Adanya rasa sama-sama membutuhkan ruang cukup mempengaruhi terbentuknya Sistem keruangan di desa Kapencar. Hal lni merupakan bentul tuntutan utama keberlangsungan hidup masyarakat yang tinggal di desa lereng gunung yang cukup terpencil, Dari posisi desa pegunungan yang cenderung berpola mengelompok (cluster) masing-masing desa, kemandirian masing-masing desa menjadi prioritas utama dalam menyikapi kehidupan sehari-hari, Tema penelitian yang didiskusikan kali ini membahas tcntang bagaimana bentuk toleransi ruang yang terbentuk oleh masyarakat desa pegunungan yang dituntut dapat hidup mandiri dalam satu desa
Dengan penelitian kualitatif fenomenologis dapat di lihat pengaruh kuat posisi desa yang berada di alam lereng gunung terhadap kebutuhan rasa toleransi , sehingga terekspresi pada setting ruang desa. Salah satu hasil penelitian yang holistik ini dapat ditemukan beberapa ragam alasan dan bentuk toleransi ruang.
Beberapa temuan bentuk toleransi keruangan terwujud dari adanya rasa podho-podho butuh(sama sama membutuhkan) baik butuh air, tempat menjemur tembakau maupun butuh jalan, dengan adanya rasa saling membutuhkan tersebut terbentuk adanya rasa perlunya saling menolong dan perlunya saling tolerans