research

Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Melalui Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Bamboo Dancing (Tari Bambu) Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2016/2017

Abstract

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Devi Novitasari Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAKDevi Novitasari. K8413018. UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli 2017.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu (Bamboo Dancing) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pedukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu (Bamboo Dancing) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang difokuskan pada aspek kognitif pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 3 SMA Negeri Kebakkramat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar pada pra siklus, siklus pertama, dan siklus II. Dalam pra-siklus, ada 5 siswa (13,15%) yang memiliki tingkat keaktifan belajar yang tinggi, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 14 siswa (36,84%), sedangkan pada siklus II aktivitas belajar meningkat menjadi 30 siswa (78,94%). Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dalam pra siklus, siklus pertama, dan siklus II. Dalam pra siklus, nilai ratarata siswa adalah 67,69 pada dari skala 0-100. Hal ini meningkat menjadi 74,57 pada siklus I, 77,05 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimum pada pra-siklus adalah 7 siswa (18,42%), kemudian pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 20 siswa (52,63%), dan akhirnya pada siklus II siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum menjadi 31 siswa (81,57%)

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 16/11/2017