Karakterisasi Protein Biofilm Bakteri Staphylococcus aureus Dan Produksi Antibodi Poliklonal Pada Mencit (Mus musculus)

Abstract

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab infeksi nosokomial. Bakteri ini patogen pada manusia karena mempunyai faktor virulensi seperti biofilm, Panton Valentine Leucocidine (PVL) dan beberapa enzim (protease, lipase, dan elastase), yang memungkinkan untuk menghancurkan jaringan hospes dan metastase ke tempat lainnya (Buyukcangaz et al., 2014). Biofilm bakteri merupakan bentuk struktural dari sekumpulan mikroorganisme yang dilindungi oleh matriks ekstraseluler yang disebut Extracelluler Polymeric Substance (EPS), dimana EPS merupakan produk yang dihasilkan oleh mikroorganisme itu sendiri dan dapat melindungi dari pengaruh lingkungan yang buruk (Prakash et al., 2003). EPS biofilm Staphylococcus terdiri dari Polysaccharide Intercellular Adhesin(PIA), ekstraseluler-DNA, protein, amiloid fibrilsdan polisakarida (Boles and Horswill, 2011; Arciola et al., 2015).Bakteri dalam biofilm dapat menahan antibiotik pada konsentrasi hingga 1000 kali lebih tinggi dari pada bakteri yang sama dalam keadaan planktonik (Arciola et al., 2015). Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi Protein Biofilm bakteri S. aureus berdasarkan berat molekul, protein hemaglutinin dan melihat respon antibodi poliklonal terhadap antigen Protein Biofilm dari bakteri S. aureus.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri strain S. aureus yang di peroleh dari laboratorium RSUD Saiful Anwar Malang.Tahapan penelitian ini mulai dari identifikasi bakteri S. aureus yang menghasilkan biofilm, selanjutnya dilakukan identifikasi profil Protein Biofilm menggunakan SDS-PAGE. Kemudian dilakukan uji hemaglutinasi, selanjutnya dilakukan imunisasi pada mencit untuk mendapatkan antibodi poliklonal. Antibodi poliklonal yang diperoleh dari serum di gunakan untuk uji hambatan hemaglutinasi, uji dot blot dan uji western blotting. Hasil penelitian profil Protein Biofilm menggunakan SDS-PAGE mempunyai berat molekul 35 kDa, 22,4 kDa dan 17 kDa. Ketiga protein tersebut dilakukan uji hemaglutinasi untuk mendapatkan protein hemaglutinin. Protein Biofilm 35 kDaterjadi aglutinasi pada titer 1/2, Protein Biofilm 22,4 kDanampak aglutinasi pada titer 1/4, Protein Biofilm 17,2 kDa mengalami aglutinasi pada titer 1/2. Sedangkan pada crude Protein Biofilm terjadi aglutinasi pada titer 1/8. Protein 22,4 kDa di pilih untuk menghasilkan antibodi poliklonal pada mencit karena mempunyai titer tertinggi dibandingkan dengan Protein Biofilm yang di purifikasi (35 kDa, 22,4 kDa dan 17,2 kDa). Hasil uji hambatan hemaglutinasi Protein Biofilm bakteri S. aureus menunjukan bahwa antibodi poliklonal yang terbentuk mampu menghambat hemaglutinasi Eritrosit mencit dengan titer 1/4. Uji check board digunakan untuk melihat efektifitas terjadinya reaksi antara antigen antibodi. Hasil uji check board menunjukan reaksi terkuat terlihat pada pengenceran 1/640 untuk antigen dan 1/300 untuk antibodi. Titer pengenceran antibodi tersebut yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan uji western blotting. Hasil uji western blotting menunjukan bahwa antibodi poliklonal 22,4 kDaS. aureus dapat merespon antigen Protein Biofilm dari bakteri S. aureusyang mempunyai berat molekul 120 kDa, 63kDa, 48 kDa, 30 kDa dan 22,4 kDa

    Similar works