slides

STUDI KASUS TENTANG EKSPRESI EMOSI PADA ANAK AGRESIF KELAS II DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan ekspresi emosi anak agresif kelas II di SLB E Prayuwana Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu orang anak. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dengan triangulasi. Adapun analisis data dengan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda saat mengalami beberapa pola emosi. Ekspresi verbal secara tulisan tidak ditunjukkan anak selama penelitian ini. Ekspresi verbal secara lisan juga tidak ditampakkan subjek, sebab subjek tidak pernah membicarakan tentang emosi yang dialami. Subjek hanya berkata keras dan kasar untuk meluapkan emosinya. Ekspresi nonverbal yang berupa ekspresi wajah, subjek menunjukkan sorot mata yang tajam, kening sedikit berkerut dan mulut terbuka saat sedang marah. Mata terlihat antusias dan mulut terbuka lebar saat subjek senang. Kening berkerut serta tatapan tidak melihat lawan bicara ketika mengalami ketakutan. Ekspresi vokal yang ditunjukkan subjek berupa intonasi yang tinggi, kadang artikulasi jelas didengar dan kadang tidak jika subjek mengalami emosi marah dan senang. Intonasi kadang meninggi kadang rendah serta suara bergetar jika subjek sedih. Perubahan fisiologis pada subjek ditunjukkan dengan keringat dan nafas yang terengah-engah saat marah dan senang. Muka memerah, berkeringan dan jantung berdebar-debar ketika subjek takut. Terkadang muncul air mata terkadang tidak saat subjek sedih. Ekspresi gerak tubuh yang tampak pada diri subjek meliputi tangan yang terus memukul atau melempar, dan kaki yang terus menendang saat subjek marah. Tangan bergerak-gerak ke udara sedangkan kaki menghentak-hentak lantai apabila subjek sedang senang. Stimulus yang menimbulkan pola emosi senang adalah saat menganggu teman, provokasi subjek berhasil dan teman saling menganggu. Stimulus yang menimbulkan pola emosi marah jika subjek diintervensi perilakunya dan teman tidak mengikuti perintahnya. Stimulus yang mengiringi munculnya emosi takut apabila datangnya polisi ke sekolah dan diserang FJR Berdasarkan hasil penelitian ini, perkembangan emosi subjek berada di bawah rata-rata anak seusianya Kata kunci: ekspresi emosi, anak agresi

    Similar works