Kolitis ulseratif merupakan bagian dari Inflammatory Bowel Disease yang ditandai
dengan adanya lesi difus di kolon. Inflamasi kronis yang terjadi pada kolitis ulseratif
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan sistem imun pada usus sehingga adanya
produksi berlebih dari sitokin-sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α dan IL-6. Hal tersebut
memperburuk kondisi peradangan pada usus serta turut berperan dalam manifestasi
maupun komplikasi ekstraintestinal dari kolitis ulseratif yaitu anemia yang ditandai dengan
penurunan kadar hemoglobin. Selain adanya ketidakseimbangan sistem imun, didapatkan
juga defisiensi vitamin D pada sekitar 44% pasien kolitis ulseratif. Vitamin D3 merupakan
bentuk aktif dari vitamin D yang tidak hanya berperan dalam remodeling tulang tapi juga
dalam sistem imun. Vitamin D3 dapat berperan pada sistem imun innate dengan
memproduksi berbagai antimikroba dan peningkatan pengenalan TLR-4, sedangkan pada
sistem imun adaptif vitamin D3 akan menghambat Th1 sehingga menekan sitokin-sitokin
pro-inflamasi serta menghambat jalur Nf-κB yang juga memperantarai aktivasi dari
berbagai sitokin pro-inflamasi.
Dextran Sulphate Sodium (DSS) merupakan zat yang bisa digunakan untuk
menginduksi kolitis pada hewan coba. Dextran Sulphate Sodium (DSS) yang bersifat toksik
terhadap kolon akan merusak barrier dari epitel kolon sehingga berbagai patogen dapat
translokasi ke mukosa kolon dan mengaktifkan sistem imun terutama sitokin-sitokin pro-
inflamasi yang semakin memperberat kerusakan kolon. Sistem scoring yang dapat
digunakan untuk mengetahui efek kerusakan yang ditimbulkan akibat induksi DSS pada
hewan coba yaitu Disease Activity Index (DAI) dan Mouse Colitis Histology Index (MCHI).
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek pemberian vitamin D3 dapat
menurunkan sitokin-sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α dan IL-6 sehingga kerusakan kolon
akibat DSS dan manifestasi ekstraintestinalnya dapat ditekan. Penelitian ini menggunakan
hewan coba mencit jantan BALB/c sejumlah 24 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok
secara acak. Kelompok kontrol negatif hanya diberikan aquadest, kelompok kontrol positif
(model mencit kolitis) diberikan Dextran Sulphate Sodium 3% (DSS 3%) selama 7 hari,
kelompok perlakuan I diberikan DSS 3% selama 7 hari kemudian diberikan vitamin D3
dengan dosis 0.2 μg/25gram/hari selama 7 hari, kelompok perlakuan II diberikan vitamin
D3 dengan dosis 0.2 μg/25gram/hari selama 7 hari kemudian diberikan DSS 3 % selama
7 hari. Selama perlakuan dilakukan perhitungan skor Disease Activity Index (DAI)
kemudian dibedah dan dicek Mouse Colitis Histology Index (MCHI), ekspresi TNF-α dan
IL-6 serta kadar hemoglobin. Hasilnya dianalisis menggunakan Anova dan Post Hoc Tukey
jika data terdistribusi normal dan homogen serta Kruskal Wallis dan Post Hoc Mann
Whitney jika tidak data tidak terdistribusi normal dan homogen. Khusus untuk data skor
DAI akan dianalisis menggunakan Friedman dan Wilcoxon.
Hasil skor DAI, MCHI, TNF-α dan IL-6 dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis
didapatkan perbedaan yang signifikan (p<0.05). Pada uji Post Hoc Mann Whitney
didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol positif dengan kontrol
negatif, perlakuan I dan perlakuan II yang berbeda signifikan (p<0.05), namun tidak
didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan perlakuan II
(p>0.05). Hasil kadar hemoglobin dianalisis menggunakan Anova didapatkan perbedaan
signifikan (p<0.05). Pada uji Post Hoc Tukey didapatkan perbedaan signifikan antara
kontrol positif dengan kontrol negatif, perlakuan I dan perlakuan II (p<0.05