Berdamai Dengan Covid-19; Persembahan Puisi 242 Penulis Muda Milenial

Abstract

BERDAMAICOVID-19Persembahan Puisi 242 Penulis Muda MilenialKerisauan yang akan selalu menggelayut dalam alam pikiran kita adalahkapankah pandemi ini berakhir? Kita dipaksa bersahabat denganketidakpastian dalam ruang frustasi, kegalauan, harapan dan doa. Dalamkonteks wabah Covid-19 inilah, berbagai "uneg-uneg", harapan, persepsi, danperenungan dituangkan dalam karya puisi yang ditulis oleh para mahasiswa.Rangkaian kalimat dalam puisi yang dipersembahkan dalam buku ini adalahbingkai dari berbagai rasa yang mengungkap wabah Covid-19 dengan bahasapuisi. Di sana ada doa, kegelisahan, pertanyaan, kepasrahan, kemahakuasaanTuhan, dan perasaan yang mewarnai isi dari setiap puisi dalam buku ini.Membaca buku ini ibarat menyelami samudera luas yang sarat sudut pandang.Tatkala Tihan berucap "Kun fayakun"Semesta tunduk tertegunSunyi...Diam...Tenggelam dalam pekatTiada satupun kata terucapKembali pada hakikat"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'unxx, 290 hlm,; 23 c

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions