Penerapan metode problem solving pada keluarga pernikahan dini di Desa Perkebunan Suka Raja Kabupaten Asahan

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah penerapan metode problem solving pada keluarga yang menikah dini di Desa Perkebunan Sukaraja Kabupaten Asahan. Penyebab adanya pernikahan dini yaitu mengurangi dan meringankan ekonomi keluarga, sehingga pihak terutama perempuan akan terlepas dari biaya hidup orang tuanya. Penyebabnya adalah beragam, mulai dari pendidikan, cemburu buta, ekonomi, orang ketiga, selingkuh Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah permasalahan dalam keluarga dari pernikahan dini bagi pasangan suami istri di kehidupan sehari-hari di Desa Perkebunan Suka Raja Kabupaten Asahan. Langkah-langkah dalam menerapkan metode problem solving dari pernikahan dini di Desa Perkebunan Suka Raja Kabupaten Asahan, dan perubahan setelah adanya penerapan metode problem solving dalam pernikahan dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan metode yang tindakan lapangan, metode tindakan lapangan adalah metode dengan melakukan sesuatu dengan penerapan pemecahan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, observasi yang dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan diri atau berinteraksi pada kegiatan yang dilakukan oleh subyek dalam lingkungannya, mengumpulkan data secara sistematik dalam bentuk catatan lapangan dan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur Informan dalam penelitian ini adalah keluarga yang menikah dini yang ada di Desa Perkebunan Suka Raja Kabupaten Asahan, yang berjumlah 4 KK dari jumlah 47 KK yang ada di Desa Perkebunan Suka Raja Kabupaten Asahan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Perubahan diri pada keluarga yang menikah dini setelah dilakukan konseling problem solving mulai dari merumuskan masalah yang terjadi dengan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menentukan alternatif pemecahan, mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari pengambilan setiap alternatif, memilih alternatif yang baik, serta menguji akibat-akibat dari pengambilan keputusan.terdapat perubahan. Dari hasil penerapan konseling problem solving mulai dari siklus I belum terdapat perubahan karena belum dilakukan penerapan konseling problem solving, dimana pada penerapan konseling problem solving siklus I baik pertemuan I dan pertemuan II belum terdapat perubahan masih 20 %, pada siklus II pertemuan I (37 %) dan siklus II pertemuan II terjadi perubahan sekitar 80 %

    Similar works