This paper writes about the management of plastic waste in Southeast Sulawesi Province, a case study in Muna and Buton Regencies. This activity is in the form of sharing the author's knowledge with the Indonesian City Diplomacy Community partners in 2020-2021. This activity uses observation, socialization and interview methods to build the community's mindset. The author found that plastic waste management activities in Muna and Buton have been maximized. This is done because the community upholds the value of morality as a form of social responsibility. Cultural values as the foundation of society in protecting the sea. This means that the authors in sharing knowledge only confirm community activities and provide little knowledge to the community. The community is very aware of protecting the sea as part of their identity, branding, and representation of toughness. The sea is the ancestral medium of the community that must be preserved as a form of appreciation. Because the sea is the source of the local community's economy. So, if the nature is damaged, it will damage the economy of the surrounding community. Dissemination and sharing of knowledge are effective because the community does not need to be equipped with much in protecting the sea. Cultural experience and moral principles guide them to be able to make the sea an asset of the future. The sea is the way humans relate to nature, natural resources.Paper ini menulsikan tentang pengelolaan sampah plastic di Propinsi Sulawesi Tenggara studi kasus di Kabupaten Muna dan Buton. Kegiatan ini berbentuk sharing knowledge penulis Bersama mitra Komunitas Diplomasi Kota Indonesia pada tahun 2020 -2021. Kegiatan ini menggunakan metode observasi, sosialisasi dan wawancara dalam membangun mindset masyarakat. Penulis menemukan bahwa kegiatan pengelolaan sampah plastic di Muna dan Buton sudah maksimal. Hal ini dilakukan karean masyarakat menjunjung tinggi nilai moralitas sebagai bentuk tanggung jawab social. Nilai kebudayaan sebagai fondasi masyaraakat dalam menjaga laut. Artinya penulis dalam sharng knowledge hanya mengkonfirmasi aktifitas masyarakat dan sedikit memberi pengetahuan kepada masyaraakat. Masyarakat sudah sangat paham dalam menjaga laut sebagai bagian dari identitas, branding, representasi ketangguhan. Laut adalah media leluhur maysrakat yang harus dilestarikan sebagai bentuk apresiasi. Karena laut menjadi sumber ekonomi masyarakat setempat. Sehingga, jika dirusak alamnya maka akan merusak ekonomi masyarakat sekitar. Sosialisasi dan sharing knowledge berjalan efektif karena masyarakat tidak perlu dibekali banyak dalam menjaga laut. Pengalaman kebudayaan dan prinsip moral menuntun mereka agar bisa menjadikan laut sebagai asset masa depan. Laut adalah cara manusia berhubungan dengan alam, sumber daya alam
