Korelasi Rasio Lemak Viseral dan Subkutan dengan Resistensi Insulin (HOMA-IR) Pria Dewasa dengan Obesitas Sentral (Studi Kasus dengan Modalitas Ultrasonografi Transabdominal)

Abstract

Latar belakang: Obesitas sentral banyak didapatkan pada pria, dikenal sebagai “ android obesity/apple-shaped obesity ”. Jaringan lemak viseral berperanan terjadinya resistensi insulin dideteksi kuantitatif dengan HOMA-IR. USG sebagai modalitas pilihan untuk menilai distribusi lemak tubuh karena keunggulannya. Tujuan penelitian: Mengetahui korelasi rasio tebal lemak viseral dan subkutan dengan kadar HOMA-IR serta parameter SM (BMI, WC, GDP, TG dan HDLc) pada pria dewasa dengan obesitas sentral di RSU dr. Saiful Anwar Malang. Metode penelitian: Analytics Cross Sectional Survey di IRJ Penyakit Dalam Pria dan ruang USG RSU dr. Saiful Anwar serta laboratorium Faal FKUB Malang, September sampai dengan Desember 2011. Digunakan uji korelasi Spearman dan Oneway ANOVA serta uji alternatif Chi Square, yaitu Kolmogorov Smirnov. Semua perhitungan dianggap bermakna jika p 0,05. Hasil: Dari 37 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, tidak didapatkan hubungan signifikan antara Abdominal wall fat index dan Rasio viseral/subkutan dengan HOMA-IR; Abdominal wall fat index dan Rasio viseral/subkutan dengan parameter SM, serta HOMA-IR dengan parameter SM (HDL dan TG), namun didapatkan hubungan signifikan antara HOMA-IR dengan parameter SM (BMI, WC, GDP dan Insulin) (p 0,05). Terdapat kecenderungan semakin tinggi derajat obesitas menurut BMI dan WC semakin meningkat rasio lemak viseral/subkutan dengan rerata ≥2,5 cm dan rerata HOMA-IR ≥4 ( glucosa molar units mmol/L ). Kesimpulan: Secara analisa deskriptif, terdapat kecenderungan peningkatan rasio lemak viseral/subkutan ≥2,5 dan HOMA-IR ≥4 ( glucosa molar units mmol/L ) sehingga dapat dipertimbangkan sebagai cut off point

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions