Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah melakukan perbaikan dapur agar sesuai dengan Standar Good Manufacturing Practices (GMP). Tujuan lainnya adalah perbaikan kemasan produk Poklahsar Valentin dengan bahan karton dan paper metal guna menjamin keamanan produk. Metode pengabdian kepada masyarakat yang digunakan yaitu memberikan pendampingan pentingnya dapur yang terstandar GMP sehingga meningkatkan kesadaran anggota Poklahsar Valentin untuk terus meningkatkan higienitas proses produksi dan pendampingan pentingnya kualitas kemasan produk untuk meningkatkan branding produk. Target utama pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh anggota Poklahsar Valentin yang berada di Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Hasil dari pengabdian ini adalah terwujudnya dapur yang sesuai standar GMP dan terwujudnya perbaikan kemasan Poklahsar Valenti

Arintoko, Arintoko

Mulasiwi, Cut Misni

Indonesian

JOS - UNSOED (Jurnal Online Soedirman - Universitas Jenderal Soedirman)

30   Sinergi Abdimas. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2022, 30-35     PERBAIKAN DAPUR SESUAI STANDAR GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) DAN PERBAIKAN KEMASAN PADA POKLAHSAR VALENTIN   Arintoko, Cut Misni Mulasiwi* Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman *Corresponding author: cutmisnimulasiwi@unsoed.ac.id  Diterima 02/02/2022 Direvisi 05/03/2022 Diterbitkan 30/04/2022  Abstract The purpose of this Community Service is to repair the kitchen to comply with the Good Manufacturing Practices (GMP) Standards. Another goal is to improve the packaging for Poklahsar Valentin products using cardboard and metal paper to ensure product safety. The community service method used is to assist the importance of a GMP standard kitchen to increase awareness of Poklahsar Valentin members to continue to improve the hygiene of the production process and help the importance of product packaging quality to improve product branding. The main target of this community service is all members of Poklahsar Valentin. They are in Karangnangka Village, Kedungbanteng District, Banyumas Regency. The result of this dedication is the creation of a kitchen that meets GMP standards and the realization of improvements to the Poklahsar. Keywords: Good Manufacturing Practices (GMP), Packaging, Poklahsar Abstrak Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah melakukan perbaikan dapur agar sesuai dengan Standar Good Manufacturing Practices (GMP). Tujuan lainnya adalah perbaikan kemasan produk Poklahsar Valentin dengan bahan karton dan paper metal guna menjamin keamanan produk. Metode pengabdian kepada masyarakat yang digunakan yaitu memberikan pendampingan pentingnya dapur yang terstandar GMP sehingga meningkatkan kesadaran anggota Poklahsar Valentin untuk terus meningkatkan higienitas proses produksi dan pendampingan pentingnya kualitas kemasan produk untuk meningkatkan branding produk. Target utama pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh anggota Poklahsar Valentin yang berada di Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Hasil dari pengabdian ini adalah terwujudnya dapur yang sesuai standar GMP dan terwujudnya perbaikan kemasan Poklahsar Valentin. Kata Kunci: Good Manufacturing Practices (GMP), Kemasan, Poklahsar31 Sinergi Abdimas. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2022, 30-35   A. PENDAHULUAN Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Valentin yang berdiri sejak tahun 2014 berada di Desa Karangnangka, Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Pohlasar ini terbentuk berkat pemrakarsanya yaitu ibu Tuti Sriyani, dan sampai saat ini memiliki 8 anggota. Poklahsar Valentin bergerak di bidang industri pangan dan sudah memproduksi berbagai jenis olehan makanan yaitu sistik tulang gurameh, sistik daging gurameh, abon ikan tuna, abon ikan salmon, abon ayam gepuk, sriping pisang dan jenang sirsak. Wilayah pemasaran poklasar ini meliputi toko-toko retail, rumah makan  dan juga hotel seperti Moro Mall Purwokerto, Toko Cermei, Tahu Sumedang, Niki Asri Sawangan, Sopana, Pringsewu dan Java Heritage. Pohlahsar Valentin ini juga telah mendapatkan dukungan dari Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Banyumas dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, sehingga memang jangkauan pasarnya di Purwokerto sudah cukup luas bahkan omzetnya pun menembus angka 10 juta perbulan. Pemasaran online nya meliputi wilayah Semarang dan Jakarta. Pohlahsar ini juga sudah memiliki Nomer Ijin Berusaha (NIB) dan Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT). Perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini memberikan dampak positif bagi perkembangan industri pangan di Indonesia seperti adanya peningkatan persyaratan mutu agar berkualitas dan aman untuk konsumen. Keamanan makanan adalah kondisi yang menjamin bahwa makanan yang dikonsumsi tidak mengandung bahan berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit dan keracunan pada konsumen. Dewanti (2001) menyatakan bahwa dalam penjaminan mutu produk yang dihasilkan, suatu perusahaan sudah seharusnya menerapkan Cara Memproduksi Makanan yang Baik (CPMB) atau Good Manufacturing Practice (GMP). Oleh karena itu Poklahsar Valentin memerlukan dukungan dan bantuan guna melengkapi fasilitas dapur agar sesuai standar GMP.  Kondisi dapur saat ini milik Poklahsar Valentin belum sesuai standar GMP diantaranya karena ruangan pokok dapur belum memiliki susunan bagian yang diatur sesuai urutan proses produksi, ruangan pelengkap belum memiliki luas yang sesuai dengan jumlah karyawan yang bekerja dan ukuran jendela belum memiliki luas sesuai besaran bangunan, serta masih diperlukannya penampung air bersih sebagai sarana sterilisasi ketika karyawan hendak memasuki dapur. Berikut ini tampak kondisi dapur milik Poklahsar Valentin:  Gambar 1. Dapur Produksi Poklahsar  Gambar 2. Dapur Packing Poklahsar Valentin 32 Sinergi Abdimas. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2022, 30-35    Gambar 3. Dapur Packing Poklahsar   Gambar 4. Lokasi Perluasan Dapur  Selain permasalahan diatas Poklahsar Valentin juga membutuhkan bantuan penyediaan kemasan yang lebih layak guna menunjang pemasarannya yang sudah memasuki pasar modern berupa kemasan karton. Bagaimanapun branding dan kemasan pada produk usaha lebih dari sekedar menciptakan tagline dan logo, produk yang dikemas dengan menarik di sebuah toko maka tentunya akan lebih menarik perhatian customer (Underwood, 2015) . Branding pada sebuah produk akan menunjukkan profesionalitas dan kualitas produk kita (Setiawan, 2013). Oleh karena itu Poklahsar Valentin membutuhkan bantuan pemenuhan bahan paper metal dan  karton untuk memperkuat kepercayaan konsumen bahwa produknya aman dan terpercaya karena kemasannya menggunakan karton. Selama ini hanya produk abon saja yang menggunakan kemasan karton, sedangkan yang lainnya masih menggunakan kemasan sederhana yaitu standing pouch.  Gambar 5. Standing Pouch   Gambar 6. Kemasan Karton Untuk Produk Abon  Dalam upaya membangun keyakinan kepada konsumen bahwa produk dari Poklahsar Valentin bermutu dan aman dikonsumsi serta memenuhi standar higiene maka diperlukan dapur yang memenuhi standar GMP. Sampai saat ini dapur untuk mengolah produk milik Poklahsar Valentin masih sederhana dan belum memenuhi standar GMP. Ketiadaan dapur yang memenuhi standar GMP tentunya menjadi kendala bagi ekspansi pemasaran ke pasar-pasar modern dan toko-toko modern karena mereka tentunya mensyaratkan produk yang dalam pengolahannya memenuhi standar mutu dan higiene GMP.   Permasalahan lain yang dihadapi  oleh  Poklahsar Valentin adalah terkait dengan pengemasan produk. Berdasarkan hasil diskusi 33 Sinergi Abdimas. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2022, 30-35   dengan pihak Poklahsar Valentin produknya yang menggunakan pengemasan karton baru abon sementara yang lain masih menggunakan plastik (standing pouch), padahal pemasarannya yang sudah ke beberapa toko ritel dan hotel memerlukan kepraktisan dan keamanan penggunaan karton sebagai bahan pengemasnya. Mengingat produk pangan yang memiliki resiko kerusakan cukup tinggi selama proses penyimpanan dan pendistribusian berlangsung, maka diperlukan kemasan karton. Karton juga memberikan perlindungan ekstra terhadap isi kemasan, yang dengan demikian tentunya menjadi kekuatan branding bagi Poklahsar Valentin. B. PELAKSANAAN DAN METODE Metode pendekatan yang ditawarkan  untuk  menyelesaikan  persoalan  mitra  program yang  telah  disepakati  bersama  untuk  kedua  aspek  utama  yaitu produksi  dan  manajemen  dalam  kurun waktu realisasi program Penerapan Iptek Metode pengabdian kepada masyarakat yang digunakan terdiri dari;  Pemberian hibah bahan habis pakai untuk perbaikan dapur. Masalah pertama yang dihadapi oleh Poklahsar Valentin adalah dapur yang belum sesuai dengan standar GMP. Sehingga perlu adanya dukungan fasilitas untuk mewujudkan dapur yang sesuai standar GMP sehingga membantu Poklahsar Valentin untuk memberikan keyakinan kepada para pelanggannya bahwa produk yang dihasilkan bermutu dan aman dikonsumsi serta memenuhi standar higiene. Pemberian hibah paper metal untuk perbaikan kemasan. Masalah kedua adalah pengemasan produk yang masih perlu pembaharuan. Poklahsar Valentin sejauh ini mengemas produknya sebagian besar dengan plastik, baru produk abon yang di kemas dengan karton tipis. Pentingnya pengemasan karton dan paper metal guna mendukung efisiensi dan keamanan produk, sehingga tim akan menghibahkan kemasan karton dan paper metal yang sangat diperlukan oleh Poklahsar Valentin. Hal tersebut untuk menunjang perluasan wilayah pemasaran ke toko-toko dan pasar-pasar modern. Pemberian pendampingan tentang pentingnya dapur yang terstandar GMP dan Pemberian penyuluhan tentang arti penting kemasan dan label. Materi pendampingan yang akan dilakukan meliputi pendampingan tentang pentingnya dapur yang terstandar GMP dan Pemberian penyuluhan tentang arti penting kemasan dan label. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Masalah yang dihadapi Poklahsar Valentin adalah dapur yang belum sesuai dengan standar GMP. Ketiadaan dapur yang memenuhi standar GMP tentunya menjadi kendala bagi ekspansi pemasaran ke pasar-pasar modern dan toko-toko modern karena mereka tentunya mensyaratkan produk yang dalam pengolahannya memenuhi standar mutu dan higiene GMP. Oleh karena itu tim menghibahkan peralatan habis pakai untuk melengkapi kebutuhan dapur agar sesuai dengan standar GMP. Bahan habis pakai yang diberikan kepada poklahsar valentine merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun sarana dapur agar sesuai dengan standar GMP. Dengan pemberian peralatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan konsumen bahwa produk-produk dari poklahsar valentin bersih dan higienis karena pengolahannya dilakukan pada dapur yang sesuai dengan standar GMP. Masalah kedua yang dihadapi oleh poklahsar valentin adalah pengemasan produk yang masih perlu pembaharuan. Pengemasan sebagian besar produk menggunakan media plastik, hanya produk abon yang menggunakan 34 Sinergi Abdimas. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2022, 30-35   kemasan karton dan masih terbatas jumlahnya. Oleh karena itu tim akan memfasilitasi poklahsar valentin perbaikan kemasan dengan Pemberian hibah paper metal dan karton.  Salah satu upaya untuk meyakinkan konsumen terhadap produk pangan yang diproduksi oleh UKM adalah dengan mengemas produknya dengan bahan yang aman mendukung efisiensi dan keamanan produk. Perbaikam kemasan produk yang dilakukan oleh poklahsar valentin juga guna memenuhi syarat dari sertifikat halal yang semula pada kemasan tertulis merk “Valentin” dirubah menjadi “Jelita”.  Gambar 7. Perbaikan Kemasan Valentin D. PENUTUP Simpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di bagian sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: (1) Pemberian hibah bahan habis pakai untuk perbaikan dapur agar sesuai dengan standar GMP sangat  bermanfaat  dirasakan  oleh  mitra. Kondisi dapur produksi saat ini memiliki susunan yang diatur sesuai urutan proses produksi sesuai dengan ketentuan checklist Good Manufacturing Practices (GMP) berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 23/MENKES/SK/I/1978. (2) Pemberian hibah paper metal dan kemasan karton untuk perbaikan kemasan sangat bermanfaat dirasakan oleh mitra ditandai dengan diperolehnya sertifikat halal setelah adanya perbaikan kemasan dan label merek menjadi “Jelita”.  (3) Pemberian pendampingan tentang pentingnya dapur yang terstandar GMP dan pemberian penyuluhan tentang arti penting kemasan dan label terbukti dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran anggota akan pentingnya higienitas dalam proses produksi dan pengemasan menggunakan paper metal memudahkan dalam proses pendistribusian produk serta menjamin keamanan isinya.  Saran Berdasarkan  hasil  pengamatan  dan  pendampingan  tim pengabdi ada  beberapa  saran untuk keberlanjutan pengabdian kepada masyarakat ini, di antaranya: (1) Adanya pendampingan lanjutan untuk terus meningkatkan kesesuaian dapur dengan standar GMP, diantaranya terkait dengan pemenuhan checklish Good Manufacturing Practices (GMP) berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 23/MENKES/SK/I/1978 yang mengharuskan ruangan pelengkap memiliki luas yang sesuai dengan jumlah karyawan. (2) Perlu membangun program  yang  berkelanjutan  terhadap  UMKM  di Desa Karangnangka, Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas khususnya  yang berkaitan dengan pemasaran digital. (3) Perlunya tim pengabdi untuk menindaklanjuti (follow up) kegiatan ini dengan membuat program pengabdian lanjutan. Diantaranya dengan memikirkan bagaimana cara memberdayakan produk dari poklahsar valentin,  menjadi  produk  lokal  yang  memiliki  keunikan,  berciri  khas  daerah  setempat,  dan disertai dengan diferensiasi produk yang lebih menarik pasar yang lebih luas. Ucapan Terima Kasih Kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada LPPM UNSOED atas kesempatannya dalam melakukan program pengabdian skim Program 35 Sinergi Abdimas. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2022, 30-35   Penerapan IPTEKS tahun 2020. Dekan FEB UNSOED, Anggota Pengabdian, Seluruh Anggota Poklahsar Valentin. warga Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Serta kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya pengabdian ini dengan lancar E. DAFTAR PUSTAKA Dewanti, R. (2001). Cara Pengolahan Makanan yang Baik (Good Manufacturing Practices). Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Higieness. (2017). Good Manufacturing Practices (GMP). Diperoleh dari https://www.hygieness.co.id/good-manufacturing-practices-gmp/. Diakses tanggal 6 November 2019. Setiawan, Agus.(2013). Kekuatan Branding Kemasan Produk dalam Meraih Pasar.  Jurnal Dinamika Teknik Vol  VII No 2 Juli 2013 hal  60-64/.  Underwood, Robert L. (2015). The Communicative Power of Product Packaging: Creating Brand Identity via Lived and Mediated Experience. Journal of Marketing Theory and Practice. ISSN: 1069-6679 (Print) 1944-7175. [Kepmenkes] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1978). Nomor 23/Men.Kes/SK/I/1978. Pedoman Cara Produksi yang Baik untuk Makanan. Jakarta   

Perbaikan Dapur sesuai Standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan Perbaikan Kemasan pada Poklahsar Valentin

http://jos.unsoed.ac.id/index.php/siab/article/download/6576/3257

Perbaikan Dapur sesuai Standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan Perbaikan Kemasan pada Poklahsar Valentin

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

JOS - UNSOED (Jurnal Online Soedirman - Universitas Jenderal Soedirman)