Penggunaan metode hisab dalam penentuan awal bulan islam di kalangan Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) Malang

Abstract

Dalam penentuan awal bulan Islam, Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan rukyat, namun sebagian pesantren yang berbasis nahdliyin ada yang menggunakan hisab, karena itu penting dilakukan penelitian mengenai realitas penggunaan hisab di kalangan pesantren NU, serta pilihan sikap dan alasan santri serta alumninya. Dalam penelitian ini diambil 2 pesantren NU di wilayah Malang sebagai lokus penelitian yakni pondok pesantren Miftahul Huda dan Roudlotul Muhsinin Al-Maqbul. Penelitian ini bertolak dari dua rumusan masalah. Pertama, mengapa kedua pesantren tersebut konsisten menggunakan metode hisab dalam penentuan awal bulan Islam?. Kedua, bagaimana pilihan sikap dan alasan santri serta alumni terhadap penggunaan metode hisab dalam penentuan awal bulan Islam di kedua pesantren tersebut?. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dilakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan teori pilihan rasional dan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Untuk mengartikulasikan realitas tersebut, data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Sedangkan pilihan sikap dan alasan santri dan alumni dipetakan dalam kategori-kategori teoritik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode hisab di kedua pesantren tersebut sudah berlangsung secara turun temurun berdasarkan 4 prinsip, yakni: prinsip menjaga kebersambungan sanad keilmuan, prinsip kewajiban mengamalkan ilmu, prinsip kepatuhan santri kepada kiai, dan prinsip istiqamah. Pilihan sikap santri pondok pesantren Miftahul Huda mengejawentah dalam heterogenitas dalam kategori sebagai berikut, yakni "patuh mutlak", "patuh kondisional", dan "patuh prismatik". Sedangkan pilihan sikap alumninya terpetakan menjadi 2 kategori, yakni "patuh mutlak" dan "patuh prismatik". Sedangkan di pondok pesantren Roudlotul Muhsinin Al-Maqbul, sikap santri dan alumninya homogen, yakni patuh mutlak. Alasan dibalik pilihan sikap santri dan alumni kedua pesantren tersebut adalah pertimbangan keuntungan yang bersifat non material. Hasil penelitian ini membawa implikasi teoritik terhadap teori pilihan rasional pada aspek alasan yang eksis di balik pilihan sikap seseorang, yakni bahwa alasan di balik pilihan sikap seseorang tidak hanya berupa pertimbangan keuntungan yang bersifat material semata sebagaimana dinyatakan dalam teori pilihan rasional, melainkan juga pertimbangan keuntungan yang bersifat non material

    Similar works