Abstrak
Penelitian ini menganalisis teks fiksional yaitu cerpen dengan judul Jaring-jaring Merah sebagai wacana yang dikonstruksikan oleh penulis ceritanya, Helvy Tiana Rosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanda-tanda yang digunakan Helvy Tiana Rosa dalam mewakili pesan ideologi Islam pada cerpennya. Untuk memahami hal tersebut, peneliti menggunakan metode interpretif dengan pendekatan kualitatif dan pisau analisis semiotika Roland Barthes . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada teks ditemukan beberapa tanda yang digunakan untuk mewakili ideologi Islam, di antaranya ideologi yang mendominasi cerpen ini adalah ideologi tentang keadilan, akhlak perempuan muslim, dan ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat Islam). Selain itu tampak pula perspektif fundamentalisme (untuk membedakannya dengan liberalisme) yang dilatarbelakangi oleh dua peristiwa sosial penting saat itu yaitu pertama pemerintahan Orde Baru runtuh dan kedua adalah pencabutan status Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM). Kedua peristiwa tersebut mendorong pengarang untuk memunculkan wacana tandingan terhadap hegemoni wacana selama itu sehingga pesan yang diusungnya direpresentasikan dengan kecenderungan dan pola yang berpihak kepada kaum tertindas.
Kata kunci: Refresentasi, Ideologi, Islam, Akhlak, Keadilan,
Abstract
This research analyzed fictional text on short story with title “The Red Net” as a discourse constructed by the writer, Helvy Tiana Rosa. The goal of this research was to know the signs used by Tiana Rosa to represent ideology of Islam on her short story. To understand it, the researcher used the interpretive method with qualitative approach and semiotic analysis of Rolland Barthes, The result of research shows that some signs found in text which used to represent Islamic ideology. Dominant ideology in this short story is ideology about justice, akhlak of moslem women, and Islamic friendship. Besides that, it seems fundamentalism perspective( to distinguish it with liberalism) cause there are two important social events influencing this text production, First: the collapse of Orde Baru (sociopolitical order in Indonesia since 1965). Second: revocation of Aceh status as military operation zone. Those both events motivated the writer to bring out equal discourse to hegemony discourse for all that time, so that she carried the message endeavor by representing the tendency and pattern which sides with oppressed society.
Keyword: Refresentation; Ideology; Moeslem; Morals; Justic