Uji Diagnosis C-Reactive Protein Pada Penderita COVID-19 di RSSA Malang.

Abstract

Latar Belakang : Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus SARS-CoV-2 menyerang manusia melalui reseptor Angiotensin-Converting Enzyme 2 (ACE2) dan mengakibatkan pneumonia berat yaitu Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Untuk itu perlu dilakukannya diagnosis untuk membantu penanganan pasien COVID-19 lebih dini sehingga dapat mencegah prognosis yang buruk. Biomarker C-Reactive Protein (CRP) diduga dapat membantu melakukan diagnosis dini pada infeksi berat COVID-19. Dengan keunggulan yaitu memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pemeriksaan RT-PCR. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai diagnosis C-Reactive Protein (CRP) pada penderita COVID-19 di RSSA Malang. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui nilai diagnosis CRP pada COVID-19. Hasil : Didapatkan 64 pasien terduga COVID-19, dengan 44 pasien terkonfirmasi COVID-19 dan 20 pasien tidak terkonfirmasi COVID-19. Hasil uji beda ditemukan adanya perbedaan nilai CRP pada pasien terkonfirmasi COVID-19 dan tidak terkonfirmasi COVID-19 (p = 0,000). Hasil analisis ROC menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara nilai CRP dengan diagnosa COVID-19 dengan nilai AUC sebesar 0,997. Berdasarkan perhitungan nilai sensitifitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif kadar CRP dapat digunakan untuk membantu diagnosis pasien COVID-19. Dengan cut-off CRP >8,15 mg/L (sensitifitas 93,18%, spesifisitas, 100%, nilai duga positif 86,9%, nilai duga negatif 100%.), cut-off CRP >10 mg/L (sensitifitas 79,54%, spesifisitas 100%. Nilai duga positif 68,96% dan nilai duga negatif 100%). Kesimpulan : CRP mempunyai nilai diagnosis yang baik pada pasien COVID-19

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions