Analisis Implikasi Keterlambatan Pencairan Dana Talangan dalam Kemitraan Pabrik Gula dengan Petani Tebu (Studi Kasus Pada Pabrik Gula Kebon Agung).

Abstract

Terjadinya penekanan harga gula kristal putih di tingkat lelang akibat merembesnya gula rafinasi dengan harga yang kompetitif berakibat harus dijalankannya mekanisme dana talangan, dimana peran distributor utama digantikan oleh investor. Dalam pelaksanaannya, investor kesulitan memasarkan gula hingga mengakibatkan terlambatnya pencairan dana talangan ke produsen gula. Produsen gula di Indonesia menjalankan operasional bisnisnya dengan menjalin kemitraan dengan petani Tebu Rakyat (TR). Atas kemitraan tersebut, masing-masing pihak memiliki peran dan tanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi atas keterlambatan pencairan dana talangan terhadap kemitraan dari sisi produsen gula, yakni PG Kebon Agung. Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah metode Studi Kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikasi atas keterlambatan pencairan dana talangan terhadap PG Kebon Agung secara umum mengakibatkan terganggunya aliran dana. Akan tetapi, PG Kebon Agung mengambil kebijakan-kebijakan dengan pertimbangan utama keberlangsungan hidup petani. Kebijakan-kebijakan tersebut juga didukung oleh struktur tata kelola dalam kemitraan. Dilihat dengan bingkai Teori Biaya Transaksi, dengan mengunakan tiga aspek determinan untuk mengevaluasi struktur tata kelola perusahaan (spesifikasi aset, ketidakpastian dan frekuensi transaksi), penelitian juga menunjukkan bahwa PG Kebon Agung cenderung memiliki bentuk tata kelola integrasi vertikal penuh yang memberikan perusahaan kendali atas pasokan bahan baku dan saluran penjualan/distribus

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions