Implementasi energi listrik semakin bergeser menjadi suatu kebutuhan primer dalam
kehidupan masyarakat, ditandai dengan beralihnya berbagai teknologi dari memanfaatkan
energi non-listrik menjadi listrik, peralihan dimulai sejak revolusi industri 2.0. Kebutuhan
energi listrik mendorong seluruh stakeholder merealisasikan secara merata dan optimal
keberadaan energi listrik. Usaha realisasi tersebut dikenal sebagai elektrifikasi nasional, saat
ini rasio elektrifikasi sudah mencapai 98 persen, namun 2 persen lainnya dari rasio tersebut
merepresentasikan keadaan 2.500 desa tertinggal berdasarkan parameter energi listrik, serta
98 persen dari rasio tersebut tidak keseluruhan mencapai elektrifikasi optimal yaitu kondisi
teraliri listrik selama 24 jam dalam satu hari. Kondisi ini mendorong stakeholder termasuk
pemerintah untuk meningkatkan usaha elektrifikasi nasional diantaranya melalui perusahaan
listrik negara maupun swasta dan usaha oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) melalui program Desa Mandiri Energi (DME), namun usaha tersebut belum mampu
memenuhi 100 persen kebutuhan listrik masyarakat sehingga dibutuhkan usaha-usaha
penunjang dari stakeholder terkait atau lainnya untuk menyempurnakan rasio tersebut.
Studi potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro Curup Selingsing merupakan salah
satu usaha stakeholder selain pemerintah untuk menyempurnakan elektrifikasi nasional,
usaha tersebut direpresentasikan dengan menjadikan desa tertinggal energi yaitu Desa Matas
sebagai konsumen sasaran utama. Berdasarkan potensi alam sekitar maka dipilih Curup
Selingsing sebagai sentral penelitian potensi pembangkitan energi listrik diantara potensi
lainnya. Penelitian ini ditujukan untuk menunjang program desa mandiri energi dan
membantu usaha perusahaan listrik untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit dialiri listrik
karena kondisi geografis. Selain Desa Matas, alokasi energi listrik terbangkitkan juga
dialokasikan untuk camp Curup Selingsing dan pusat pengolahan hasil panen kelapa sawit.
Penelitian ini berfokus pada pengambilan hingga analisis data head dan debit aliran air, debit
diperoleh melalui penelitian luasan penampang dan kecepatan aliran,
kecepatanmenggunakan metode pelampung yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) nomor 8066 tahun 2015. Data head dan debit diolah ke dalam persamaan-persamaan
pembangkitan energi listrik dengan tenaga mikrohidro, sehingga didapatkan besar nilai
energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh calon konsumen nantinya.
Hasil penelitian diorientasikan pada kemampuan pembangkitan dari potensi head dan
debit aliran Curup Selingsing sebagai PLTMH untuk disuplai ke masyarakat Desa Matas,
apabila energi terbangkitkan berlebih maka dialokasikan untuk camp Curup Selingsing dan
pusat pengolahan hasil panen kelapa sawit. Apabila penelitian ini direalisasikan maka besar
daya listrik yang dapat disuplai ke titik-titik beban tersebut berdasarkan penelitian ini yaitu
sebesar 72,3428 kilowatt, jika sistem beroperasi selama 24 jam maka menghasilkan energi
sebesar 1.736,2272 kilowatt-jam. Berdasarkan hasil penelitian maka terevaluasi bahwa
aliran air Curup Selingsing berpotensi untuk direalisasikan sebagai pembangkit listrik tenaga
air skala mikrohidro (PLTMH) untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sasaran,
karena berpotensi dapat memenuhi kebutuhan listrik salah satu desa tertinggal energi, maka
penelitian ini dapat mendukung usaha elektrifikasi nasional dari pemetintah