Analisis Kualitas Air Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air Pada Sub DAS Boentuka Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur

Abstract

Sub DAS Boentuka merupakan bagian utama yang terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan diindikasikan telah mengalami penurunan kualitas air akiat tekanan berupa pemanfaatan lahan dan berbagai aktivitas manusia seperti pemukiman dan pertanian yang melakukan pembuangan limbah cair domestik, limbah peternakan dan penggunaan pupuk. Penelitian ini bertujuan mengkaji kualitas air dan mengidentifikasi beban pencemaran yang masuk ke Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Boentuka, menganalisis faktor yang menyebabkan penurunan kualitas air pada Sub Daerah Aliran Sungai Boentuka berdasarkan Mutu Air menurut PP No. 82 Tahun 2001 dan merumuskan rekomendasi strategi pengendalian pencemaran air kepada pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan dalam pengelolaan kualitas air dan upaya pengendalian pencemaran air sungai yang perlu dilaksanakan. Parameter yang dianalisis adalah fisika, kimia, dan mikrobio dengan panjang Sub DAS Boentuka 15 km da luas Sub DAS Boentuka 19.072 Ha. Analisis kualitas air sungai dilakukan dengan penentuan status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran, metode Storet, analisis kegiatan masyarakat dengan deskriptif kualitatif, serta strategi pengendalian pencemaran dengan analisis SWOT. Hasil analisis kualitas air pada Sub DAS Boentuka menunjukkan bahwa terdapat beberapa parameter yang di peroleh adalah (1) Kualitas air Sub DAS Boentuka untuk parameter BOD, COD, nitrit, faecal coliform dan total coliform dari hulu ke hilir pada titik pengambilan 1,2,3,4,5,6 menunjukkan bahwa parameter BOD, fecal coliform dan total coliform di hilir pada titik pantau 5 dan 6 telah melebihi kriteria baku mutu air kelas I menurut PP No 82 Tahun 2001. (2) sedangkan untuk nilai indeks pencemaran (IP) air sungai di Sub DAS Boentuka mengalami penurunan dari hulu ke hilir berkisar antara 1,01 sampai 4,71 yang menandakan terjadi peningkatan kualitas air sungai pada titik pantau 4,5 dan 6 dengan status mutu air cemar ringan. Selanjutnya dengan menggunakan metode STORET untuk membanding hasil hasil analisa dengan baku mutu dengan beberapa parameter seperti BOD, Fecal coliform, dan Total coliform menunjukan bahwa telah melebihi baku mutu dengan nilai terendah -26 dan tertinggi -46 sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi air sungai di Sub Boentuka tercemar ringan. Aktivitas permukiman merupakan penyumbang tertinggi beban pencemaran ke Sub DAS Boentuka. Beban pencemaran BOD dari permukiman sebesar 5775 kg/hari dan beban pencemaran Fecal coli dan total Coli Masing - masing Fecal coliform sebesar 458.0108 MPN/Hari dan Total Coliforn 1210.121 MPN. Aktivitas masyarakat yang menggunakan air di Sub DAS Boentuka sebagai tempat mandi, cuci dan buang besar, kegiatan pertanian akibat penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan dan memberikan masukan beban pencemar organik ke sungai Boentuka. Sebagai salah satu upaya yang dilakukan menjaga agar kualitas air di Sub DAS Boentuka sesuai dengan kriteria mutu air dan sesuai dengan vi peruntukannya maka diperlukan Strategi pengendalian pencemaran air dalam rangka menjaga kualitas sumber daya alam dan lingkungan adalah Peningkatan identifikasi dan inventarisasi sumber pencemar air seperti memetakan lokasi dan jenis industri, Pembinaan kesadaran masyarakat seperti penyuluhan kepada masyarakat dan mengadakan pendidikan usia dini khususnya bagi masyarakat di sekitar sungai. Pengawasan dan pembinaan terhadap penanggungjawab usaha yang kegiatannya berpotensi mencemari air dan pengendalian pencemaran air sungai yang direkomendasikan yaitu (a) menjaga zona perlindungan sempadan sungai yang melibatkan kader lingkungan dan komunitas hijau dalam proses pemantauan, pengawasan dan pengendalian pencemaran air di sepanjang daerah aliran yang melintasi Sub DAS Boentuka. (b) meningkatkan pemantauan kualitas air pada Sub DAS Boentuka dan pengawasan terhadap pembuangan air limbah ke sungai

    Similar works