This survey aim to find of impact Competence of Village Officials, Internal Control System, Individual Morality and Whistleblowng System on Prevention of Fraud in Village Fund Managemen (Empirical Study in Villages in North Denpasar Subdistrict). The populationwere all 8 villages, amounting 142 persons. The study sample was decided use purposive sampling which is a certain criterion then the number of samples became 64 respondents. The data collection technique using questionnaires is then performed analysis multiple linier regression. From the yield of this survey, competence village officials, internal control system have not significant impact fraud prevention. But the morality individuals, whistleblowingi system have a positive impact fraud prevention

Dewi, Ni Kadek Purnama

Lesmana Putra, I Made Endra

Putu Arie Indraswarawati, Sang Ayu

English

E-Journal Universitas Hindu Indonesia

e-ISSN 2798-8961                                                                               134 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  PENGARUH KOMPETENSI, SPI, MORALITAS DAN WHISTLEBLOWING SYSTEM TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN PENGELOLAAN DANA DESA  Ni Kadek Purnama Dewi (1) Sang Ayu Putu Arie Indraswarawati (2) I Made Endra Lesmana Putra (3) (1)(2)(3) Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata. Universitas Hindu Indonesia.  Jl. Sanggalangit, Tembau, Penatih e-mail: purnama010203@gmail.com   ABSTRACT This survey aim to find of impact Competence of Village Officials, Internal Control System, Individual Morality and Whistleblowng System on Prevention of Fraud in Village Fund Managemen (Empirical Study in Villages in North Denpasar Subdistrict). The population were all 8 villages, amounting 142 persons. The study sample was decided use purposive sampling which is a certain criterion then the number of samples became 64 respondents. The data collection technique using questionnaires is then performed analysis multiple linier regression. From the yield of this survey, competence village officials, internal control system have not significant impact fraud prevention. But the morality individuals, whistleblowingi system have a positive impact fraud prevention. Keywords: Competence, Morality, Whistleblowing, Fraud   PENDAHULUAN Dalam upaya mendukung pemenuhan kewajiban dan fungsi pemerintahan desa, UU No 6 Tahun 2014 mengenai Desa menyampaikan amanat kepada Pemerintah agar mengeluarkan dana desa (Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2017: 11). Untuk melaksanakan program pembangunan serta peningkatan kemakmuran masyarakat di desa, pemerintah tiap tahun akan mengeluarkan anggaran dalam jumlah tinggi yang akan didistribusikan ke setiap desa di seluruh Indonesia. Pada 2015-2021, anggaran dana desa meningkat setiap tahun (CNN Indonesia, 2021). Peningkatan anggaran dana desa memiliki dampak positif serta negatif. Positifnya pembangunan di desa bisa maksimal. Sedangkan sisi negatifnya adalah risiko penipuan yang dilakukan oleh beberapa pihak akan meningkat (Paramitha & Adiputra, 2020). Dalam pengelolaan dana desa, agar tidak terjadi kecurangan perlu dilakukan tindakan pencegahan. Pencegahan fraud adalah cara untuk meminimalkan peluang, mencegah setiap aktivitas juga mengevaluasinya melalui risiko kecurangan (Karyono, 2013 dalam (Paramitha & Adiputra, 2020). Kompetensi aparatur desa yang mumpuni sangat dibutuhkan dalam mengelola dana desa. Dengan kemampuan aparatur desa yang mumpuni, diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses penyusunan laporan kuangan. Selanjutnya, sistem e-ISSN 2798-8961                                                                               135 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  pengendalian internl diasumsikan bisa mencegah terjadinya fraud, kecurangan bisa lebih rendah karena terdapat sistem pengendalian yang ampuh. Untuk mencegah kecurangan, penting untuk menciptakan moral setiap individu. Individu dengan tingkat moralitas yang tinggi dapat menghindari kecurangan karena lebih cenderung mengikuti aturan sesuai prinsip-prinsip etika umum (Suandewi, 2021). Selain ketiga faktor tersebut, whistleblowing system juga menjadi salah satu faktor yang diduga dapat mencegah terjadinya fraud. Jika whistleblowing system diterapkan dengan baik, kecurangan di kantor atau organisasi dapat dicegah. (Paramitha & Adiputra, 2020).   Kasus pengelolaan dana desa pernah terjadi di Indonesia. Organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW) mengajak pemerintah melakukan pengawasan terkait pengelolaan serta pemanfaatan dana desa. Bersumber pada data Indonesia Corruption Watch dari tahun 2015-2020, 676 orang didakwa dalam kasus korupsi aparatur desa, dengan kerugian mencapai total sebesar Rp 111 miliar (Kompas.com, 2021). Di Provinsi Bali berdasarkan data Sekolah Anti Korupsi (SAKTI), selama periode 2016-2020 terdapat 50 kasus korupsi secara keseluruhan dari 50 kasus tersebut 8 diantaranya merupakan kasus yang terkait dengan anggaran desa dan untuk di Kota Denpasar tercatat sebanyak 4 kasus korupsi selama 2016-2020 (Bali Tribunnews, 2021). Sampai saat ini banyak kasus kecurangan yang melibatkan dana desa oleh aparat desa. Salah satunya, pada awal tahun 2020 ditemukan kasus dugaan korupsi APBD di Desa Pemecutan Kaja Denpasar Utara. Perbekel Desa Pemecutan Kaja diduga melakukan korupsi untuk menggalang dana di desanya. Diduga uang yang terkumpul tidak disimpan di desa. Penggunaannya juga tidak diatur oleh APBDes, yang mengakibatkan kerugian sebesar Rp.190 juta. Dalam kasus ini, Kepala Desa Pemecutan Kaja didakwa melakukan korupsi, sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Jo, Pasal 18 Jo Undang-undang Tipikor serta Pasal 64 KUHP (Balitribunnews.com, 2020). Dugaan korupsi APBDes juga terjadi di Desa Dauh Puri Klod, Ni Luh Putu Ariyaningsih sebagai mantan bendahara (30 tahun), mengakibatkan kerugian keuangan negara lebih dari Rp 988 juta (Balitribunnews.com, 2020). Selain itu, kasus korupsi juga terjadi di Karangasem. Kepala Desa Tianyar Barat dan 4 tersangka lainnya melakukan tindak pidana korupsi dana bedah rumah sebesari 20 M 250 Juta (Merdeka.com, 2021).  Penelitian ini dilakukan di Desa se-Kecamatan Denpasar Utara. Selain pernah ditemukan kasus dugaan korupsi APBDes pada awal tahun 2020. Pada tahun 2021 salah satu desa di Kecamatan Denpasar Utara yakni Desa Pemecutan Kaja menerima dana desa paling tinggi di Kota Denpasar yaitu sebesar Rp 2.980.985.000 (Balitribunnews.com, 2021). e-ISSN 2798-8961                                                                               136 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  Besarnya dana desa yang diterima oleh setiap desa menyembabkan keresahan bagi banyak orang, dikarenakan memiliki potensi terjadinya kekeliruan pengelolaan dana desa (Bpkp.go.id). Dengan adanya dana desa yang besar, kemungkinan terjadinya tindakan kecurangan akan lebih besar. Berdasarkan rumusan masalah maka, dapat ditentukan tujuan survei ini diantaranya guna melihat pengaruh kompetensi aparatur desa, sistem pengendalian internal, moralitas individu serta whistleblowing system terhadap pencegahan kecurangan pengelolan dana desanya.  KAJIAN PUSTAKA Agency Theory diperkenalkan oleh Jensen serta Meckling, 1976. Teori Agensi adalah teori yangmana menjelaskan ikatan yang berada dalam perjanjian yang berlangsung antara prinsipal dan agen. Terkait teori keagenan dalam penelitian ini, Pemerintah Desa (agent) ditugaskan oleh pemerintah pusat yang mewakili masyarakat (principal) untuk melaksanakan kegiatan pemerintah desa dalam mengelola dana desa (Laksmi & Sujana, 2019). Kompetensi aparatur desa yaitu suatu kompetensi yang berhubungan dengan kesanggupan seorang untuk berfikir yang baik serta positif yang berkaitan dalam memecahkan permasalahan (Aprilia & Yuniasih, 2021). Penelitian oleh (Widiyarta et al., 2017), (Yusuf et al., 2021) menyampaikan kompetensi aparatur desa bisa mencegah kecurangan. Aparatur desa dengan kompetensi yang tinggi akan dapat mencegah tindak kecurangan. H1: Kompetensi aparatur desa memiliki dampak pada pencegah kecurangan mengelola dana desanya Sistem yang melakukan pengawasan serta pengarahan pada potensi instansi serta memiliki tugas menemukan, menangkal tindak kecurangan disebut dengan sistem pengndalian internal. Makin efektif sistem pengendalian internal, sehingga dapat menurunkan tingkat kecurangan. Penelitian oleh (Yusuf et al., 2021), (Paramitha & Adiputra, 2020), menyampaikan sistem pengendaliana internal akan mempernaruhi pencegahan kecurngan.  H2: Sistem pengendalian internal memiliki dampak pada pencegahn kecurangan pengelolaan dana desa Tingginya moralitas dimiliki, maka hendak menaikan pencegahana fraud, dikarenakan individu yang peduli terhadap akhlak hendak menyesuaikan diri terhadap peraturan yang ada. Penelitian oleh (Yusuf et al., 2021), (Jayanti & Suardana, 2019), (Aprilia & Yuniasih, 2021) e-ISSN 2798-8961                                                                               137 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  mengemukakan bahwasannya moralitas individu ada pengaruh positive mengenai pencegahan kecurngan. H3: Moralitas individu memiliki dampaknya pada pencegahan kecurangan pengelolan dana desaa Whistleblowing system yaitu wadah untuk whistleblower yang digunakan dalam pelaporan suatu pelanggaran maupun kecurangan didalam organisasi. Penelitian oleh (Paramitha & Adiputra, 2020), (Suandewi, 2021) menyampaikan bahwa whistleblowing system bisa mencegah kecurangan pengelolaan dana desa. Semakin baik implementasi whistleblowing system, pencegahan fraud akan smakn tinggi.  H4: Whistleblowing system memiliki dampak pada pencegahan kecurangn mengelola dana desanya  METODE PENELITIAN Adapun rancangan penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:        Gambar 1 Kerangka Berpikir Sumber: data diolah, 2021 Pada penelitian ini memakai populasi segenap aparatur desa yang berada di 8 desa se-Kecamatan Denpasar Utara yang berjumlah 142orang. Dalam menentukan sampel, metode yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria pengambilan sampel yang dipakai yaitu sebagai berikut.  a. Aparatur desa aktif di Kecamatan Denpasar Utara yang berkedudukan sebagai kepala desa, sekdes, kasi pemerintahanya, kasi kesejahteraanya, kasi pelayananya, kaur keuanganya, kaur umumnya beserta kaur perencanaanya. Alasan pemilihan subjek tersebut karena subjek tersebut berkaitan langsung dengan pengelolaan keuangan desa dan sebagai pelaksana pengelolaan keuangan desa. b. Memiliki masa kerja minimal 2 tahun. e-ISSN 2798-8961                                                                               138 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  Maka jumlah sampel yang sesuai kriteria yaitu didapatkan sebanyak 64 responden. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN       Berdasar table 1, statistic deskriptif terdiri dari nilai minimal, maksimal, rata-rata dan standar deviasi.  Teknik Analisis Data             Berdasar tabel 2 nilai Pearson Correlation memperlihatkan bahwa variabel (X1), (X2), (X3), (X4) dan (Y) lebih besar dari 0,30 maka dikatakan valid. Cronbach’s Alpha > 0.60, oleh karena itu intrumen dinyatakan reliable.        e-ISSN 2798-8961                                                                               139 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  Uji Normalitas Uji normalitas dinyatakan berdistribusi normal bila mana sig. > 0,05 (Ghozali, 2016). Berdasar data di table 3, tampak nilai signifikansinya Asymp Sig. > 0.05 yakni sebesar 0,082 maka dari itu dikatakan berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Apabila tolerance nilainya diatas 10% atau VIF dibawah 10, penelitian dinyatakan tidak terdapat multikolinearitas. Berdasar data pada table 3 tak ditemukan gejala multikolinearitas diantara variable bebas.  Uji Heteroskedastisitas Sesuai table 3, tampak tiap-tiap variable bebas signifikansinya diatas 0,05 maka dari itu dikatakan tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.           Y = 4,605 + 0,079X1 + 0,077X2 + 0,497X3 + 0,470X4+ e, Berdasar pada persamaan di atas dapat diuraikan konstanta sebesar 4,605 yang berarati apabila seluruh variable X bernilai 0, sehingga pencegahn kecurangan pengelolaan dana desa bernilai 4,605. Uji Kelayakan Model  Uji Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan tabel 4, Adjusted R-Square memiliki nilai yaitu 0.721 menyatakan bahwa 72,1% variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen, sementara 27,9% merupakan sisanya dipengaruhi oleh variable atau faktor lain yang tidak digunakan.     e-ISSN 2798-8961                                                                               140 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  Uji Anova (Uji F) Uji Anova (F) dengan Fhitung 41,802 dengan taraf signifikansinya 0,000. Di karenakan significant < 0,05 sehingga dikemukakan bahwa variable bebas secara serentak mempengaruhi variable terikat. Pembahasan Hasil Penelitian Sesuai dengan perolehan penelitian, kompetensi aparatur desa (X1) koefisien parameternya 0.079 serta derajat signifikansinya 0.101 > 0,05 dapat disimpulkan X1 tidak mempengaruhi Y artinya asumsi ke satu ditolak. Hasil survei ini dapat diuraikan dengan adanya temuan dugaan korupsi APBDes sebesar Rp 190 juta oleh Perbekel Desa Pemecutan Kaja. Keadaan ini memperlihatkan bahwasannya status seorang dengan kepandaian untuk mengatur dana didesa, namun mempunyai kemauan untuk melakukan kecurangan tetap ada dalam pemerintahan desa. Dengan demikian, kompetensi aparatur yang tinggi tidak menjamin niat seseorang untuk tidak melakukan kecurangan. (Huda et al., 2018) dan (Sariwati & Sumadi, 2021) mendukung hasil penelitian ini.  Sesuai dengan perolehan penelitian, sistem pengendalian internal (X2) koefisien parameternya 0,077 serta derajat signifikansinya 0,436 > 0,05 dapat disimpulkan X2 tidak mempengaruhi Y artinya asumsi kedua ditolak. Keberhasilan sistem pengendalian intern tak sekadar bergantung dengan desain pengendalian yang memadai, melainkan juga pada tiap individu didalam organisasi yang menjadikan pengendalian tersebut bekerja. Pencegahan kecurangan dipengaruhi oleh ada atau tidaknya kesempatan untuk melakukan hal tersebut. Hal ini telah menciptakan kerjasama antara banyak individu yang menyalahgunakan posisi mereka untuk memfasilitasi dan mempermudah kepentingan pribadi mereka. Oleh karena itu, sebaik apapun sistem pengendalian internal khususnya di desa, jika aparat desa menyalahgunakan kekuasaannya, maka kecurangan akan tetap terjadi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian (Suandewi, 2021) dan (Eldayanti et al., 2020).  Sesuai dengan perolehan penelitian, variabel moralitas individu (X3) koefisien parameternya 0.497 serta derajat signifikansinya 0,002 < 0,05 dapat disimpulkan X3 mempengaruhi Y artinya asumsi ketiga diterima. Agency theory mendukung hasil penelitian ini, dimana Pemerintah Desa (agen) wajib menjalankan pekerjaan Pemerintah Pusat (principal), dalam menjalankan pekerjaannya pemerintah desa wajib mengikuti undang-undang yang berlaku. Semakin tinggi moral yang dimiliki, semakin tinggi pula pencegahan kecurangan, karena orang yang mementingkan moralitas lebih mengikuti aturan yang berlaku sesuai prinsip etika. Pemerintah desa dengan moralitas yang tinggi dapat menjalankan e-ISSN 2798-8961                                                                               141 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  pekerjaan dan kewajibannya terhadap pemerintah dengan baik. (Yusuf et al., 2021), (Jayanti & Suardana, 2019), (Aprilia & Yuniasih, 2021) mendukung hasil penelitian ini.  Sesuai dengan perolehan penelitian, whistleblowing system (X4) koefisien parameternya 0.470 serta derajat signifikansinya 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan X4 mempengaruhi Y artinya asumsi ke empat di terima. Hasil studi ini sesuai dengan teori keagenan, karena teori keagenan merupakan solusi dari permasalahan keagenan, dimana dalam pengelolaan dana desa supaya tujuan dana desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat perlu adanya suatu sistem yang membatasi keinginan pemerintah desa untuk melakukan kecurangan. (Paramitha & Adiputra, 2020), (Suandewi, 2021) dan (Widiyarta et al., 2017) mendukung hasil penelitian ini.   SIMPULAN DAN SARAN Sesuai dengan hasil regresi maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: Kompetensi aparatur desa dan sistem pengendalian internal tidak mempengaruhi pencegahana kecurangan, sedangkan moralitas individu dan whistleblowing system mempengaruhi pencegahan kecurangan.  Saran yang dapat diberikannya yaitu untuk desa se-Kecamatan Denpasar Utara diharap dapat melakukan peningkatan terhadap variable bebas melalui ikut serta dalam sosialiasi maupun pelatihan sehingga bisa meminimalisir terjadinya kecurangan. Bagi peneliti seterusnya diharap bisa menambahkan variable tambahan yang bisa mencegah kecurangan dalam pengelolaan dana desa. DAFTAR PUSTAKA Aprilia&Yuniasih(2021)."PengaruhKompetensiAparaturDesa,MoralitasIndividudanBudayaOrganisasiTerhadapPencegahanKecurangan(Fraud)DalamPengelolaanKeuangandesa(Studi Empiris Pada Pemerintah Desa Se-Kota Denpasar)". Hita Akuntansi Dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia, 25–45.  Bali Tribunnews.com. (2020). DugaanKorupsiAPBDesDauhPuriKlod, Ariyaningsih Didakwa Pasal Berlapis.   Baliexpress. jawapost.com. (2020). TersandungKorupsiAPBDes,PerbekelPemecutanKaja Ditahan.Diaksespada7September2021.https://baliexpress.jawapos.com/bali/13/01/2020/tersandung-korupsi-apbdes-perbekel-pemecutan-kaja-ditahan/.  CNN Indonesia (2021). ICW: Tahun 2021, AparatDesaPalingKorupdi Indonesia. Diakses pada 17 September 2021. e-ISSN 2798-8961                                                                               142 | H i t a _ A k u n t a n s i d a n   K e u a n g a n  Hita Akuntansi dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2022  CNN Indonesia. (2021). PemerintahKucurkanDana DesaRp400,1TSejak2015-2021. Diakses pada 5 Januari 2022, cnnindonesia.com.   Jayanti & Suardana. (2019). PengaruhKompetensiSDM,Moralitas,WhistleblowingdanSPI TerhadapPencegahanFraudDalamPengelolaanKeuanganDesa.e-JurnalAkuntansi   Paramitha & Adiputra. 2020. PengaruhWhistleblowing system, GoodCorporateGovernanceDan EfektivitasPengendalianInternal. JurnalIlmiahMahasiswaAkuntansi, 11,33–42.  Sumadi&Sariwati.2021.PengaruhKompetensi,PraktekAkuntabilitasDanMoralitasIndividu TerhadapPencegahan (Fraud)Dalam PengelolaanDana Desa(Studi Empiris Di Desa Se-Kecamatan Ubud, Gianyar). Hita Akuntansi Dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia 279–291.  Tribunnews.com, B. (2021). 27 Desa di Denpasar Bali Terima Dana Desa Rp 40 Miliar, Pemecutan Kaja Terima Bantuan Terbanyak.Diakses pada 17 Oktober 2021: https://bali.tribunnews.com/2021/02/02/27-desa-di-denpasar-bali-terima-bantuan-apbdes-rp-40-miliar-pemecutan-kaja-terima-dana-terbanyak?page=2.  

PENGARUH KOMPETENSI, SPI, MORALITAS DAN WHISTLEBLOWING  SYSTEM TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN PENGELOLAAN DANA  DESA

https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/HAK/article/download/2762/1542

PENGARUH KOMPETENSI, SPI, MORALITAS DAN WHISTLEBLOWING SYSTEM TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN PENGELOLAAN DANA DESA

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

E-Journal Universitas Hindu Indonesia