Ikhlas dalam Perspekstif Hadis

Abstract

Hadis-hadis yang terkait dengan ikhlas sangat banyak, mulai dari yang menggunakan term ikhlas sendiri sampai kepada term-term yang memiliki makna dan tujuan ke arah ikhlas. Juga ditem mukan bahwa ikhlas dalam pandangan hadis Nabi adalah sebuah tujuan atau maksud dari sebuah perbuatan yang semata-mata diarahkan kepada Allah SWT saja tanpa ada “sentuhan-sentuhan” dari maksud-maksud yang lain. Orang yang belum sempurna keikhlasannya, tidak boleh menjadikan alasan ketidaksempurnaan tersebut untuk berhenti dari perbuatan baik karena bisa jadi awalnya kurang sempurna tapi karena selalu diusahakan dan diperbaharui maka akan dapat berujung pada kesempurnaan, yang pada akhirnya menjadikan seseorang mendapat gelar mukhlis. Keikhlasan yang berarti kemurnian, maka ia tidak terbagi ke dalam beberapa bagian, akan tetapi bagi orang yang belum mampu mengikhlaskan amalnya secara sempurna bukan berarti serta merta ia tidak mendapatkan pahala. Selama ia mau berusaha memperbaiki keikhlasannya maka pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal karena usahanya tadi. Bagi orang yang tidak mau memperbaiki niatnya atau memang niatnya sudah menyimpang dari yang seharusnya maka ia akan mendapatkan ganjaran berupa tidak diterimanya amal yang ia lakukan atau bahkan ia akan mendapat dosa karena ketidakikhlasannya itu. Keikhlasan adalah sesuatu yang sangat penting, terlepas dari wujud urgensinya, yang harus dilakukan oleh seorang manusia adalah upaya untuk meningkatan peribadatannya kepada Sang Pencipta disertai niat murni, tulus, ikhlas hanya kepada-Nya. Sehingga satu kalimat yang mungkin dapat mewakili semua harapan itu adalah jaddid al Niah (perbaharui niat)

    Similar works