Dalam masyarakat Dusun Tanjung Kepri, Tradisi Kenduri Arwah
berkaitan erat dengan kehidupan sosial masyarakat, karena tradisi ini
merupakan warisan leluhur atau nenek moyang mereka. Tradisi kenduri
arwah ini bertujuan mendoakan arwah orang yang meninggal dunia dengan
ritual tertentu.
Acara kenduri arwah ini dilakukan pada hari pertama, ke dua, ke
tiga, ke tujuh, ke dua puluh, ke empat puluh, ke enam puluh, dan ke seratus
setelah meninggalnya seseorang. Sebelum acara dimulai, keluarga/ahlul bait
menyiapkan kemenyan, setanggi dan roti canai untuk digunakan dalam
pelaksanaan kenduri arwah. Setelah semua dipersiapkan, acara kenduri
arwah dimulai dan dipimpin oleh orang yang di tuakan atau imam di Dusun
Tanjung .
Imam duduk bersila menghadap tempat bara-bara
Dari keterangan di atas, timbullah pertanyaan bagaimana latar
belakang kemunculan tradisi kenduri arwah ini terjadi dan bagaimana
pelaksanaannya jika ditinjau dari perspektif Akidah Islam yang menjadi inti
permasalahan skripsi ini. Untuk menjawab permasalahan tersebut,
digunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan alat
pengumpul data seperti kuisioner, wawancara, dan observasi langsung.
Kesimpulan yang berhasil disusun adalah bahwa tradisi kenduri arwah yang
dilaksanakan di Dusun Tanjung tersebut bertentangan dengan akidah Islam
dalam pelaksanaannya. Saran penulis ditujukan terutama kepada ulama dan
tokoh masyarakat agar dapat mengarahkan tradisi tersebut sesuai dengan
tuntutan syari’at dan akidah Islam