NUWUR KUKUWUNG RANU

Abstract

Yayasan Puri Kauhan Ubud berkolaborasi dengan Institut Seni Indonesia Denpasar mementaskan “ Nuwur Kukuwung Ranu”. Sebuah pertunjukan seni dengan 136 penari, di pelataran Pura Sagara Danu Batur. "Nuwur Kukuwung Ranu", berasal dari bahasa Jawa Kuno. Nuwur berarti ‘mendatangkan’ atau ‘menjemput’, terutama merujuk makna mendatangkan tokoh yang dihormati. Kakuwung, dalam bahasa Jawa Kuno, kuwung-kuwung yang berarti pelangi, dimaknai sebagai momen awan yang indah bak pelangi yang membiaskan sinar di atas air jernih Danau Batur pada saat bulan purnama. Adapun Ranu, berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya danau. Danau adalah elemen penting dari enam elemen alam utama yang wajib dimuliakan manusia Bali. Pertunjukan yang kental nuansa ekologis ini lahir dari ruang pemaknaan atas keistimewaan Danau Batur yang dalam konteks peradaban Bali, disebut sebagai hulu dari sumber mata air Pulau Dewata. Pagelaran “Nuwur Kukuwung Ranu” adalah jalan penghormatan dan pemuliaan atas keindahan Danau Batur yang menghidupi Pulau Bali. Oleh karena itu, pementasan “Nuwur Kukuwung Ranu” dapat dimaknai sebagai mendatangkan bias-bias sinar kejernihan dari danau, dengan tujuan penghormatan, pemuliaan, dan pengharapan agar kelestarian danau senantiasa dapat terjaga. Pagelaran ini merupakan rangkaian program Sastra Saraswati Sewana 2022 “Toya Uriping Bhuwana Usadhaning Sangaskara”. Air Sumber Kehidupan dan Penyembuh Peradaban. Selain pertunjukan seni, ditampilkan juga pameran program pelestarian Danau Batur yang dibuka sejak tanggal 13 Mei 2022. Pertunjukan seni juga akan direspon oleh tujuh pelukis yang akan melakukan Live Painting. Ketujuh pelukis tersebut adalah, I Wayan Setem; I Made Sumadiyasa, I Wayan Karja, Made Wiradana, I Wayan Sujana (Suklu), Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, dan Putu Sutawijaya

    Similar works