the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Abstract
Abstrak_ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan Fort Rotterdam sebagai Salah satu bangunan bersejarah (Heritage). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan fungsi bangunan Fort Rotterdam dan pemanfaatan Fort Rotterdam sebagai salah satu bangunan bersejarah di kota Makassar serta aktivitas para pengunjung di Fort Rotterdam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan membagikan kuisioner kepada pengunjung Fort Rotterdam dan melakukan dokumentasi atau pengambilan gambar bangunan-bangunan Fort rotterdam yang mengalami perubahan fungsi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung di Fort Rotterdam ini rata-rata berkunjung ke musium nageri La Galligo yang menyimpan beragam koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah hingga naskah serta etnografi. Kebanyakan benda kebudayaan yang dipamerkan berasal dari suku-suku di Sulawesi seperti suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Aktivitas lain yang dilakukan pengunjung yaitu hanya sekedar berkeliling melihat bangunan-bangunan yang ada di Fort rotterdam ini serta berfoto-foto. Adapun perubahan fungsi bangunan-bangnan Fort Rotterdam yaitu pada masa kolonial Belanda, benteng dahulu dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah Belanda di Indonesia. Pada masa kolonial Jepang, benteng ini beralih fungsi menjadi pusat studi pertanian dan bahasa. Sementara setelah Indonesia merdeka, benteng ini dijadikan sebagai pusat komando yang kemudian beralih fungsi menjadi pusat kebudayaan dan seni Makassar hingga saat ini.Kata Kunci: Bangunan Bersejarah; Fungsi Bangunan; Fort Rotterdam; Pusat Kebudayaan. Abstract_ This study aims to determine the changing function of Fort Rotterdam building as one of the historic buildings (Heritage). This research is motivated by the change of purpose of Fort Rotterdam building and utilization of Fort Rotterdam as one of a landmark building in Makassar city and visitor activity in Fort Rotterdam. The research method used is qualitative research method by distributing questionnaires to visitors of Fort Rotterdam and doing documentation or taking pictures of Fort Rotterdam buildings that have changed function. The results of the study show that visitors undertake the activities in this fort Rotterdam on average visit the museum of La Gallego nageri which stores a diverse collection of prehistoric, numismatic, foreign ceramics, history to script and ethnography. Most cultural objects on display come from tribes in Sulawesi such as Bugis, Makassar, Mandar, and Toraja tribes. Other activities that visitors do is just around to see the buildings in this Fort Rotterdam and take pictures. The change of building function Fort Rotterdam is in the Dutch colonial period of the castle served as the centre of government and shelter of Dutch spices in Indonesia. In the Japanese colonial period, this fort turned to function as a centre for agricultural and linguistic studies. Meanwhile, after Indonesia's independence, this fort became a command centre which later turned the function of being the centre of Makassar's culture and arts to date.Keywords: Historic Buildings; Building Functions; Fort Rotterdam; Cultural Center