Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis partisipasi masyarakat lokal dalam mewujudkan

Goodcitizenship di Desa Bandar Setia di Kecamatan Sei Percut, Kabupaten Deli Serdang. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bentuk Interaksi social generasi milenial dalam

mewujudkan Goodcitizenship di Desa Bandar Setia adalah interaksi social integrasi. Terjalin persatuan

dan kekompakan satu sama lain diimplementasikan dalam bentuk kegiatan gotong royong membersihkan

lingkungan setiap minggunya, serta saling membantu apabila ada warga mengadakan pesta pernikahan

maupun ditimpa kemalangan. Selanjutnya, adanya pengajian jumat rutin yang dilaksanakan oleh

perkumpulan perwiritan Pemuda Pemudi Desa Bandar Setia

Al farisi, Muhammad

Et All. Mahda, Nur

Lubis, Shadrina Azzahra

Maghfirah, Nurintan

Nasution, Toni

Siambotan, Nur Hafni Bahri

Siregar, Ayu Fitria

Wibowo, Salsabila Putri

Repository UIN Sumatera Utara

Jurnal Educandumedia 1   JURNAL EDUCANDUMEDIA Vol.1  No.1 2022 educandumedia (Jurnal Pendidikan dan Kependidikan) Email: jurnaleducandumedia@gmail.com  INTERAKSI SOSIAL WARGA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI MILENIAL GOODCITIZENSHIP DI DESA BANDAR SETIA  Toni Nasution1, Ayu Fitria Siregar2, Salsabila Putri Wibowo3, Shadrina Azzahra Lubis4, Nur Hafni Bahri Siambotan5, Nurintan Maghfirah6, Muhammad Al farisi7, Nur Mahda8, Putri Aulia Sitorus9, Arbiata10, Desi Asnawati Pohan11  Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan  Email: ayufitriasiregar05@gmail.com¹, putriwibowosalsabila@gmail.com ² ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis partisipasi masyarakat lokal dalam mewujudkan Goodcitizenship di Desa Bandar Setia di Kecamatan Sei Percut, Kabupaten Deli Serdang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bentuk Interaksi social generasi milenial dalam mewujudkan Goodcitizenship di Desa Bandar Setia adalah interaksi social integrasi. Terjalin persatuan dan kekompakan satu sama lain diimplementasikan dalam bentuk kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan setiap minggunya, serta saling membantu apabila ada warga mengadakan pesta pernikahan maupun ditimpa kemalangan. Selanjutnya, adanya pengajian jumat rutin yang dilaksanakan oleh perkumpulan perwiritan Pemuda Pemudi Desa Bandar Setia. Kata Kunci: Interaksi sosial, Warga, Generasi Milenial, Goodcitizenship ABSTRACT This research was conducted with the aim of analyzing the participation of local communities in realizing Goodcitizenship in Bandar Setia Village in Sei Percut District, Deli Serdang Regency. Data collection was carried out using a qualitative approach. Data were obtained through observation, interviews, and documentation. The results showed that the form of social interaction of the millennial generation in realizing Goodcitizenship in Bandar Setia Village is integrated social interaction. Establishing unity and cohesiveness with each other is implemented in the form of mutual cooperation activities to clean the environment every week, as well as helping each other if there are residents holding weddings or Jurnal Educandumedia 2  misfortunes. Furthermore, there is a routine Friday recitation held by the Bandar Setia Village Youth Perwiritan Association.  Keywords: social interaction, citizens, millennial generation, goodcitizenship Jurnal Educandumedia 3  PENDAHULUAN  Generasi millenial saat ini telah menjadi pembahasan utama di seluruh belahan dunia, karena generasi millenial sendiri memiliki ciri dan karakter yang sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Dilihat dari sisi usia, generasi millenial merupakan sekelompok kaula muda yang berusia sekitar awal dua puluhan sampai di awal tiga puluh tahun. Generasi millenial memegang peranan penting di berbagai aspek selama 10 hingga 20 tahun mendatang. Karakteristik milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Menurut Yuswohady dalam artikel Milennial Trends (2016) Millennial Generation adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu tahun 1980 hingga tahun 2000. Generasi ini sering disebut juga sebagai Gen-Y, Net Generation, Generation WE, Boomerang Generation, Peter Pan Generation, dan lain-lain. Disebut generasi milenial karena merekalah yang hidup di pergantian milenium. Secara bersamaan di era ini teknologi digital mulai merasuk ke segala sendi kehidupan. Generasi Y dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. (Yuswohady, 2016) Diungkapkan juga bahwa ada beberapa macam karakteristik dari generasi milenial yaitu: 1) milenial lebih percaya user generated content (UGC) daripada informasi searah, 2) milenial lebih memilih ponsel dibanding TV, 3) miilenial wajib punya media sosial, 4) milenial kurang suka membaca secara konvensional, 5) milenial cenderung tidak loyal namun bekerja efektif, 6) milenial cenderung melakukan transaksi secara cashless, 7) milenial lebih tahu teknologi dibanding orang tua mereka, 8) milenial memanfaatkan teknologi dan informasi, 9) milenial  cenderung lebih malas dan konsumtif, dan lain-lain (Tri, 2020) Di zaman yang sudah canggih seperti sekarang generasi milenial adalah peranan penting untuk memajukan desa, terutama para pemuda. Karena pemuda memiliki banyak ide untuk memajukan desa. Generasi milenial saat ini juga dapat menjadi kunci berkelanjutan untuk pembangunan desa dengan pemikiran-pemikiran Zaman now, hal tersebut diyakini Jurnal Educandumedia 4  menjadi modal besar bagi para pemuda-pemuda untuk tidak lagi cuek terhadap pembangunan untuk memajukan desa. Pemuda merupakan peranan penting untuk desa lebih maju, maka pemuda dan desa harus memiliki ikatan untuk memajukan desa. Pemerintah desa juga dapat menjadikan website desa untuk menampung seluruh ide pemuda desa, setelah semua ide ditampung pemerintah desa dapat mengajak diskusi seluruh pemuda desa dengan menggabungkan ide-ide yang sudah ditampung, seharusnya ini dicoba pada seluruh desa untuk menjadi awal ikut andilnya pemuda memajukan desa. Jika dilihat generasi milenial selalu memiliki tenaga yang besar, berpikir kritis, kreativitas, serta inovasi untuk berkiprah dalam memajukan desa. Bahkan juga mempunyai pemikiran yang maju ( generasi milenial ) yang tidak lagi acuh terhadap pembangunan desa. Generasi milenial juga memiliki potensi untuk memimpin pembangunan desa, karena generasi milenial berperan memperdalam ilmu, dan nantinya ilmu dapat diterapkan dalam pembangunan desa agar lebih maju. Namun, di sisi lain. Permasalahan yang sering sekali terjadi pada generasi milenial di masyarakat sekarang ini adalah terletak pada aspek sikap dan moral. Hal ini bukan tanpa alasan, perubahan teknologi zaman yang semakin hari semakin canggih mengakibatkan meningginya sikap individualis pada masyarakat generasi milenial ini. Salah satu wilayah yang mengalami permasalahan tersebut terletak di Desa Bandar Setia Kecamatan Sei Percut, Kabupaten Deli Serdang.  METODE PENELITIAN  Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan Pendekatan Metode deskripsi yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan . Pada metode ini bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan kondisi yang terjadi untuk menjawab masalah secara aktual. Metode ini biasanya digunakan untuk meneliti sekelompok manusia atau obyek , suatu kondisi, atau gejala mengenai populasi atau daerah tertentu (Subandi, 2011) Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Jurnal Educandumedia 5  HASIL DAN PEMBAHASAN  Desa Bandar Setia merupakan desa yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Dibentuk sejak tahun 1901 oleh kerajaan dengan  luas kurang lebih 100 ha. Pertama kali Desa Bandar Setia dipimpin oleh Abdul Gafar yang saat itu dipilih oleh raja dan sekarang Pimpinan itu digantikan oleh Sugiato sebagai Kepala Desa yang dipilih masyrakat. Bentuk Interaksi sosial generasi milenial dalam mewujudkan Goodcitizenship di    Desa Bandar Setia adalah interaksi social integrasi. Interaksi sosial generasi milenial di Desa Bandar Setia sangat kompak serta terjalinnya (integrasi) persatuan antara pemuda pemudi. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Lina Hera Melisa melalui wawancara, ia mengatakan “kondisi daerah rumah sekitar baik, warganya kompak, dan cukup antusias jika masyarakatnya butuh pertolongan”. Selain itu, terjalinnya persatuan dan kekompakan satu sama lain diimplementasikan dalam bentuk kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan setiap minggunya, serta saling membantu apabila ada warga mengadakan pesta pernikahan maupunditimpa kemalangan. Selanjutnya, adanya pengajian jumat rutin yang dilaksanakan oleh perkumpulan perwiritan Pemuda Pemudi Desa Bandar Setia. Partispasi warga di Desa Bandar Setia tergolong aktif dengan bentuk consultation yang partisipasinya berjalan tidak sebatas pencitraan atau bersifat semu, berdasarkan teori Arnstein serta didukung dengan wawancara di lapangan (Dewa, 2020) Jika diamati secara langsung di lapangan menggunakan teori Irritation Index (Doxey, 1975) mengenai tanggapan masyarakan terkait upaya mewujudkan goodcitizinship ini, Desa Bandar Setia cenderung mengarah kepada fase euphoria. Fase dimana masyarakat melakukan kontak langsung/ interaksi dengan sesama warga tetapi      tidak intens. Peranan Generasi Milenial dalam pembangunan sangat penting, artinya, bukan saja karena mereka sebagai  lapisan masyarakat paling besar, tetapi yang paling penting adalah tanpa potensi dan kreativitas Generasi Milenial, maka perwujudan goodcitizenship akan dapat kehilangan arah. Berdasarkan Undang-undang nomor 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan mengamanatkan kepada pemerintah daerah yakni gubernur/bupati/walikota wajib melaksanakan pelayanan kepemudaan(Lalo, 2018) Jurnal Educandumedia 6  Di dalam bukunya, Wasiyem, dkk mengungkapkan bahwa untuk dapat menjalankan perannya secara baik dalam negara demokratis warga negara perlu memiliki dan menguasai beberapa persyaratan. Dikatakan bahwa setidaknya terdapat tiga kompetensi kewarganegaraan yaitu warga negara harus mempunyai pengetahuan yang cukup (knowledge), kemudian keterampilan kewarganegaraan (civil skills), dan sikap kewarganegaraan (civic disposition) yang baik (Wasiyem, 2021) Dalam memajukan suatu desa tidak hanya pemuda yang dibutuhkan untuk tetapi seluruh lapisan masyarakat juga berperan penting dalam memajukan desa seperti dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 68 menjelaskan bahwa masyarakat desa memiliki kewajiban seperti membangun dan memelihara lingkungan desa, mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat desa yang baik, mendorong terciptanya kondisi yang aman, nyaman,  dan tentram di desa, memelihara nilai permusyawaratan, mufakat, kekeluargaan, dan gotong royong dan masyarakat desa berkewajiban untuk berpartisipasi dalam kegiatan desa (Ardiansyah, 2020). Potensi lokal yang dimiliki oleh masyarakat akan berkembang lebih optimal apabila dibantu oleh kontribusi dari pemerintah. Pemerintah memiliki fungsi sebagai fasilitator dan regulator dapat berkontribusi dalam penyempurnaan infrastruktur serta fasilitas penunjang untuk mewujudkan desa wisata. Potensi lokal yang akan dibentuk menjadi goodcitizenship ini membutuhkan pengakuan dan perlindungan hukum untuk memastikan keberlanjutan serta manfaat yang penuh untuk masyarakat di masa depan. Pemerintah yang dimaksud adalah pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Pendampingan dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk memfasilitasi ide dan gagasan dari masyarakat sehingga mereka berpartisipasi secara aktif dan mengetahui bagaimana cara mengakses program-program yang membantu dalam pengembangan perwujudan goodcitizenship di Desa Bandar Setia(Suyato, 2016) Proses pembentukan warga negara yang baik tentu saja tidak hanya melalui pendekatan kebijakan yang bersifat top down (dari Pemerintah Pusat), tetapi juga harus bersifat bottom up (dari bawah-akar rumput). Dengan kata lain, harus bersifat kontekstual. Daerah tertentu dengan karakteristik alam dan kultur khas, harus Jurnal Educandumedia 7  mendapat perhatian khusus sehingga program pembentukan warga negara yang baik bisa efektif (Acep, 2021) Hal yang membangun terwujudnya masyarakat yang goodcitizenzhip tentu saja tak luput dari peran setiap warga itu sendiri. Di Desa Bandar Setia terlihat bahwa warganya memiliki sikap demokratis yang tinggi. Dilihat dari hasil pengamatan ada lima dimensi dari sikap positif terhadap demokrasi dan keberagaman, yang bisa dijadikan pedoman untuk membentuk warga negara yang demokratis (Soerjono, 1985) yaitu: (1) elaborasi pemahaman akan nilai nilai demokrasi dan keberagaman (refleksi dan sensitivitas moral); (2) kapasitas (efikasi internal dan eksternal); (3) hubungan hubungan aktif (komitmen dan koneksi); (4) Kemauan transformasi (bersifat terbuka terhadap kritik ); dan (5) kemampuan berdialog ( empati dan kompetensi dialogis). Kelima sikap positif tersebut sudah dipraktikkan di dalam budaya masyarakat Desa Bandar Setia hanya tidak secara tegas dinyatakan bahwa sikap tersebut adalah sikap positif terhadap demokrasi.   KESIMPULAN  Bentuk Interaksi sosial generasi milenial dalam mewujudkan Goodcitizenship di Desa Bandar Setia adalah interaksi social integrasi. Interaksi sosial generasi milenial di Desa Bandar Setia sangat kompak serta terjalinnya (integrasi) persatuan antara pemuda pemudi. Terjalinnya persatuan dan kekompakan satu sama lain diimplementasikan dalam bentuk kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan setiap minggunya, serta saling membantu apabila ada warga mengadakan pesta pernikahan maupun ditimpa kemalangan. Selanjutnya, adanya pengajian jumat rutin yang dilaksanakan oleh perkumpulan perwiritan Pemuda Pemudi Desa Bandar Setia. Partispasi warga di Desa Bandar Setia tergolong aktif dengan bentuk consultation yang partisipasinya berjalan tidak sebatas pencitraan atau bersifat semu.            Jurnal Educandumedia 8   REFERENSI  Ardiansyah, 2020, Pemahaman Hak Dan Kewajiban Masyarakat Desa Tanjung Karang, Padang: Communnity Development Journal.  Doxey, 1975, A causation theory of visitorresident irritants. Makalah dipresentasikan pada Methodology and Research Inferences Travel and Tourism Research Associations Sixth Annual Conference. San Diego, 8-11 September 1975.  Iyan Acep, 2021, Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mewujudkan Peserta Didik Yang Cerdas Dan Baik (Smart And Good Citizen), Bandung: IJOIS.  Lalo, 2018, Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter dengan Pendidikan Karakter Guna Menyongsong Era Globalisasi. Jakarta: Jurnal Ilmu Kepolisian.  Putra Tri, 2020, Peran Generasi Milenial Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Danau Toba, Sumedang: Ilmu Budaya.  Putu Dewa, 2020, Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Desa Wisata Carangsari. Bali: Jurnal Masyarakat dan Budaya.  Soekanto Soerjono, 1985, Max Weber, Konsep-Konsep Dasar Dalam Sosiologi. Jakarta: CV. Rajarli Subandi, 2011, Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukan, Surakarta: Harmonia.  Suyato, 2016, Upaya Pembentukan Warga Negara Yang Baik Dan Tantangan Yang Dihadapi Oleh Para Guru Pkn Peserta SM3T 2015. Yogyakarta: Jurnal Hukum.  Wasiyem, dkk. 2021, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship), Medan: Merdeka Kreasi  Yushowhady, 2016 Millenial Trends 2016, Jakarta: Inventure. Jurnal Educandumedia 9   

Interaksi Sosial Warga Dalam Mewujudkan Generasi Milenial Goodcitizenship di Desa Bandar Setia

http://repository.uinsu.ac.id/15682/1/Jurnal%2022%20Jul-Des.pdf

Interaksi Sosial Warga Dalam Mewujudkan Generasi Milenial Goodcitizenship di Desa Bandar Setia

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Repository UIN Sumatera Utara