Kecombrang merupakan jenis tanaman semak yang banyak ditemukan di kebun masyarakat
desa Simatohir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemanfaatan bunga kecombrang
belum maksimal hanya dijadikan sebagai bumbu masakan. Dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kecombrang memiliki banyak khasiat khususnya dalam mencegah dan
mengobati beragam penyakit sehingga kecombrang dapat dijadikan sebagai pangan fungsional.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan potensi bunga kecombrang (Etlingera elatior)
dengan pemanfaatannya menjadi olahan pangan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat. Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu menjalin kerja
sama dengan pemerintah daerah setempat, uji pendahuluan pembuatan olahan kecombrang,
Sosialisasi dan pendampingan pengolahan kecombrang

Harahap, Samsinar

Lubis, Rafiqah Amanda

Nasution, Muhammad Nizar Hanafiah

Silitonga, Yusnita Wahyuni

Siregar, Elda Sari

English

Faculty of Agriculture, Universitas Sebelas Maret (Publishing Systems)

e-ISSN 2829-3134                                      Vol 1, No. 1 (2021)  p-ISSN 2829-419X   129    Seminar Nasional Pengabdian Fakultas Pertanian UNS Tahun 2021  “Penguatan Ketahanan Masyarakat dalam Menghadapi Era New Normal melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna Bidang Pertanian”  Pengembangan Potensi Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Melalui  Diversifikasi Olahan Pangan di Desa Simatohir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Yusnita Wahyuni Silitonga1, Elda Sari Siregar1, Samsinar Harahap1, Rafiqah Amanda Lubis1, dan Muhammad Nizar Hanafiah Nasution2 1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 2Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Graha Nusantara, Sumatera Utara Email: yusnita_wahyuni@yahoo.com  Abstrak Kecombrang merupakan jenis tanaman semak yang banyak ditemukan di kebun masyarakat desa Simatohir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemanfaatan bunga kecombrang belum maksimal hanya dijadikan sebagai bumbu masakan. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecombrang memiliki banyak khasiat khususnya dalam mencegah dan mengobati beragam penyakit sehingga kecombrang dapat dijadikan sebagai pangan fungsional. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan potensi bunga kecombrang (Etlingera elatior) dengan pemanfaatannya menjadi olahan pangan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah setempat, uji pendahuluan pembuatan olahan kecombrang, Sosialisasi dan pendampingan pengolahan kecombrang.  Kata kunci: kecombrang, pangan fungsional, Desa Simatohir  Pendahuluan  Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang kini banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasanya menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Salah satu bahan pangan yang dapat dijadikan sebagai pangan fungsional adalah kecombrang (Etlinera elatior). Kecombrang dapat dijadikan bahan pangan fungsional karena dapat mencegah dan mengobati beberapa penyakit seperti menurunkan tekanan darah, kadar e-ISSN 2829-3134                                      Vol 1, No. 1 (2021)  p-ISSN 2829-419X   130  kolestrol dan kadar gula darah (Naufalin, 2005). Pangan Fungsional bermanfaat untuk mencegah penyakit, memperlambat proses penuaan dan meningkatkan  imunitas (Hudaya, 2010). Kecombrang merupakan jenis tanaman semak yang bunga dan batangnya sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan keperluan obat-obatan. Tanaman yang termasuk ke dalam golongan Zingiberaceae ini mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, vitamin, mineral, dan glikosida yang berperan sebagai antimikroba dan antioksidan (Nuraini, 2014). Penelitian Valianty (2002),  menunjukkan bahwa minyak bunga kecombrang dapat dijadikan sebagai antimikroba karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (Gram negatif) dan Bacillus cereus (Gram positif). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tanaman kecombrang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Olahan pangan dari kecombrang belum pernah dilakukan khususnya di daerah Tapanuli Bagian Selatan sehingga diharapkan pembuatan pangan dari kecombrang ini  dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pada kegiatan ini kecombrang akan diolah menjadi “Stick kecombrang”. Program pengabdian kepada masyarakat melalui pedampingan Kelompok Wanita Tani dan ibu-ibu PKK Simatohir bertujuan meningkatkan potensi kecombrang dengan pemanfaatannya menjadi olahan pangan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah informasi dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat tentang pengolahan kecombrang menjadi olahan pangan. Metode 1. Menjalin Kerja Sama dengan Pemerintah dan Masyarakat Kegiatan ini diawali dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat desa Simatohir. Kegiatan ini melibatkan kelompok wanita tani Al-ikhsan dan Ibu PKK. 2. Uji Pendahuluan Pengolahan Stick dari Kecombrang Uji pendahuluan pengolahan stick bertujuan untuk mengetahui komposisi bahan yang sesuai untuk olahan stick. Komposisi yang diuji adalah takaran tepung yang digunakan yaitu perbandingan takaran tepung terigu dan tepung tapioka yang paling tepat. 3. Cara Pengolahan Stick Kecombrang Tepung terigu sebanyak 750 g dicampur dengan tepung tapioka sebanyak 250 g. kemudian bumbu (bawang merah, bawang putih dan merica) dihaluskan dengan menggunakan blender. Kemudian tiga butir telur dan bumbu yang telah dihaluskan e-ISSN 2829-3134                                      Vol 1, No. 1 (2021)  p-ISSN 2829-419X   131  dimasukkan kedalam campuran tepung terigu dan tepung tapioka. Masukkan kecombrang yang telah dihaluskan kedalam adonan. Adonan diaduk-aduk dengan menambahkan sedikit air hingga adonan menjadi kalis. Adonan yang sudah kalis dibentuk dengan menggunakan ampia kemudian digoreng hingga berwarna kecoklatan. 4. Sosialisasi Pengolahan Kecombrang Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan kecombrang menjadi olahan pangan. Selain cara pembuatannya pada tahap ini juga dijelaskan bagaimana potensi dan prospek stick kecombrang kedepan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Pendampingan Pembuatan Stick dari Kecombrang Pendampingan pembuatan stick kecombrang pada kelompok tani bertujuan untuk memastikan apakah Kelompok Wanita Tani dan ibu-ibu PKK benar-benar sudah bisa dalam pembuatan stick  kecombrang.   Hasil dan Pembahasan Desa Simatohir berjarak kurang lebih 10 km dari Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Di desa tersebut terdapat 7 kelompok tani, dari ketujuh kelompok tani tersebut terdapat satu kelompok wanita tani yang cukup aktif yaitu Kelompok Wanita Tani Al-Ikhsan. Desa Simatohir termasuk daerah yang strategis menurut letak dan geografisnya, serta  potensi  lahannya   yang  sangat  mendukung  untuk  daerah pertanian. Di sekitar lahan pertanian masyarakat sering dijumpai rempah-rempah seperti lengkuas, jahe, kunyit dan kecombrang, hanya saja yang perlu diperhatikan di desa ini adalah adalah potensi sumber daya manusia yang masih terbatas, tingkat pendidikannya masih rendah, serta kurangnya pengetahuan masyarakat dalam hal pengolahan hasil pertanian. Pengetahuan masyarakat desa Simatohir tentang pengolahan hasil pertanian masih sangat minim. Hasil pertanian dikonsumsi atau dijual dalam bentuk mentah bahkan tidak dijual atau tidak dimanfaatkan sama sekali seperti bunga kecombrang yang ada dilokasi lahan pertanian masyarakat tersebut. Hal inilah yang menjadi motivasi mahasiswa dan dosen untuk mencari bagaimana solusi mengatasi masalah tersebut agar kecombrang termanfaatkan bahkan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.   e-ISSN 2829-3134                                      Vol 1, No. 1 (2021)  p-ISSN 2829-419X   132  Uji Pendahuluan Pengolahan Stick Kecombrang  Uji pendahuluan pengolahan stick kecombrang bertujuan untuk mengetahui komposisi bahan yang sesuai untuk olahan stick. Komposisi yang diuji adalah takaran tepung yang digunakan yaitu perbandingan takaran tepung terigu dan tepung tapioka yang paling tepat.Dari hasil uji coba komposisi bahan yang paling sesuai untuk olahan stick kecombrang adalah tanpa penambahan tepung tapioka baik dari segi warna, rasa dan tingkat kerenyahan.  Stick kecombrang tanpa penambahan tepung tapioka memiliki warna yang lebih cerah dibanding dengan stick dengan penambahan tepung tapioka (Gambar 1). Dari tingkat kerenyahan, stick tanpa penambahan tepung tapioka juga lebih renyah karena stick kecombrang dengan penambahan tepung tapioka lebih keras ketika digigit. Dari hasil uji pendahuluan pembuatan stick kecombrang diketahui bahwa komposisi yang paling baik adalah tanpa penambahan tepung tapioka.                                    A                                                           B Gambar 1. Hasil Olahan bunga kecombrang menjadi Stick Kecombrang A. Tanpa penambahan tepung tapioka   B. Dengan penambahan tepung tapioka Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecombrang banyak mengandung antioksidan. Hasil penelitian oleh Asmah dan Yan (2010) menyatakan bahwa bunga kecombrang (Etlingera elatior, Jack) dalam keadaan segar memiliki kandungan antioksidan sebesar 1,45% sedangkan dalam keadaan kering (menggunakan pengeringan freeze-dried) sebesar 11,80%.  Hasil penelitian Naufalin et all (2011) menunjukkan bahwa kandungan antioksidan hasil ekstraksi tanaman kecombrang (Etlingera elatior, Jack) pada bunga 61,61-83,17%, pada batang 57,42%-84,65%, pada daun antara 40,64-60,40%, rimpang antara 58,40-69,66%, hal ini menunjukkan bahwa bunga dan batang mempunyai senyawa bioaktif yang mampu berperan e-ISSN 2829-3134                                      Vol 1, No. 1 (2021)  p-ISSN 2829-419X   133  sebagai antioksidan lebih banyak daripada daun dan rimpang. Kandungan senyawa antioksidan batang dan bunga kecombrang memiliki potensi yang tinggi sebagai bahan pangan fungsional Sosialisasi Olahan Stick Kecombrang Kegiatan sosialisaasi dilaksanakan di rumah ketua Kelompok Wanita Tani AL-ikhsan. Kegiatan sosialisasi dihadiri 20 orang dari Kelompok Wanita Tani AL-ikhsan dan PKK,   5 orang yang merupakan anggota penyuluh pertanian dan 2 orang Bintara Pembina Desa kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu (Gambar. 2). Kegiatan sosialisasi, anggota Kelompok Wanita Tani AL-ikhsan dan PKK diedukasi mengenai manfaat bunga kecombrang, ragam olahan pangan berbahan baku kecombrang dan bagaimana pengolahannya agar bisa meningkatkan nilai dari kecombrang tersebut. Materi dan informasi yang diperoleh peserta dari kegiatan sosialisasi menjadi bekal bagi para peserta untuk berinovasi dalam mengembangkan olahan tanaman kecombrang.     Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar dilihat dari keseriusan mereka memperhatikan penyampaian atau pemaparan materi. Setelah pemaparan mengenai kecombrang dan bagaimana cara pengolahannya, dibuka sesi tanya jawab untuk memfasilitasi pertanyaan dari peserta. Sesi tanya jawab bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai materi yang disampaikan. Pertanyaan tersebut adalah : 1. Apa itu Stick kecombrang? e-ISSN 2829-3134                                      Vol 1, No. 1 (2021)  p-ISSN 2829-419X   134  2. Kenapa bahan bakunya kecombrang? 3. Apakah sulit membuat Stick kecombrang? 4. Apakah stick kecombrang tahan lama? 5. Bagaimana proses pembuatannya? Pendampingan Pembuatan Stick Kecombrang Pendampingan pembuatan stick kecombrang bertujuan untuk memastikan apakah peserta paham dengan materi yang disampaikan. Pendampingan ini juga bertujuan agar peserta mampu membuat stick kecombrang, sehingga dapat dijadikan sebagai modal ilmu untuk membuka usaha yang baru bagi peserta yang berminat. Dengan kegiatan ini juga diharapkan masyarakat setempat terbantu dalam meningkatkan kesejahteraan dengan memasarkan stick kecombrang.  Gambar 3. Pendampingan Pembuatan Stick Kecombrang Kesimpulan dan Saran Tanaman kecombrang merupakan tanaman semak bahkan dianggap gulma oleh masyarakat. Pemanfaatan bunga kecombrang menjadi olahan pangan seperti stick kecombrang dapat meningkatkan nilai tanaman kecombrang. Olahan stick kecombrang diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk usaha kreatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.    e-ISSN 2829-3134                                      Vol 1, No. 1 (2021)  p-ISSN 2829-419X   135  Daftar Pustaka Asmah, R. dan Yan, S. W. (2010). Comparison of Total Phenolic Contents and Antioxidant Activities of Turmeric Leaf, Pandan Leaf and Torch Ginger Flower. Malaysia: International Food Research Journal, 17: 417-423.  Hudaya, A., 2010. Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) sebagai Pangan Fungsional terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. [Skripsi]. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.  Naufalin, R. 2005. Kajian Sifat Antimikroba Bunga Kecombrang terhadap Berbagai Mikroba Patogen dan Perusak Pangan. [Disertasi]. Bogor. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.  Nuraini, Dini Nuris. 2014. Aneka Manfaat Bunga untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava Media.   Valianty K. 2002. Potensi Antibakteri Minyak Bunga Kecombrang. [Skripsi]. Purwokerto: Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman.  

Pengembangan Potensi Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Melalui Diversifikasi Olahan Pangan di Desa Simatohir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

https://jurnal.fp.uns.ac.id/index.php/pengmas/article/download/1958/1267

Pengembangan Potensi Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Melalui Diversifikasi Olahan Pangan di Desa Simatohir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Faculty of Agriculture, Universitas Sebelas Maret (Publishing Systems)