ABSTRAK
Transpotasi dan kehidupan perkotaan merupakan suatu aspek yang saling
berkaitan, karena transportasi memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap semua aspek
kehidupan masyarakat kota. Angkutan umum perkotaan merupakan tulang punggung
pergerakan masyarakat, dimana kota yang baik dan sehat dapat ditandai dengan melihat
kondisi sistem angkutan umum perkotaannya. Pertumbuhan jumlah penduduk Kota
Bandung yang terus meningkat seiring dengan lajunya aktivitas perjalanan menuntut
ketersediaan sarana transportasi angkutan umum sebagai penunjang kegiatan
masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah. Hal ini disebabakan karena
sebagian besar masyarakat perkotaan yang berpenghasilan menengah ke bawah akan
menggunakan angkutan umum untuk menunjang kegiatan sehari-hari sehingga mobilitas
jasa angkutan umum ini sangat dirasakan penting keberadaannya.
Peningkatan dan fluktuasi jumlah penumpang pada trayek Ledeng-Leuwipanjang
di Kota Bandung khususnya kelas ekonomi menyebabkan jumlah armada angkutan umum
bis Damri yang beroperasi menjadi tidak efektif dan efisien seperti pada jam-jam tertentu
(jam sibuk dan jam tidak sibuk), karena banyaknya jumlah penumpang pada waktu
tertentu tidak diimbangi dengan banyaknya jumlah armada sehingga faktor pengisiannya
menjadi tinggi. Tingginya faktor pengisian penumpang angkutan umum bis Damri kelas
ekonomi pada jalur II ini menyebabkan kerugian bagi penumpang karena mempengaruhi
faktor kenyamanan, keamanan, dan efisiensi waktu. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
penelitian mengenai penentuan jumlah armada optimal berdasarkan rentang waktu yang
sesuai dengan tingkat kebutuhan penumpang sehingga menguntungkan bagi pihak
operator dan dapat melayani penumpang dengan tingkat pelayanan yang diinginkan.
Terkait dengan tujuan di atas, maka dilakukan beberapa tahapan untuk
menentukan jumlah armada optimal berdasarkan fluktuasi jam sibuk (peak hour) dan jam
tidak sibuk (off peak hour) baik pada hari kerja maupun hari libur. Tahapan yang
dimaksud yaitu identifikasi produksi penumpang (load factor) berdasarkan segmensegmen
dalam satu lintasan,
identifikasi biaya
operasi kendaraan hingga
titik
impas
(LFBE),
dan perhitungan
jumlah
armada optimal.
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat ditentukan jumlah armada bis Damri
kelas ekonomi optimal yang dilihat dari fluktuasi jam-jam tertentu. Untuk jam-jam sibuk
(peak hour) pada hari kerja kebutuhan jumlah armada bis Damri harus ditambah baik
pada arus pergi maupun arus pulang. Sedangkan pada jam tidak sibuk (off peak hour)
kebutuhan jumlah armada tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jam sibuk.
Untuk hari libur, kebutuhan jumlah armada tidak begitu dipengaruhi oleh dominasi jamjam
sibuk seperti pada hari
kerja, hal
ini dikarenakan
pergerakan
masyarakat pada
hari
libur
tidak tergantung
oleh
kegiatan rutin seperti
bekerja dan bersekolah. Selain itu juga
kebutuhan
jumlah
armada
bis Damri kelas ekonomi
sedikit lebih besar pada arus pulang
dibandingkan dengan arus pergi baik pada hari kerja maupun hari libur. Dari hasil
analisis juga ditemukan beberapa alternatif pengalokasian jumlah armada seperti
berdasarkan jumlah maksimum dan minimum, serta peremajaan keseluruhan armada
menjadi ukuran bus sedang (3/4) dengan pertimbangan akan memperkecil time headway,
mempersingkat jarak tempuh, dan berdasarkan karakteristik jalan di Kota Bandung.
Selain itu dari temuan di lapangan, maka dapat direkomendasikan penambahan
prasarana pendukung guna menunjang kelancaran pengoperasian angkutan dan
kenyamanan penumpang seperti penambahan shelter/halte pada lokasi tertentu,
pengaturan time headway di ke dua terminal agar penumpang tidak terlalu lama
menunggu pada waktu keberangkatan, pengurangan deviasi koridor rute pada jam-jam
tertentu, serta peremajaan armada bis Damri kelas ekonomi yang notabene sudah
berusia di atas 10 tahun