Latar belakang: Lupus Eritematosus Sistemik dan Artritis Reumatoid merupakan penyakit arthritis
autoimun yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat awam. Pada penyakit Artritis Reumatoid
prevalensinya relatif konstan, yaitu antara 0,5-1% di seluruh dunia. Belum terdapat data epidemiologi
Lupus Eritematosus Sistemik yang mencakup semua wilayah Indonesia.
Tujuan penelitian: Mencari data demografi,klinis,laboratoris serta faktor yang berkaitan dengan
penyakit artritis autoimun (AR dan LES) pada masyarakat di daerah kota Malang, Jawa Timur.
Metode: Penelitian survei dengan subjek populasi Kota Malang dengan metode pengambilan subjek
yang diteliti multistage random sampling dengan metode penelitian potong lintang. Subjek penelitian
dibedakan menjadi subjek artritis autoimun dan bukan artritis autoimun. Faktor yang dianalisa yaitu
antara usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, status
ekonomi, aktifitas fisik, disabilitas, cara berobat. Analisa bivariat menggunakan Chi Square, sedangkan
analisa multivariat menggunakan regresi logistik untuk menentukan faktor yang paling dominan. Studi
ini menggunakan kuisioner COPCORD yang telah dimodifikasi.
Hasil: Prevalensi AR di kota Malang adalah 0,5% (4 orang) dan LES (10 orang) adalah 0,2% dari total
2067 subjek. Karakteristik demografi subjek AR dan LES paling banyak perempuan, sudah menikah,
aktifitas fisik aktif dan disabilitas fungsional ringan. Usia rata-rata subjek AR ±57 tahun dan LES ±30
tahun, IMT subjek AR adalah overweight (26.18±3.86) dan IMT responden LES normal (22.73±5.45),
status ekonomi subjek AR paling banyak tidak miskin, sedangkan LES prosentasi miskin dan tidak
miskin adalah sama, cara berobat subjek AR paling banyak tanpa terapi/tradisional, sedangkan LES
paling banyak dengan terapi medis. Karakteristik klinis dan laboratoris AR yaitu Rheumatoid Factor
(RF) adalah 50,27 ± 27,06, CRP rerata±SD adalah 7,6±7,41, anti-CCP adalah 44,6±25,15. Aktivitas
penyakit AR rata-rata DAS-28 3,56±1,05. Karakteristik klinis dan laboratoris yang ditemukan pada 4
subjek LES yaitu 2 subjek dengan fotosensitivitas, 4 subjek dengan ulkus pada mulut, 2 subjek dengan
proteinuria, 3 subjek dengan ANA test positif, 4 subjek Anti dsDNA positif.
Analisa data secara bivariat terdapat 2 faktor yang bermakna secara segnifikan terhadap penyakit
artritis autoimun yaitu jenis kelamin dan disabilitas fungsional (p<0.05). Pada analisa multivariat,
ditemukan bahwa hanya disabilitas fungsional yang menunjukkan hubungan yang bermakna.
Kesimpulan: Jenis kelamin dan disabilitas fungsional menjadi faktor yang berkaitan dengan artritis
autoimun (AR dan LES) dan faktor yang paling berkaitan dengan adalah disabilitas fungsiona