PENINGKATAN KADAR BIJIH BAUKSIT KIJANG DAN TAYAN DENGAN METODE SCRUBBING

Abstract

Untuk mengembangkan potensi bauksit di Tayan dan Kijang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) telah bekerjasama dengan PT. Antam Tbk., mengkaji peningkatan mutu bijih bauksit. Bahan baku yang digunakan terdiri dari empat macam percontoh bijih bauksit yang diambil dari dua lokasi yaitu dari Kijang tiga percontoh, sedangkan dari Tayan satu percontoh. Percontoh dari Kijang memiliki kadar SiO2 total 18,36 - 29,16 %, SiO2  reaktif 7,54 - 9,84 %, Al2O3  40,12 - 48,36%,  Fe2O3  4,27- 5,13 %, TiO2  0,40 - 0,49% dan LOI 20,80 -23,45 %. Percontoh dari Tayan memiliki kadar SiO2 total 4,69 %, Al2O3 38,95%,  Fe2O3 19,67 %. Proses peningkatan mutu (upgrading) bauksit menggunakan scrubber (molen) dengan kondisi berubah waktu putar antara 0- 60 menit dan kondisi tetap 50 % padatan dan putaran 30 rpm. Tahapan proses scrubbing meliputi pencampuran dan pemercontohan, scrubbing, pengayakan, pengeringan, penimbangan, penggerusan, dan analisis kimia. Parameter mutu yang digunakan adalah persen kumulatif ukuran butiran +1,7 mm (+ 12 mesh), perolehan Al2O3, kadar SiO2  total, SiO2 reaktif , Al2O3, dan Fe2O3. Uji coba proses scrubbing ini telah memberikan hasil yang baik ditinjau dari peningkatan kadar, perolehan dan rasio konsentrasi. Kadar Al2O3 hasil uji coba berkisar antara 50,53-53,67% dengan perolehan berkisar 82,78-89,66% dan rasio konsentrasi 78,42-84,8%. Bauksit tercuci yang dihasilkan ini telah memenuhi syarat untuk dijadikan bahan baku pembuatan alumina melalui proses Bayer

    Similar works