Potensi Ekstrak Faloak (Sterculia quadrifida) terhadap Faktor Transkripsi Interferon Regulatory Factor - 1 (IRF-1) sebagai Terapi Kanker Serviks dengan Pendekatan In Silico.

Abstract

Kanker serviks merupakan suatu keganasan yang berkembang di serviks wanita, yaitu pintu masuk menuju rahim dari vagina. Saat ini kanker serviks menduduki peringkat ke-5 terjadinya kanker secara global. Hampir semua kanker serviks (99%) terkait dengan infeksi Human papilloma Virus (HPV), terutama sub tipe 16 dan 18. Sulitnya mendeteksi karsinoma in situ menjadi salah satu alasan tingginya insiden kanker serviks. Pada saat seseorang terinfeksi HPV, protein E7 pada permukaan HPV akan berikatan dengan IRF-1 sehingga menghambat respon awal dari sistem imun dan menghambat Natural Killer (NK) sehingga proses apoptosis tidak terjadi pada sel yang terinfeksi. Oleh karena itu, IRF-1 penting untuk diteliti pada penyakit kanker karena menjadi salah satu target protein yang berperan besar dalam pengobatan kanker. 5-Fluorouracil merupakan salah satu agen kemoterapi yang digunakan dalam pengobatan kanker, namun kurang efektif jika hanya diberikan 1 jenis kemoterapi dan juga memiliki beberapa efek samping dalam penggunaannya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui adanya interaksi antara protein target IRF-1 dengan bahan aktif yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan faloak (Sterculia quadrifida). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sekunder dengan mengambil sampel dari database PDB dan PubChem yang dilakukan secara in silico. Seleksi senyawa aktif pada faloak dilakukan dengan uji potensial biologis dan bioavailabilitas oral. Selanjutnya, dilakukan uji Swiss Target Prediction untuk mengetahui prediksi ikatan antara ligan dengan protein target. Senyawa aktif yang telah memenuhi kriteria akan dilakukan molecular docking menggunakan software PyRx dan dilakukan visualisasi menggunakan software PyMOL. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa senyawa aktif dari Sterculia quadrifida yang dapat berikatan dengan protein IRF-1 yaitu quercetin, luteolin, dan kaempferol. Nilai binding affinity dari kompleks ikatan senyawa aktif Sterculia quadrifida dengan protein IRF-1 menunjukkan angka yang lebih stabil jika dibandingkan dengan ligan kontrol yaitu 5-Fluorouracil. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa senyawa aktif quercetin, luteolin, dan kaempferol yang terdapat pada Sterculia quadrifida memiliki potensi sebagai agen kokemoterapi pada kanker serviks melalui ikatannya dengan protein IRF-1 secara in silico

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions