POLA PENDIDIKAN ISLAM: SUATU KAJIAN HISTORIS TERHADAP PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) BENTAR DI KABUPATEN GARUT TAHUN 1967-1988

Abstract

Skripsi ini berjudul "Pola Pendidikan Islam: Suatu Kajian Historis Terhadap Pesantren Persis Bentar di Kabupaten Garut Tahun 1967-1988". Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai bagaimana pola pendidikan Islam yang diterapkan Pesantren Persis Bentar. Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi 3 pertanyaan penelitian, yaitu 1) bagaimana latar belakang berdirinya Pesantren Persis Bentar di Kabupaten Garut, 2) bagaimana kurikulum dan implementasi pendidikan Pesantren Persis Bentar tahun 1967-1988 dan 3) bagaimana gambaran kehidupan Pesantren Persis Bentar yang mencakup pondok, mesjid, kiai, santri, sarana pendidikan pesantren dan persepsi santri dan orang tua santri terhadap pendidikan Pesantren Persis Bentar. Skripsi ini menggunakan metode historis mengingat bahwa data dan fakta yang dibutuhkan berasal dari masa lampau, sehingga perlu diuji dan dianalisis tingkat kebenarannya agar kondisi yang terjadi pada masa lalu dapat tergambarkan dengan jelas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah heuristik, kritik serta penulisan dan interpretasi sejarah (historiografi). Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari pendekatan dan konsep-konsep ilmu pendidikan seperti kurikulum, metode, materi, evaluasi, jenjang pendidikan dan sebagainya. Kegiatan pengumpulan sumber dan data penelitian, selain menggunakan studi literatur, digunakan juga wawancara terhadap narasumber, baik pelaku maupun saksi sejarah. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa berdirinya Pesantren Persis Bentar di Kabupaten Garut dilatarbelakangi oleh lahirnya organisasi Persatuan Islam (Persis) cabang Garut. Selain membuka cabang, tokoh-tokoh Persatuan Islam seperti Komaruddin AS, Zaenuddin Masdiani, Syihabuddin dan Zamaluddin membuka Pesantren Persis Bentar. Pesantren Persis Bentar didirikan pada tahun 1967. Tujuan pendidikan pesantren adalah mencetak kader-kader mubaligh Persis yang mampu menyebarkan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, materi agama di pesantren masih tetap mendominasi. Dari sejak awal Pesantren Persis Bentar sudah menerapkan sistem penjenjangan kelas secara klasikal. Begitu pula dengan metode pengajaran di kelas tidak lagi menggunakan metode sorogan dan bandongan. Sistem evaluasi yang diterapkan sudah terencana. Seiring dengan masuknya unsur-unsur baru (modern) tersebut, Pesantren Persis Bentar dapat dikategorikan sebagai pesantren khalafi (pesantren modem). Meskipun demikian, unsur-unsur dari tradisi pesantren seperti pondok, mesjid, pengajaran kitab-kitab klasik, kiai dan santri masih tetap dipertahankan. Sarana penunjang pendidikan yang terdapat di Pesantren Persis Bentar adalah pondok, mesjid, madrasah (ruang kelas) dan perpustakaan. Pada tahun 1988 banyak perubahan dan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh Pesantren Persis Bentar terutama dalam kurikulum pendidikannya turut serta mempengaruhi orientasi pendidikan Pesantren. Dengan demikian, sampai tahun 1988, Pesantren Persis Bentar dapat dikatakan sebagai masa format awal dan pemapanan model pesantren yang diselenggarakan Persatuan Islam Cabang Garut dari mulai Diniyyah Ula, Tsanawiyyah, Tajhiziyyah sampai Muallimin

    Similar works