Pra rencana Pabrik Minuman Multivitamin Agar-agar Instan

Abstract

Berdasarkan hasil survei dari WHO, kebutuhan gizi masyarakat Indonesia setiap harinya belum mencukupi angka kebutuhan gizi (AKG) yang diterapkan oleh pemerintah. Ironisnya karena produk sekarang bervariasi, maka konsumen cenderung membeli produk makanan dan minuman yang disukainya tanpa melihat kandungan-kandungan gizi yang ada didalamnya. Selain itu, beberapa orang masih kurang memperhatikan kebutuhan gizi dalam tubuh dengan alasan ekonomi. Sebagai akibatnya, produk makanan dan minuman tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan vitamin dan serat dalam tubuh yang pada umumnya berperan penting untuk pertumbuhan anak, menjaga stamina tubuh, menangkal radikal bebas yang memicu sel-sel kanker dalam tubuh, mencegah susah buang air besar, dan penyakit-penyakit lainnya akibat kekurangan vitamin. Tujuan perancangan pabrik ini adalah menghasilkan produk minuman instan bergizi tinggi yang diperlukan oleh tubuh dengan menggunakan sumber daya alam yang ada. Salah satu sumber daya alam yang banyak mengandung serat adalah rumput laut, yang mana jarang digunakan sebagai salah satu produk minuman. Oleh karena itu, dengan dipadukannya susu yang juga mengandung vitamin, protein, dan mineral (kalsium) diharapkan produk ini dapat mencukupi kebutuhan gizi tubuh. Pabrik Minuman Multivitamin Agar-agar Instan direncanakan berlokasi di daerah Situbondo, Jawa Timur, dengan kapasitas 69.215.618 sachet per tahun. Pabrik ini, direncanakan berdiri pada tahun 2011. Susu sapi segar dan rumput laut sebagai bahan baku utama diambil dari kota Situbondo, Jawa Timur, dan sekitarnya. Proses pembuatan minuman multivitamin ini, didasarkan pada proses pembuatan susu bubuk skim dan peroses pembuatan tepung agar-agar. Produk yang dihasilkan ada dua macam, yaitu susu bubuk skim dan tepung agar-agar, dengan ratio 30 g susu bubuk skim dan 10 g tepung agar-agar, yang dikemas secara terpisah. Dari hasil analisa ekonomi dengan metode Discounted Cash Flow Rate of Equity (ROE) sebelum pajak : 25% Rate of Equity (ROE) setelah pajak : 12,31% Rate of Return Investment (ROR) sebelum pajak : 23,36 % Rate of Return Investment (ROR) setelah pajak : 11,07% Pay Out Time (POT) sebelum pajak : 3 tahun 9 bulan Pay Out Time (POT) setelah pajak : 5 tahun 5 bulan Break Even Point (BEP) : 39,71 % Dengan mempertimbangkan segi teknis maupun segi ekonomi, maka pabrik ini dinyatakan layak untuk didirikan di Indonesi

    Similar works