Penelitian ini dilatarbelakangi mengenai pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE) pada PT. Jasa Marga (Persero), Tbk periode 2009-2018. Total Asset Turnover (TATO) merupakan rasio aktivitas yang mengukur perputaran seluruh asset perusahaan. Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Asset menjadi bagian paling penting dalam menjalankan operasional perusahaan. Jika asset mampu berputar dengan baik, dalam artian dapat digunakan dengan efisien maka akan meningkatkan laba yang diperoleh.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return On Equity (ROE) secara parsial; 2) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE) secara parsial; 3) Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE) secara simultan. PT. Jasa Marga (Persero), Tbk Periode 2009-2018.

Kerangka pemikiran menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE). Namun Return On Equity (ROE) juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Periode 2009-2018. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi, korelasi, koefisien determinasi, uji statistitik dan uji F.

Hasil penelitian menunjukan Total Asset Turnover (TATO) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE) dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel (2,776>2,306). Hasil dari Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE) dibuktikan dengan hasil t hitung < t tabel (-2,688 < 2,306). Hasil simultan Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE) dibuktikan dengan t hitung < t tabel (3,414 < 4,74)

Fauzi, Ryan Rizky A

Digital Library UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung

  1  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perekonomian pada umunya dibagi menjadi dua subsistem yaitusektor riil dan sektor keuangan, kedua subsitem ini tentu sangat saling bergantung. Sektor keuangan  terdiri dari perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan non bank lainnya seperti asuransi, pegadaian, leasing, dan sebagainya.1 Setiap perusahaan selalu diarahkan menjalankan aktivitas untuk mencapai  tujuan tertentu dalam perusahaan tersebut, tentunya setiap perusahaan ingin mecapai tujuan dengan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam memampuan tingkat pertumbuhan perusahaan dilihat dari kinerja manajemen yang baik secara efesien dan memiliki keahlian mengelola bidang analisis keuangan, melalui informasi laporan keuangan guna untuk mengambil keputusan. Investasi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu komitmen atas sejumlah harta yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan  investasi syariah adalah investasi yang dilakukan oleh seorang investor yang tidak mengandung unsur yang diharamkan oleh agama Islam, yaitu tidak mengandung unsur maysir, gharar dan riba pada harta yang diinvestasikan. Pasar modal sebagai salah satu instrumen investasi merupakan tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang atau                                                           1 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori Dan Praktik, (Bekasi: Gramata Publishing, 2014), hlm. 22.   2  long term financial assets antara investor dan perusahaan dengan risiko untung dan rugi. Selain digunakan sebagai sarana investasi oleh investor, pasar modal juga digunakan oleh perusahaan sebagai sarana untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang perusahaan dengan cara menjual saham atau dengan menerbitkan obligasi. Salah satu lembaga yang terlibat dalam pasar modal yang berfungsi sebagai pengatur perdagangan pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).  Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan lembaga atau pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek tersebut di antara penjual dan pembeli. Salah satu lembaga yang dibentuk oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengelompokkan index syariah adalah Jakarta Islamic Index (JII). Lembaga tersebut merupakan salah satu index saham yang berada di Indonesia yang berfungsi untuk menghitung index harga rata-rata saham yang memenuhi kriteria syariah2.   Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Adapun tujuan dibentuknya indeks saham syariah ini adalah sebagai salah satu tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja investasi, baik dalam hal tingkat keuntungan maupun hal lainnya pada saham yang berbasis syariah dan meningkatkan kepercayaan para investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah, atau untuk memberikan kesempatan kepada investor yang ingin melakukan investasi di pasar modal melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.                                                           2 Andrian Sutendi, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm. 63.   3  Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan untuk menilai kinerja perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Sehingga rasio yang dapat mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu  disebut analisis rasio.3 Salah satu rasio keuangan yang biasanya digunakan untuk mengukur besarnya tingkat pengembalian/return dari suatu investasi khususnya dari saham yang didapatkan adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas, Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas atau rentabiltas  Return On Equity (ROE). Return On Equity (ROE) atau hasil pengembalian ekuitas merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.4 Nilai rasio Return On Equity (ROE) yang tinggi dalam perusahaan tidak hanya diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan, tetapi ini juga berdampak pada kepercayaan nasabah dalam menyimpan dananya di bank, karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa Return On Equity (ROE) menggambarkan seberapa baik perusahaan mengelola modal yang dimiliknya dalam kegiatan operasional perusahaan untuk menghasikan laba.                                                           3 Kasmir. Analisis Laporan Keuangan Lainnya.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 196. 4 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke VI, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 204.   4  Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini digunakan rasio hutang dan rasio ektivitas, yaitu Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER). Dalam mengefektifkan kinerja perusahaan terdapat salah satu rasio yang mendukung, yaitu menggunakan rasio aktivitas mengenai Total Asset Turnover (TATO) untuk mendukung kelancaran aktivitas penjualan perusahaan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Total Asset Turnover (TATO) menentukan tingkat efektifan perusahaaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan penjualan maupun pendapatan selama satu periode tertentu. Total Asset Turnover (TATO) merupakan pengukuran tingkat efisien penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Yang dimaksud untuk mengetahui tingkat efesiensi perusahaan yaitu dengan kecepatan peputaran total asset dalam suatu periode. Dengan kata lain semakin cepat perputaran asetnya maka semakin efektif sebuah perusahaan untuk mengelola asetnya, dan ketika sebuah perusahaan semakin tinggi nilai perputarannya maka akan semakin efektif pengunaan total asset dan semakin tinggi tingkat penjualan sehingga akan memperbesar peluang perusahaan dalam menghasilkan laba (ROE),5 menghasikan laba atau keuntungan yang maksimal adalah tujuan perusahaan menjadi efektif. Sebagai salah satu indikator yang paling tepat dalam hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. yaitu dengan rasio Return On Equity (ROE).                                                           5 Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. (Yogyakarta: Ekonisia. 2013), hlm. 265.   5   Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio yang termasuk ke dalam rasio solvablitas yang digunakan sebagai salah satu alat analisis investasi yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara hutang dan modal.6 Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan bahwa porsi hutang dan beban tetap yang digunakan perusahan untuk membiayai modal dan aktiva semakin tinggi pula. Penggunaan hutang yang besar pula akan secara tidak langsung ikut mempengaruhi terhadap ketidakpastian dan risiko serta keuntungan yang akan dihasilkan akan ikut besar pula. seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.7 Dalam penelitian ini, penulis membahas tentang Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return On Equity (ROE) yang ada pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Periode 2009-2018. Untuk Mengetahui pengolahan data pada perusahaan tersebut, maka dari itu penulis memaparkan laporan keuangan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut:                                                             6Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), hlm.155. 7Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2008), hlm. 333. 8   6  Tabel 1.1 Data Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018 Data dalam persen (%) Periode Total Asset Turnover Debt To Asset Ratio Return On Equity 2009 0,224 1,173 0,138 2010 0,227 ↑ 1,369 ↑ 0,154 ↑ 2011 0,225 ↓ 1,319 ↓ 0,142 ↓ 2012 0,225 ↓ 1,529 ↑ 0,156 ↑ 2013 0,205 ↓ 1,610 ↑ 0,114 ↓ 2014 0,208 ↑ 1,788 ↑ 0,106 ↓ 2015 0,207 ↓ 1,969 ↑ 0,107 ↑ 2016 0,165 ↓ 2,274 ↑ 0,110 ↑ 2017 0,112 ↓ 3,313 ↑ 0,114 ↑ 2018 0,094 ↓ 3,005 ↓ 0,089 ↓ Sumber: Laporan Keuangan PT. Jasa Marga (persero), Tbk.  Data tabel 1.1 di atas menunjukkan adanya ketidak stabilan nilai Total Asset Turn Over (TATO), Debt To Asset Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) PT. Jasa Marga (persero), Tbk. Periode 2009-2018. Dan beberapa tidak sesuai dengan teori yang ada, dimana apabila Total Asset Turn Over (TATO) mengalami kenaikan maka hendaknya Return On Equity (ROE) mengalami kenaikan pula, dan apabila Debt To Asset Ratio (DER) mengalami kenaikan maka Return On Equity (ROE) hendaknya mengalami penurunan. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan pada Total Asset Turn Over (TATO)  dari 0,224 menjadi 0,227. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi kenaikan dari 1,173 menjadi 1,369. Begitupun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi kenaikan dari 0,138 menjadi 0,154. Pada variabel Debt to Equity   7  Ratio (DER) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan maka Return On Equity (ROE) mengalami penurunan.  Pada tahun 2011 terjadi penurunan pada Total Asset Turn Over (TATO)  dari 0,227 menjadi 0,225. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi penurunan juga dari 1,369 menjadi 1,319. Begitupun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi penurunan dari 0,154 menjadi 0,142. Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan maka Return On Equity (ROE) mengalami kenaikan.  Pada tahun 2012 tidak terjadi kenaikan ataupun penurunan pada jumlah Total Asset Turn Over (TATO) jumlahnya masih tetap sama dengan tahun sebelumnya yaitu 0,225. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi kenaikan dari 1,319 menjadi 1,529. Begitupun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi kenaikan dari 0,142 menjadi 0,156. Pada variabel Return On Equity (ROE) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah Total Asset Turn Over (TATO) mengalami penurunan maka hendaknya Return On Equity (ROE) juga mengalami penurunan. Begitupun apabila Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan maka hendaknya Return On Equity (ROE) mengalami penurunan.  Pada tahun 2013 terjadi penurunan pada Total Asset Turn Over (TATO)  dari 0,225 menjadi 0,205. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi kenaikan dari 1,529 menjadi 1,610. Begitupun untuk variabel Return On   8  Equity (ROE) terjadi penurunan dari 0,156 menjadi 0,114. Pada tahun 2013 semua berdistribusi normal tidak ada variabel yang tidak sesuai teori. Pada tahun 2014 terjadi kenaikan pada Total Asset Turn Over (TATO)  dari 0,205 menjadi 0,208. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi kenaikan dari 1,610 menjadi 1,788. Adapun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi penurunan dari 0,114 menjadi 0,106. Pada variabel Total Asset Turn Over (TATO) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah Total Asset Turn Over (TATO) mengalami kenaikan maka Return On Equity (ROE) mengalami kenaikan.  Pada tajun 2015 terjadi penurunan pada jumlah Total Asset Turn Over (TATO) yaitu dari 0,208 menjadi 0,207. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi kenaikan dari 1,788 menjadi 1,969. Adapun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi kenaikan dari 0,106 menjadi 0,107. Pada variabel Return On Equity (ROE) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah Total Asset Turn Over (TATO) mengalami penurunan maka hendaknya Return On Equity (ROE) juga mengalami penurunan. Begitupun apabila Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan maka hendaknya Return On Equity (ROE) mengalami penurunan.  Pada tahun 2016 terjadi penurunan pada jumlah Total Asset Turn Over (TATO) yaitu dari 0,207 menjadi 0,165. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi kenaikan dari 1,969 menjadi 2,274. Adapun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi kenaikan dari 0,107 menjadi 0,110. Pada variabel Return On Equity (ROE) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah   9  Total Asset Turn Over (TATO) mengalami penurunan maka hendaknya Return On Equity (ROE) juga mengalami penurunan. Begitupun apabila Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan maka hendaknya Return On Equity (ROE) mengalami penurunan. Pada tahun 2017 terjadi penurunan pada jumlah Total Asset Turn Over (TATO) yaitu dari 0,165 menjadi 0,112. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi kenaikan dari 2,274 menjadi 3,313. Adapun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi kenaikan dari 0,110 menjadi 0,114. Pada variabel Return On Equity (ROE) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah Total Asset Turn Over (TATO) mengalami penurunan maka hendaknya Return On Equity (ROE) juga mengalami penurunan. Begitupun apabila Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan maka hendaknya Return On Equity (ROE) mengalami penurunan. Pada tahun 2018 terjadi penurunan pada Total Asset Turn Over (TATO)  dari 0,112 menjadi 0,094. Adapun untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi penurunan juga dari 3,313 menjadi 3,005. Begitupun untuk variabel Return On Equity (ROE) terjadi penurunan dari 0,114 menjadi 0,089. Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) terjadi ketidaksesuaian teori, hendaknya apabila jumlah Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan maka Return On Equity (ROE) mengalami kenaikan.  Pada Tabel 1.1 diatas menunjukkan hasil adanya ketidakstabilan pergerakan nilai antara Total Asset Turn Over (TATO), Debt To Asset Ratio (DER), dan Return   10  On Equity (ROE). Kenaikan dan penurunan variabel independen dan variabel dependen di atas dapat dilihat melalui grafik berikut ini.  Grafik 1.1 Pergerakan Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Tbk. Periode 2009-2018   Sumber : Data Sekunder diolah penulis. (2021)  Ketidaksesuaian terjadi pada tahun hamper pada setiap tahunnya dimana kenaikan dan penurunan Total Asset Turn Over (TATO) dan Debt To Asset Ratio (DER) tidak diikuti dengn peningkatan dan penurunan Return On Equity (ROE) . Berdasarkan uraian tersebut, penulis merumuskan bahwa hendaknya data menunjukkan keselarasan dengan teori yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu jika Total Asset Turn Over (TATO) naik maka Return On Equity (ROE) naik, dan apabila Debt To Asset Ratio (DER) naik maka Return On Equity (ROE) turun. Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Total Asset TurnOver (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi di PT. Jasa Marga (persero), Tbk Periode 2009-2018).  2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018TATO 0,224 0,227 0,225 0,225 0,205 0,208 0,207 0,165 0,112 0,094DER 1,173 1,369 1,319 1,529 1,61 1,788 1,969 2,274 3,313 3,005ROE 0,138 0,154 0,142 0,156 0,114 0,106 0,107 0,11 0,114 0,08900,511,522,533,5  11  B. Identifikasi dan Rumusan Masalah  Penelitian ini menggunakan dua variabel dalam menentukan Return On Equity (ROE). Adapun variabelnya adalah Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER). Sesuai dengan latar belakang yang telah di kemukakan diatas, maka dapat di identifikasi bahwa masalah penelitian ini yaitu dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Total Asset Turnover (TATO) secara parsial terhadap Return On Equity (ROE) PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018 ? 2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial Return On Equity (ROE) PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018 ? 3. Bagaimana pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return On Equity (ROE) PT. Jasa Marga (Persero),  Tbk. Periode 2009-2018 ?  C. Tujuan Penelitian   Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Total Asset Turnover (TATO) secara parsial terhadap Return On Equity (ROE) pada PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial Return On Equity pada PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018.   12  3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return On Equity (ROE) pada PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018.  D. Kegunaan Penelitian  Penelitian ini mempunyai kegunaan yang baik secara teoritis maupun secara praktis seperti peneliti uraikan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis a. Mendeskripsikan pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap Return On Equity (ROE) pada PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018. b. Mengembangkan Teori pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return On Equity (ROE) pada PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Periode 2009-2018. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan khususnya mengenai Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) sehingga dapat dijadikan umpan balik dan informasi bagi kemajuan perusahaan yang akan dating. b. Bagi calon investor, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan ketika mereka akan menanamkan dananya dipasar modal; c. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai salah satu  syarat lulus dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) prodi Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung.  

Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) : Studi di PT. Jasa Marga (Persero). Tbk periode 2009-2018

http://digilib.uinsgd.ac.id/47735/1/1_cover.pdf

Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) : Studi di PT. Jasa Marga (Persero). Tbk periode 2009-2018

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Digital Library UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung