Pertanian Pekarangan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan bagi Perempuan Semau

Abstract

Kegiatan pengabdian oleh komunitas Kupang Batanam dilakukan di pulau Semau dalam program GEF SGP Fase VI mempunyai tujuan untuk mengajak mama-mama mengembangkan pertanian pekarangan agar terciptanya kawasan rumah pangan lestari yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan keluarga. Tantangan ekologis, sosial dan ekonomi dalam kegiatan ini adalah a) belum terlihat dengan baik adanya sayuran atau tanaman di pekarangan rumah yang dapat dikonsumsi. Kalaupun ada hanya 1-2 orang per desa untuk sayuran hortikultura (sawi dan kangkung) naqmun menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Hal ini juga berpengaruh terhadap menu sayuran yang disajikan masih terbatas jenisnya, b) kurangnya pengatahuan warga tentang dampak dari limbah rumah tangga (sampah) yang dibuang sembarangan dan c) pengeluaran kebutuhan akan sayuran masih merupakan hal yang harus dilakukan setiap hari (Rp. 5.000-10.000/hari) dan itu pasti karena terbatasnya sumber sayuran. Target luaran utama adalah 1) terdapat 125 mama-mama di pulau Semau yang dapat mengembangkan pertanian pekarangan ramah lingkungan dan berkelanjutan 2) minimal 95% mama-mama dapat membuat 10 L pupuk organik cair dan 10 Kg pupuk organik padat setiap bulan 3) minimal 95% mama-mama dapat mengurangi pengeluaran membeli sayur. Pelaksanakan kegiatan dilakukan pada tahun 2018-2019 meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot, pendampingan, monitoring-evaluasi dan keberlanjutan kegiatan. Hasil yang diperoleh yaitu a) terdapat 125 mama-mama yang mengembangkan pertanian pekarangan ramah lingkungan dan berkelanjutan yang tersebar di 5 desa pulau Semau, b) 100% mama-mama dapat memproduksi pupuk organik cair 40 L dan padat 25 Kg setiap bulan dan c) 100% mamamama dapat menghemat uang belanja untuk membeli sayur sebesar Rp. 150.000 – 300.000,./bula

    Similar works