  mengartikan inquiry sebagai mengetahui bagaimana menemukan sesuatu dan bagaimana mengetahui cara untuk memecahkan masalah. Menginquiry berarti mencari informasi, memiliki rasa ingin tahu, menanyakan pertanyaan, menyelidiki dan mengetahui ketrampilan yang akan membantunya memecahkan masalah. (Jarolimek, 1977) dalam Ngalimun (2013: 30 ) Tujuan utama pembelajaran yang berorientasi pada inquiryadalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa sehingga mereka dapat menjadi pmecah masalah yang mandiri (independent problem solvers). Menurut Rusman (2015:232) terdapat Langkah dalam model pembelajaran inquiry based learning yaitu Orientasi, Merumuskan Masalah, Merumuskan Hipotesis, Mengumpulkan Data, Menguji Hipotesis, Merumuskan Kesimpulan. Terkait dengan hal di atas peneliti memilih menerapka penggunaan Media audio visual. Menurut Suleiman (1981:11) Audio visual sebagai mempunyai dua sifat dasar, yakni audible artinya yang dapat didengarkan dan visible yang dapat dilihat. Sedangkan menurut Sanaky (2009: 102) ”media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyrksikan gambar dan suara”. Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran tersebut secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut : Bahwasannya guru menyiapkan ruang pembelajarannya, menyiapkan peralatan/media audio visual serta sarana prasarana pendukungnya, mengkondisikan kesiapan anak untuk mengikuti proses pembelajaran, mengulas dan mengevaluasi serta mengadakan RKTL (Rencana Kegiatan Tindak Lanjut). Menurut Suparman dalam Daryanto (2012:56) Audio Visual yaitu alat yang bertujuan merangsang minat dan perhatian siswa agar tertarik dengan mata pelajaran yang diberikan. Saat ini media video telah banyak diproduksi untuk keperluan pembelajaran, media ini biasanya dikemas dalam bentuk VCD (video compact disc).  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Inquiry Based Learning  berbantu media audio visual efektif terhadap hasil belajar mata pelajaran Tema 6siswa kelas IV SD N  01 Ringinatum Kabupaten Kendal dengan menggunakan model Inquiry Based Learning berbantu media audio visual. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design.  METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode yang di dalamnya terdapat pemberian perlakuan (treatment) kepada subyek. Siswa nantinya diberi perlakuan (treatment) dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan di lihat dari nilai ketuntasan siswa. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu analisis kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah One-GroupPretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah 28 siswa kelas IV SD N 01 Ringinarum Kabupaten Kendal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari populasi 28 siswa kwlas IV SD N 01 Ringinarum. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling nonprobality sampling. Jenis teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.  HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai hasil dari analisis data. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelas dengan dua kali pengukuran, penelitian yang pertama dilakukan sebelum kegiatan model Inquiry Based Learning berbantu media audio visual diberikan (Pretest) dan penelitian kedua dilakukan setelah perlakuan kegiatan model Inquiry Based Learning berbantu media audio visual diberikan (Posttest). Subjek dalam penelitian yaitu siswa kelas IV SD N 01 Ringinarum Kabupaten Kendal sebanyak 28 siswa. Dimana siswa laki-laki sebanyak 19 orang dan siswa perempuan sebanyak 19 orang. Pada tahap sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas awal dengan menggunakan pretest.Uji normalitas awal dilakukan untuk mengetahui sampel berdistribusi Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 3  No. 4 Desember 2022 401  normal atau tidak normal. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kelas IV SD N 01 Ringinarum Kabupaten Kendal berdistribusi normal karena Ltabel = 0,167 sedang Lhitung = 0,172 dengan taraf signifikasi sebesar 5%. Krena Ltabel = 0,167> Lhitung = 0,172, maka data awal berdistribusi normal. Pada tahap akhir kembali dilakukan uji normalitas dengan menggunakan posttest. Berdasarkan perhitungan diperoleh Lhitung = 0,1007 sedang Ltabel = 0,172, karena Lhitung < Ltabel maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberikan model Inquiry  Based Learning berbantu media audio visual (Pretest) sebesar 69 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 anak dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 anak kemudian setelah diberikan model Inquiry Based Learning berbantu media audio visual diperoleh rata-rata posttest sebesar 93 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 28 anak dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang. Sehingga terjadi peningkatan dari pretest ke posttest hasil belajar siswa kelas IV SD N 01 Ringinarum KabupatenKendal  setelah diberikan model pembelajaran sebesar 21,28%. Dari hasil Uji ketuntasan belajar nilai pretest memiliki persentase ketuntasan 67.85% dari jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (19 siswa yang tuntas). Sedangkan nilai posttest memiliki presentase ketuntasan 89,28% dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan ( 25 siswa  tuntas). Maka dapat diketahui bahwa nilai ketuntasan belajar posttest dengan menggunakan model Inquiry Based Learning berbantu media audio visual lebih baik dibandingkan dengan nilai ketuntasan pretest sebelum diberi perlakuan dengan model Inquiry Based Learning  berbantu media audio visual. Hal ini dapat menunjukan dengan jelas bahwa media Inquiry Based Learning berbantu media audio visual efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD 01 Ringinaum Kabupaten Kendal. Tabel 1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa   No.  Hasil Belajar Tingkat Minimal Ketuntasan Persentase Tuntas TidakTuntas 1. Pretest 70% 19 (67,85%) 9 (32,14%) 2. Posttest 70% 25(89,28%) 3 (10,71%)  Hal ini juga diperkuat dari uji hipotesis dengan Paired Sampel TTest, diperoleh hasil thitung = 6468,755102> ttabel 2.050 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan rata-rata hasil pretest dan hasil posttest pemberian model Inquiry Based Learning berbantu media audio visual terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N 01 Ringinarum Kabupaten Kendal. Rata-rata pretest hasil belajar sebesar 69 dan rata-rata posttest hasil belajar sebesar 93. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada keefektifanpenggunaan model pembelajaran Inquiry Based Learning berbantu media audio visual pada mata pelajaran Tema 6 terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N 01 Ringinarum  KabupatenKendal. Model pembelajaran Inquiry Based Learningberbantu media audio visual akan mengenalkan siswa pada budaya yang ada di sekitar serta meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran yang berlangsung akan menjadi menyenangkan dan menarik karena berorientasi pada masalah yang ada di dunia nyata sehingga siswa dituntut aktif dan berpikir kreatif dalam pembelajaran ini. Sehingga deharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai maksimal.  Tabel 2 Hasil Data Penelitian Keterangan  Pretest Posttest Nilai Tertinggi 91 100 Nilai Terendah 17,7 78 Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 3  No. 4 Desember 2022 402  Rata-rata 64,6 93,2   Gambar 1 Diagram Nilai Hasil Belajar Tema 6 Sub Tema 1  SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model Inquiry Based Learning berbantu media audio visual efektif terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Tema 6 (Cita-citaku) di SD N01 Ringinarum KabupatenKendal. Hal ini dibuktikan dengan analisis uji t dimana thitung = 6468.75 > ttabel = 2.050 dengan rata-rata nilai pada kelas adalah 93 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 89,28%. Yang kedua di buktikan dengan Ketuntasan belajar. Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari individu (perorangan) dan klasikal (kelompok) dari hasil nilai ketuntasan individu siswa SD N 01 Ringinarum KecamatanRinginarum KabupatenKendal mendapatkan 25 anak yang sudah tercapai KKM-nya yaitu minimal 70 sedangkan untuk ketuntasan belajar Klasikal yakni siswa telah tercapai 89,28%.  DAFTAR PUSTAKA   Sanaky H.A. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Suleiman, A. H. (1981). Media audio-visual untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan. Gramedia. Asrohah, H., & Kadir, A. (2014). Pembelajarantematik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2012). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. Ngalimun, F. H. & Ariani, A. (2013). Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas. Yoyakarta: Aswaja Pressindo. Nikmah, S. Nuroso, H. & Reffiane, F. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Berbantu Media Pop-U Book Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 2(20): 265. Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. (2008). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta.  Irzani, T. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya Dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.  050100150Pretest PosttestNilai tertinggiRata-rataNilai Terendah

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED  LEARNING BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP  HASIL BELAJAR SISWA TEMA 6 SUBTEMA 1 PADA SISWA  KELAS IV SDN 01 RINGINARUM

http://jurnal.unw.ac.id/index.php/dwijaloka/article/download/2008/1306

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEMA 6 SUBTEMA 1 PADA SISWA KELAS IV SDN 01 RINGINARUM

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Open Journals System Universitas Ngudi Waluyo