Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data yang akurat
tentang Eksistensi Kesenian Jaipongan Bajidoran Layung Group di Kabupaten
Subang.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data
yang diperoleh merupakan hasil penelitian berupa wawancara, observasi, dan
studi pustaka yang disajikan melalui kata-kata.
Waktu Dan Tempat penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2016
sampai dengan April 2017. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Kabupaten
Subang, dan di ISBI Bandung. Peserta penelitian di dalam skripsi ini adalah
Sinden Royani dan Layung Group.
Hasil Penelitian kesenian jaipongan bajidoran layung group di Kampung
Haniwung, Desa Gembor, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa
Barat adalah jaipongan bajidoran merupakan sebuah kesenian tradisi di Jawa
Barat yang biasanya terdiri dari Sinden, Pangrawit, dan Penari, ditambah dengan
lagu-lagu dangdut modern diiringi oleh musik tradisi kliningan sehingga menjadi
lebih bervariatif. Keberadaan Layung Group dari masa berdirinya sekitar tahun
1996 dan mencapai kejayaannya masih eksis sampai sekarang dibandingkan
dengan group-group lainnya yang sudah hampir punah di Subang. Layung Group
ini sangat terkenal di Kabupaten Subang. Keberadaan jaipongan bajidoran
terbilang menurun karena banyaknya masyarakat atau personel yang beralih
profesi ke keyboard dangdut dan masuknya budaya luar yang membuat kaula
muda melupakan adat dan tradisi budayanya. Layung Group memiliki latar
belakang kehidupan yang sama, yaitu bermain musik merupakan profesi yang
turun menurun. Walaupun pendapatan atau honorarium berkurang, tetapi
keberadaannya dapat mempertahankan budaya kesenian tradisi jaipongan
bajidoran di Subang. Masyarakat Subang masih sangat menghargai dan
mengharapkan kesenian jaipongan bajidoran tetap ramai dipasaran dan menjadi
icon kota Subang saat ada pertunjukan, hajatan, dan pernikahan.
Implikasi dari hasil penelitian ini, menambah pengetahuan masyarakat
terhadap kesenian jaipongan bajidoran, serta generasi muda lebih mengenal dan
memahami kesenian tradisional jaipongan bajidoran sebagai identitasnya. Selain
itu, ditambah ke dalam pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah SMP dan SMA
karena selain belajar jaipongan mereka juga terlatih untuk menjadi sinden