Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menilai seberapa besar kredit yang bermasalah jika ditinjau dari Non Performing Loan (NPL) di perusahaan perbankan yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan menggunakan teknik studi kepustakaan dan observasi sebagai teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan alat hitung rasio keuangan Non Performing Loan (NPL) sebagai teknik analisis data. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa rasio NPL tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 3.96% dan rasio NPL terendah terjadi pada tahun 2019 sebesar 2.39%. Rata-rata NPL selama 5 tahun dimulai dari tahun 2016-2020 yaitu sebesar 3.17% berada pada predikat sehat

Gunardi, Gunardi

Keizer H, Hendriady de

Sugiyanto, Sugiyanto

English

Adri Arisena

Jurnal Ilmiah IKOPIN (E-Journals)

Hendriady de Keizer H,Gunardi, Sugiyanto, Analisis Kredit Bermasalah …| 792   ANALISIS KREDIT BERMASALAH DITINJAU DARI  NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK  Hendriady de Keizer H1,Gunardi2, Sugiyanto3  1,2Politeknik Pajajaran Insan Cinta Bangsa Bandung 3Universitas Koperasi Indonesia  *email: goenhadis@gmail.com   ABSTRAK Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menilai seberapa besar kredit yang bermasalah jika ditinjau dari Non Performing Loan (NPL) di perusahaan perbankan yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan menggunakan teknik studi kepustakaan dan observasi sebagai teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan alat hitung rasio keuangan Non Performing Loan (NPL) sebagai teknik analisis data. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa rasio NPL tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 3.96% dan rasio NPL terendah terjadi pada tahun 2019 sebesar 2.39%. Rata-rata NPL selama 5 tahun dimulai dari tahun 2016-2020 yaitu sebesar 3.17% berada pada predikat sehat.  Kata Kunci : Credit, Non Performing Loan (NPL), Bank, Mandiri Bank, Credit Development  ABSTRACT This study aims to assess how much non-performing loans are in terms of non-performing loans (NPLs) in banking companies, namely PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The method used in this research is descriptive method. The data source used is secondary data and uses library research and observation techniques as data collection techniques. In this study using a non-performing loan (NPL) financial ratio as a data analysis technique. From this research, it can be concluded that the highest NPL ratio occurred in 2016 at 3.96% and the lowest NPL ratio occurred in 2019 at 2.39%. The average NPL for 5 years starting from 2016-2020 is 3.17% in the healthy predicate.  Keys Word : Credit, Non Performing Loan (NPL), Bank, Mandiri Bank, Credit Development    PENDAHULUAN Sesuai dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, “Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat” (www.ojk.go.id). Dalam mengelola operasionalnya lebih baik bank ketika menyalurkan kredit kepada nasabah dapat dilakukan secara optimal. Hal ini dikarenakan tidak menutup kemungkinan bahwa penyaluran kredit akan mengandung resiko (Marwansyah, 2013). Resiko yang mungkin terjadi misalnya kredit bermasalah. Kredit bermasalah terjadi ketika nasabah gagal dalam melunasi kreditnya. Ketika pada suatu bank terjadi kredit bermasalah dalam jumlah yang besar, maka dana yang harus dikeluarkan oleh pihak bank pun akan semakin besar untuk menutupi kerugian yang di alami (Kurniati & Nurhayati, 2020). Untuk menghindari hal tersebut maka bank perlu melakukan analisis kredit. Menurut Fauzi (2018), alisisis kredit memiliki peran penting untuk mengurangi berbagai kemungkinan terjadinya kredit menjadi bermasalah. Dengan melakukan analisis kredit juga memberikan informasi mengenai kelayakan dari permohonan pembayaran. Hal tersebut dimaksud untuk meminimalisir hal-hal yang dapat berdampak buruk bagi pihak bank misalnya kerugian. Untuk mengetahui nilai terjadinya kredit bermasalah biasanya digambarkan dengan rasio keuangan Non Performing Loan (NPL). Non Performing Loan atau disingkat NPL digambarkan sebagai salah satu rasio yang 793 | Co-Management Vol. 4, No 3, Juni 2022    mengukur kinerja keuangan perusahaan tersebut. Jika rasio NPL rendah maka semakin baik tingkat kesehatan bank tersebut serta tingkat kredit bermasalah yang terjadi pun akan sekakin rendah (Diyanti & Widyarti, 2012). Menurut Dwihandayani (2017), NPL yang tinggi menunjukkan kondisi yang buruk dalam mengoperasikan bisnisnya di suatu bank dan akan timbul berbagai masalah seperti tidak mampu membayar kepada pihak ketiga, pengurangan modal, dan hutang tidak tertagih. Hal tersebut juga menyebabkan penurunan pada laba karena daripada bank harus menyisihkan pencadangan sesuai kolektibilitas kredit maka pihak bank harus merelakan sumber pendapatannya menjadi berkurang. Jika masyarakat dan bank sentral (Bank Indonesia) mengetahui tingkat kredit bermasalah pada suatu bank maka mereka dapat menentukan langkah yang tepat dalam menghadapi bank tersebut (Diyanti & Widyarti, 2012). Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kredit Bermasalah Ditinjau Dari Non Performing Loan (NPL) Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk”. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu seberapa besar kredit yang bermasalah jika ditinjau dari Non Performing Loan (NPL) pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Adapun penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengukur seberapa besar kredit yang bermasalah jika ditinjau dari Non Performing Loan (NPL) pada perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.  TINJAUAN PUSTAKA  Sistem Keuangan Perbankan Seperti yang kita ketahui bahwa dalam sistem keuangan memiliki bermacam-macam lembaga keuangan yang bertindak sebagai perantara keuangan. Artinya, peminjam uang dari masyarakat simpan pinjam, meminjamkan kembali kepada pihak lain. Yang termasuk kedalam lembaga keuangan ini diantaranya bank, perusahaan pendanaan, bank investasi, dan perusahaan asuransi.  Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, lembaga keuangan ini menyediakan layanan perantara secara langsung dan tidak langsung. Metode penyaluran dana dilakukan melalui dua jalur yaitu pendanaan tidak langsung dan pendanaan langsung serta dilakukan dari sisi pemberi pinjaman dan penabung (sisi kiri) ke sisi peminjam atau pembelanja dana (sisi kanan) (Mishkin, 2008).   Gambar 1. Sistem Keuangan  Sumber utama uang eksternal yang digunakan untuk membiayai perusahaan adalah perantara keuangan, terutama bank. Salah satu kekuatan pendorong perekonomian suatu negara adalah pinjaman bank kepada sektor bisnis, terutama di negara-negara berkembang (Mishkin, 2008). Namun, penting untuk diingat bahwa pemberian pinjaman dilakukan untuk keuntungan peminjam dan juga untuk keuntungan bisnis pemberi pinjaman itu sendiri. Pinjaman mencapai 70% sampai 80% dari keseluruhan volume perusahaan (Siamat, 2005). Ini menunjukkan bahwa pada bank sebagian besar assetnya rentan terhadap resiko bisnis dan resiko yang ditimbulkan oleh perekonomian nasional, karena pembayaran pinjaman peminjam terutama bergantung pada profitabilitas atau pendapatan peminjam. Karena setengah dari pendapatan bank berasal dari pinjaman kepada sektor bisnis dan pinjaman lainnya, runtuhnya perusahaan debitur dan penurunan pendapatan masyarakat dapat mempengaruhi profitabilitas bank.  Kredit  Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan mendefinisikan “Kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan suatu perjanjian pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang memaksa pihak lain untuk melunasi Hendriady de Keizer H,Gunardi, Sugiyanto, Analisis Kredit Bermasalah …| 794    utangnya dengan bunga setelah jangka waktu tertentu”.  Resiko Kredit Resiko kredit merupakan ketidakmampuan dan/atau kesediaan debitur untuk membayar pinjaman sesuai perjanjian yang telah disepakati serta berpotensi mengalami kerugian bagi kreditur. Regulator pemerintah telah menetapkan standar-standar manajemen risiko kredit yang mengharuskan bank untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi prinsip-prinsip manajemen risiko mereka sendiri dan kebijakan saat ini dan menempatkan batasan pada risiko kredit yang perlu dikelola. Rencana manajemen risiko kredit terbagi dalam tiga kategori: a. Kebijakan untuk memitigasi atau meminimalkan risiko kredit. Jenis pertama mencakup peraturan tentang konsentrasi dan eksposur berlebih, diversifikasi, pinjaman kepada pemangku kepentingan, dan eksposur berlebih. b. Secara berkesinambungan, kebijakan dilakukan untuk menilai kolektibilitas portofolio instrumen kredit perusahaan. c. Kebijakan untuk memulihkan kerugian atau kebijakan untuk menetapkan keuntungan pada level tertentu untuk menyerap kerugian yang diharapkan.  Non Performing Loan (NPL) atau Kredit Bermasalah Seperti yang dijelaskan oleh Kuncoro & Suhardjono (2002), kredit macet didefinisikan sebagai kredit yang debiturnya tidak dapat memenuhi salah satu atau seluruh syarat-syarat perjanjian kredit. Siamat (2005) menyatakan bahwa kelayakan kredit suatu korporasi ditentukan oleh penilaian terhadap prospeknya, kemampuan membayar, dan kinerja debitur. Dari masing-masing faktor tersebut terdapat komponen-komponen berikut ini: a. Komponen penilaian terhadap prospek usaha, meliputi kualitas manajemen dan permasalahan pekerja; kondisi pasar dan potensi debitur dalam persaingan; potensi pertumbuhan usaha; upaya debitur terhadap pemeliharaan lingkungan hidup; dan dukungan dari grup atau afiliasi. b. Komponen penilaian terhadap kemampuan membayar, meliputi ketersediaan dan kesesuaian informasi keuangan debitur; ketepatan pembayaran pokok dan bunga; kelengkapan dokumentasi kredit; kesesuaian pemanfaatan dana; kewajaran sumber pembayaran kewajiban; dan ketaatan terhadap perjanjian kredit. c. Komponen penilaian terhadap kinerja debitur, meliputi struktur permodalan; sensitivitas terhadap resiko pasar; perolehan laba; dan arus kas. Tingkat kolektabilitas (kualitas) kredit berdasarkan komponen-komponen penilaian di atas dapat diklasifikasikan menjadi kredit lancar (pass); kredit kurang lancar (sub standard); kredit diragukan (doubtful); kredit macet (loss): dan kredit dalam perhatian khusus (special mention). Sesuai standar Bank Indonesia, kredit bermasalah diklasifikasikan menjadi kredit macet (M), kredit kurang lancar (KL), dan kredit diragukan (D).  Dapat kita ketahui bahwa setiap bank mengkhawatirkan kredit bermasalah (Kuncoro & Suhardjono, 2002). Kondisi ini menurut Dendawijaya (2003) berdampak buruk bagi sistem keuangan. Hal-hal yang memungkinkan terjadi diantaranya: a. Bank kesulitan untuk menghasilkan uang dari pinjaman dan dapat mengurangi profitabilitas mereka dengan berkurangnya pendapatan. b. Memburuknya kondisi keuangan bank karena peningkatan rasio kualitas aktiva produktif. c. Pengalokasian sebagian dari modal bank untuk memenuhi syarat minimal PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) dan menurunnya rasio CAR (capital adequacy ratio).  d. Menurunnya ROA (return on asset) yang disebabkan menurunnya pendapatan. e. Tingkat kesehatan bank akan menurun dikarenakan meningkatnya rasio kualitas aktiva produktif, menurunnya CAR (capital adequacy ratio) dan menurunnya ROA (return on asset). METODE PENELITIAN  Metode Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut 795 | Co-Management Vol. 4, No 3, Juni 2022    Syahrum & Salim (2012:163) metode deskriptif yaitu memberikan gambaran deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Pembahasan dalam penelitian ini mengenai kredit bermasalah dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) pada perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.  Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2015:225) “Data sekunder adalah sumber data yang pemberian datanya tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, melainkan melalui orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan pada perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2016-2020.  Teknik Pengumpulan Data Data sekunder yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data diperoleh dari berbagai literatur dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:  Studi Kepustakaan Sugiyono (2015:291) mendefinisikan bahwa “Studi kepustakaan berkenaan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti”. Data-data yang digunakan diperoleh dari informasi yang sesuai dengan topik penelitian serta dilakukan studi kepustakaan seperti pada jurnal, buku, artikel, dll.  Observasi Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2015:145) mendefinisikan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan”. Data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengamatan berdasarkan berita terkini, jurnal-jurnal dan artikel-artikel sesuai dengan variabel yang diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan.  Teknik Analisis Data  Dalam penelitian ini digunakan alat hitung rasio keuangan Non Performing Loan (NPL) sebagai teknik analisis data. Adapun untuk menghitung Non Performing Loan (NPL) menurut Kurniati & Nurhayati (2020) digunakan formula sebagai berikut:  NPL = Kredit bermasalahTotal kredit x 100%  HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menganalisis Non Performing Loan (NPL) pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dibutuhkan data-data berupa total kredit selama 5 tahun di mulai dari tahun 2016-2020 dan total kredit macet. Adapun datanya sebagai berikut:  Tabel 1. Perkembangan Kredit Bermasalah Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk  Tahun 2016-2020 Tahun Total Kredit Kredit Macet NPL NPL (%) 2016 592.669 12.028 23.441 3.96 2017 644.257 12.525 22.234 3.45 2018 718.967 14.405 20.044 2.79 2019 792.351 11.933 18.839 2.39 2020 763.603 21.852 24.856 3.26 Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk  Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, rata-rata NPL yang diperoleh masih di bawah 5% dan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuatif dan mengalami kenaikan kredit macet yang cukup signifikan pada tahun 2020 sebesar Rp.21,852 miliar dan mengalami kenaikan NPL dari tahun sebelumnya sebesar 0.87%. Pada tahun 2016 total kredit berjumlah Rp. 592,669 miliar dan total kredit macet sebesar Rp. 12,028 miliar dan persentase NPL berada di angka 3.96%. Pada tahun 2017 bank melakukan penambahan kredit sebesar Rp. 644,257 miliar, kredit macet mengalami sedikit kenaikan di bandingkan tahun sebelumnya dan kenaikan kredit macet dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 497 miliar. Sedangkan NPL pada tahun 2017 terjadinya penurunan nilai persentase dari tahun 2016 sebesar 0,51%. Pada tahun 2018 perusahaan Hendriady de Keizer H,Gunardi, Sugiyanto, Analisis Kredit Bermasalah …| 796    memberikan total kredit menyentuh angka Rp. 718,967 miliar kepada nasabah, kredit macet yang ditanggung perusahaan sebesar Rp.14,405 miliar.  Akan tetapi NPL pada tahun 2018 menurun menjadi 2.79%. Di tahun 2019 perusahaan memberikan tambahan kredit lagi kepada nasabah sebesar Rp. 792,351 miliar. Pada tahun 2019 ini perusahaan mendapatkan penurunan kredit macet dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.11,933 miliar dan persentase NPL terendah sebesar 2.39 dibandingan dengan tahun sebelumnya. Rata-rata NPL pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2016-2020 yaitu sebesar 3,17%. Artinya NPL perusahaan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) ≤ 5%, maka tingkat kesehatan perusahaan berada di predikat sehat.  Terjadinya kenaikan kredit macet pada tahun 2020 dikarenakan adanya wabah Covid-19 yang mempengaruhi sektor ekonomi. Sehingga nasabah mengalami kesulitan membayar utang kepada perusahaan.  KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis menggunakan rasio NPL dari tahun 2016 – 2020 sebagai berikut:  a. Total kredit terendah yang diberikan perusahaan terjadi pada tahun 2016 dengan nilai Rp. 592.669 miliar, kredit macet terendah pada tahun 2019 sebesar Rp. 11.933 miliar, dan rasio NPL terendah pada tahun 2019 sebesar 2.39%. b. Total kredit yang paling besar diberikan perusahaan terjadi pada tahun 2019 sebesar Rp. 792.351 miliar dan kredit macet paling tinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar Rp. 21.852 miliar. Rasio NPL tertinggi yaitu di tahun 2016 yaitu sebesar 3.96%.  c. Rata-rata NPL selama 5 tahun dimulai dari tahun 2016-2020 sebesar 3.17% berada pada predikat sehat.   DAFTAR PUSTAKA Dendawijaya, L. (2003). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Diyanti, A., & Widyarti, E. T. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Terjadinya Non-Performing Loan (Studi Kasus pada Bank Umum Konvensional yang Menyediakan Layanan Kredit Pemilikan Rumah Periode 2008-2011). Diponegoro Journal of Management, 1(2), 290–299. Dwihandayani, D. (2017). Analisis Kinerja Non Performing Loan (NPL) Perbankan Di Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi NPL. Jurnal Ekonomi Bisnis, 22(3), 265–274. Fauzi, A. (2018). Peran Analis Kredit Terhadap NPL Pada PT X. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Inovasi, 5(2), 75–83. Kuncoro, & Suhardjono. (2002). Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE. Kurniati, T., & Nurhayati. (2020). Analisis Kredit Bermasalah Dilihat Dari Standar Non Performaning Loan. Inovator: Jurnal Manajemen, 9(1), 17–22. Marwansyah, S. (2013). Analisis Kredit Bermasalah Pada Bank “X” Periode 2007-2010. PERSPEKTIF, XI(2), 182–190. Mishkin, F. S. (2008). Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Siamat, D. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia. Sugiyono. (2015). Metode Penenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syahrum, & Salim. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media. https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Umum.aspx  

ANALISIS KREDIT BERMASALAH DITINJAU DARI  NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK

https://journal.ikopin.ac.id/index.php/co-management/article/download/2309/1919

ANALISIS KREDIT BERMASALAH DITINJAU DARI NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Jurnal Ilmiah IKOPIN (E-Journals)