'Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana'
Abstract
Kota Takengon adalah Ibu Kota Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh yang pernah diduduki oleh kolonial Belanda. Salah satu jenis bangunan yang mendapat pengaruh pendudukan adalah Umah Rabung Lime sebagai rumah tinggal pejabat masa kolonial yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat setelah masa pendudukan berakhir. Dewasa ini, kondisi Umah Rabung Lime banyak yang memerlukan perbaikan dan perlahan terlupakan sejarahnya karena mulai hilang dari landscape kota akibat kurangnya apresiasi masyarakat. Kondisi demikian lambat laun dapat menyebabkan hilangnya bukti sejarah bangunan arsitektur yang pernah ada. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik tipologi fasad Umah Rabung Lime untuk memberikan pengetahuan ilmiah tentang Umah Rabung Lime dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan pemerintah dalam pelestarian bangunan cagar budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriftif dengan pendekatan tipologi fasad. Hasil penelitian menunjukkan Umah Rabung Lime terbagi menjadi periode kolonial dan pasca kolonial. Secara umum karakteristik tipologi fasad Umah Rabung Lime menggunakan atap segilima (rabung lime) dan atap perisai bermaterial seng, tinggi atap hampir menyerupai tinggi dinding, dinding terbuat dari material kayu, terdapat sepertiga muka bangunan berbentuk segilima yang menjorok ke depan, memiliki jumlah jendela yang banyak dengan bentuk khas arsitektur Eropa dan pada bagian kaki bermaterial semen yang memiliki elevasi lebih tinggi dari muka tanah. Namun terdapat perbedaan antara karakteristik tipologi fasad Umah Rabung Lime periode kolonial dan pasca kolonial pada pemisahan bangunan utama dan bangunan servis, tempat peletakan sepertiga muka bangunan dan atap segilima, material serta ukuran pintu dan jendela. Kata Kunci : Karakteristik tipologi fasad, arsitektur kolonial Belanda, Takengo