Kajian Dampak Perbedaan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) Pada Dataran Tinggi Dan Dataran Rendah

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) termasuk ke dalam jenis tanaman palawija penghasil karbohidrat yang berpotensial dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan makanan pokok (selain nasi). Ubi jalar mengandung gizi yang tinggi sehingga memiliki kualitas yang baik sebagai bahan pangan. Komoditas ubi jalar mempunyai peranan yang cukup penting karena memiliki banyak manfaat dan nilai tambah. Selain dimanfaatkan dalam bentuk umbi segar, ubi jalar juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pakan dan bahan industri. Masalah utama yang dihadapi dalam kegiatan usaha tani ubi jalar adalah rendahnya produksi rata-rata per hektar lahan. Komoditas ubi jalar lebih toleran terhadap perubahan iklim dibandingkan dengan tanaman palawija lain seperti sorghum, jagung, dan kedelai. Ubi jalar memiliki daya adaptasi yang luas, baik dari kondisi lahan maupun lingkungan. Dalam sistem produksi, perubahan iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Pada lahan yang terdapat di dataran tinggi dan dataran rendah pastinya juga mengalami perubahan iklim yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan unsur iklim dan produktivitas ubi jalar di wilayah dataran tinggi dan dataran rendah. Mengetahui hubungan dari unsur iklim terhadap hasil produktivitas ubi jalar di wilayah dataran tinggi dan dataran rendah serta mengetahui unsur iklim yang paling berperan dalam produktivitas ubi jalar di wilayah dataran tinggi dan dataran rendah. Penelitian dilakukan pada bulan April – Oktober 2021 di Daerah Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang dan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Alat dan bahan yang digunakan yaitu terdiri dari data primer berupa data iklim dari dua daerah tahun 2001-2020 yang diperoleh dari Stasiun Geofisika III Malang dan Stasiun Geofisika III Sawahan Nganjuk dan data produktivitas ubi jalar tahun 2001-2020 yang diperoleh dari BPS Kabupaten Malang dan BPS Kabupaten Nganjuk dan BDSP-Kementerian Pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Untuk mengetahui hubungan iklim dan produktivitas tanaman ubi jalar dilakukan analisis korelasi antara data iklim dan produktivitas kemudian dilanjutkan dengan regresi linier dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2016 dan SPSS 25. Penetapan lokasi dilakukan metode stratified random sampling yaitu diawali pemetaan wilayah dengan memilih daerah sentra produksi yang termasuk wilayah dataran rendah yaitu berada pada ketinggian di bawah 400 mdpl dan dataran tinggi yaitu wilayah sentra poduksi pada ketinggian diatas 700 mdpl. Untuk menganalis hubungan unsur iklim dengan produktivitas ubi jalar di dataran tinggi dan rendah dilakukan analisis korelasi dan v regresi antara curah hujan, suhu udara, lama penyinaran matahari, kelembaban udara dan produktivitas ubi jalar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu dua puluh tahun (2001 – 2020), terdapat perbedaan unsur iklim pada wilayah dataran tinggi di Kabupaten Nganjuk dan pada wilayah dataran rendah di Kabupaten Malang. Pada dataran tinggi unsur iklim curah hujan, suhu udara dan lama penyinaran matahari lebih rendah daripada dataran rendah. Pada dataran tinggi unsur iklim kelembaban udara lebih tinggi daripada dataran rendah. Pada dataran tinggi produktivitas ubi jalar lebih rendah daripada dataran rendah dengan nilai rata-rata 14,885 ton/ha dan 14,439 ton/ha. Unsur iklim curah hujan di dataran rendah dengan nilai korelasi r = 0,50 dan unsur iklim suhu udara di dataran tinggi dengan nilai korelasi r = 0,61 memiliki hubungan yang nyata pada taraf 5% terhadap produktivitas ubi jalar dikarenakan nilai korelasi r mendekati 1 yang artinya semakin mendekati angka 1, maka pengaruh unsur iklim akan semakin kuat terhadap produktivitas ubi jalar. Unsur iklim kelembaban udara, lama penyinaran matahari tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap produktivitas ubi jalar. Unsur iklim curah hujan di dataran rendah berpengaruh nyata terhadap produktivitas ubi jalar dengan nilai R2 = 24% dan persamaan hasil regresi Y= 29,439 + 0,040 X, ini menunjukkan apabila curah hujan meningkat satu mm akan meningkatkan produktivitas ubi jalar 0,040 ton/ha. dan unsur iklim suhu udara pada dataran tinggi berpengaruh nyata terhadap produktivitas ubi jalar dengan nilai R2 = 38% dan persamaan hasil regresi Y = - 40,541 + 3,005 X, ini menunjukkan apabila suhu meningkat satu derajat akan meningkatkan produktivitas ubi jalar 3,005 ton/ha. Unsur iklim kelembaban udara dan unsur iklim lama penyinaran matahari tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas ubi jalar. Unsur iklim yang paling berperan terhadap produktivitas ubi jalar dilihat dari nilai korelasi nya yaitu unsur iklim suhu udar

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions