Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Biaya Utang Obligas

Abstract

Penelitian ini ingin menguji pengaruh kepemilikan saham oleh dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, dan independensi dewan komisaris terhadap biaya utang (obligasi). Populasi di dalam penelitian ini adalah obligasi yang memiliki angka yield to maturity (t+1) di periode tahun 2012-2016. Metode sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis data menggunakan regresi berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan saham oleh dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris dan independensi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap biaya utang obligasi. Hasil uji sensitivitas pertama menunjukkan kepemilikan saham oleh dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris dan independensi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil uji sensitivitas kedua menunjukkan kepemilikan saham oleh dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris dan independensi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap biaya utang obligasi. Hal tersebut menunjukkan dewan komisaris belum mampu berkontribusi dalam penurunan biaya utang obligasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan fenomena di Indonesia bahwa hanya terdapat 4 perusahaan publik yang masuk ke dalam 50 TOP ASEN penghargaan Asean Corporate Gorvenance Scorecard pada tahun 2017. Kondisi tersebut menggambarkan tata kelola perusahaan publik di Indonesia masih lemah. Hasil penelitian ini belum mampu mendukung teori keagenan dan teori perusahaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh regulator seperti OJK untuk memperbaiki standar dewan komisaris

    Similar works